Berita Malang Hari Ini

Juragan Sambal di Malang Masih Untung Selama Harga Cabai di Bawah Rp 50.000 per Kg

Penulis: Benni Indo
Editor: Yuli A
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Wali Kota Malang, Sutiaji, meninjau stand pameran sambal botol milik Heni Wardhani.

JURAGAN SAMBAL - Heni Wardhani memasok sambal bawang merah, bawang putih, sambal cumi asin, sambal kacang teri dan lainnya dalam kemasan botol. 

SURYAMALANG.COM, MALANG - Pengusaha sambal dalam kemasan botol dari Kota Malang, Heni Wardhani, mengingkatkan jumlah produksi di tengah naiknya harga cabai.

Dikatakannya, meskipun cabai merupakan bahan baku, namun kenaikan harga tersebut sudah ia antisipasi sejak dini.

Kenaikan harga cabai disebutnya wajar saat ini. Pasalnya, di waktu tertentu harga cabai juga bisa sangat murah. Nah, di momen tersebut, Heni bisa mendapatkan margin yang lebih tinggi.

Pendapatan tersebut dapat dimanfaatkan ketika harga cabai sedang tinggi seperti saat ini. 

Harga cabai saat ini sekitar Rp 38.000 per kilogram. Menurutnya, selama harga masih di bawah Rp 50 ribu, masuk kategori aman.

Justru yang menjadi perhatian adalah potensi marketing ketika di akhir tahun. Banyak warga mempersiapkan diri untuk berlibur. Ketika berlibur, wisatawan selalu mencari buah tangan atau menikmati kuliner.

Pelaku UMKM dari Kelurahan Pandanwangi Kecamatan Blimbing ini mengaku mengirim produk sambal botolnya hingga dua kali lipat. Ia mengirim produk ke beberapa toko ritel dan toko oleh-oleh di berbagai daerah di Jawa Timur. 

"Untuk saat ini jelang Nataru produksi meningkat karena seperti tokoh oleh-oleh permintaannya lebih tinggi, biasanya kirim sebulan sekali, sekarang dua kalinya,' ujarnya.

Ia juga mengirim ke tujuh ritel yang sudah kerjasama di Malang, Sidoarjo, dan Surabaya. Meningkatnya permintaan tersebut karena ini akan masuk momen libur akhir tahun.

Heni menjual berbagai jenis sambal. Ada 23 varian sambal yang ia jual. Setiap botol berisi 150 gram. 

Beberapa contoh variannya adalah sambal bawang merah, bawang putih, sambal cumi asin, sambal kacang teri dan lainnya. 

Damp yang cukup terasa akibat kenaikan harga cabai saat ini ialah ongkos produksi. Heni harus mengeluarkan biaya produksi lebih tinggi dibanding sebelumnya. Selain itu juga berdampak terhadap keuntungan yang diperoleh. 

"Terdampaknya pasti meningkatkan biaya produksi, secara margin keuntungan berkurang. Ketika cabai lagi mahal-mahalnya bisa berkurang sampai 20 persen, kalau sekarang belum terlalu mahal," katanya. 

Heni memiliki cara untuk menghadapi saat harga cabai mahal dan tidak menaikkan harga jual yang ada.

Ia melakukan perhitungan perencanaan Harga Pokok Penjualan (HPP) pertahun. Selain itu juga mengurangi stok produk dengan mengutamakan pesanan yang sudah masuk terlebih dahulu. 

"Kami kurangi produksinya, jadi satu bulan produksi sekitar 3.000 botol, yang terserap 2.000 botol, sisanya stok buat sewaktu-waktu kirim," ungkapnya.

Wali Kota Malang, Sutiaji meninjau stand pameran sambal botol milik Heni. 

Berita Terkini