SURYAMALANG.COM, - Alasan Aremania menolak keras Arema FC dibubarkan terlontar dari pernyataan mereka hari ini Selasa (31/1/2023) siang.
Ratusan Aremania yang mendengar Arema FC akan dibubarkan mendatangi Kandang Singa alias kantor Arema FC.
Di sana, perwakilan Aremania mengungkap sederet alasan mereka menolak keras Arema FC dibubarkan.
Dari sekian banyak alasan yang diungkap, Aremania menyinggung logo Arema FC yang menempel di dada para korban Tragedi Kanjuruhan.
Pada akhirnya, Aremania dan manajemen Arema FC duduk bersama di halaman Kandang Singa Jalan Mayjend Panjaitan No. 42 Kota Malang.
Dalam diskusi itu, mereka fokus membahas wacana Arema FC membubarkan diri.
Komisaris PT Arema Aremania Bersatu Berprestasi Indonesia (AABI), Tatang Dwi Arifianto, dan Manajer Tim Wiebie Dwi Andriyas turut hadir.
Udin salah satu pentolan Aremania yang bertindak sebagai pembawa acara membuka dialog untuk berdiskusi.
“Hari ini fokus saja dengan rumor yang beredar di media sosial bahwa Arema FC akan bubar, mau ini, mau itu,” ujar Udin mengutip Kompas.com.
Artikel Kompas 'Aremania Tolak Arema FC Dibubarkan: Arema Itu Harga Diri...'.
“Ini ada kesempatan, silakan utarakan semuanya di sini jangan dari omongan di belakang" lanjutnya.
"Jangan lewat media sosial. Karena suporter ya yang berangkat ke stadion" ujarnya lagi.
"Bukan yang hanya ngomong di medsos tapi hanya nonton di televisi,” tutur Udin menambahkan.
Dua wakil manajemen Arema FC kemudian mendengarkan satu per satu uneg-uneg dan keresahan Aremania.
Perwakilan Aremania itu dari berbagai korwil, termasuk beberapa dari luar Malang Raya.
Dari dialog tersebut Aremania juga satu suara mengecam perusakan kantor dan pembakaran logo Arema FC.
“Saya ke sini atas panggilan jiwa, bukan pesanan jiwa" tegas salah satu Aremania, Nanang.
"Karena apa? 135 teman-teman kita yang kehilangan nyawa, meninggal, di dadanya dan jiwanya ada logo Singa ini,” ujar Nanang lagi.
“Karena itu, saya bereaksi keras" katanya.
"Saya tidak menerima aksi yang dilakukan segelintir orang yang mengatasnamakan Aremania,” imbuh Nanang menegaskan.
Nanang mengecam keras aksi perusakan karena dianggap melenceng dari semangat usut tuntas Tragedi Kanjuruhan yang diusung Aremania.
“Melenceng! Yang perlu diusut itu siapa yang menembak" jelas Nanang.
"Siapa yang memerintahkan, lah kok klubnya yang disalahkan" imbuhnya lagi.
"Klub ini tidak tahu apa-apa. Sedangkan klub ini kondisinya sedang memprihatinkan,” kata Nanang dengan nada tinggi.
Selain itu, beberapa Aremania juga meminta supaya manajemen mengurungkan niat membubarkan tim.
Sebab, tim Arema FC dianggap sebagai simbol eksistensi Aremania dan Arek Malang.
“Jangan sampai dibubarkan" kata Aremania bernama Rio.
"Saya dan anak-anak siap turun ke jalan dengan baju biru berkeliling Kota Malang" jelas Rio lagi.
"Untuk menunjukan eksistensi suporter Arema,” imbuh Rio.
“Saya ke sana ke mari juga menggunakan lambang Arema, Arema itu harga diri,” tutur Rio.
Setelah dialog bersama, ratusan Aremania ini kemudian memasang kembali logo kepala singa mengepal yang sebelumnya dibakar.
Dengan penuh semangat, Aremania mengangkat dan memasang logo Arema FC sambil diiringi nyanyian.
Setelah itu, terdengar lantunan doa dari pengasuh Ponpes Darul Mustofa Gondanglegi, Romo Suroso.
Akibat keterbatasan tempat, manajemen Arema FC mengajak sekitar 20 orang perwakilan Aremania untuk duduk bersama di dalam kantor.
Di dalam kantor perwakilan Aremania dan manajemen melakoni pembicaraan yang lebih serius.
- Gak Jadi Bubar
Terpisah, Tatang Dwi Arfianto mengaku akan terus mempertahankan eksistensi Arema FC di Liga 1.
Itu artinya, pertimbangan pembubaran tim hingga keputusan melanjutkan Liga 1 akan dibicarakan oleh jajaran manajemen Arema FC.
"Saya meminta kepada direksi ke mas Iwan (Iwan Budianto) agar kita tetap eksis. Arema FC harus ada karena Aremania. Jadi Lanjutkan," ucapnya, Selasa (31/1/2023).
"Saya berterimakasih kepada Aremania yang hadir hari ini"
"Di sini kami (manejemen) kedatangan Aremania. Ya kami sambut"
"Ternyata Aremania ini solid. Saya senang dan bangga apalagi melihat logo ditempelkan kembali," ujar Tatang.
Sementara itu, Amin Aremania Jalur Gaza berharap kepada manajemen Arema FC tidak membubarkan Arema FC.
Baginya Arema FC sudah menjadi sebuah kebanggaan dan harga diri bagi Arek Malang dan Aremania.
"Saya hidup di luar kota, saya bangga ke Arema. Jangan sampai bubar. Apa yang kita banggakan sampai Arema FC bubar," ucapnya.
Amin sendiri merupakan Aremania Jalur Gaza yang tinggal di Kabupaten Pasuruan.
Amin pun meminta kepada manajemen Arema FC untuk tidak membubarkan Arema FC.
"Saya termasuk di Pasuruan. Tapi dengan bangganya dengan Arema. Mohon dicatat manajemen. Jangan sampai bubar. Apa yang diceritakan ke anak cucu kita nanti," tandasnya.
Update berita terbaru di Google News SURYAMALANG.com
(Rifky Edgar)