SURYAMALANG.COM|MALANG-Telah lahir Komunitas Pelajar Sejarah Tugu (Kopaja) dari tiga SMAN di kawasan Tugu Malang, yaitu SMAN 1,3 dan 4.
Komunitas baru ini dibina oleh guru sejarah di sekolah dan beranggotakan para siswanya.
Pada Sabtu (1/4/2023) dilakukan pemilihan ketua umum, ketua 1 dan 2. Dari hasil voting terpilih Erinda Amelya kelas 10 siswa SMAN 1.
Sebagai Ketua 1 adalah Dalida dari SMAN 3 dan Ketua 2 adalah Abizar dari SMAN 4.
"Alasan saya mengikuti Kopaja karena saya pada dasarnya senang sejarah dan ingin jadi arkeolog. Kan ini juga berkaitan dengan sejarah," jelas Erinda pada suryamalang.com usai acara.
Dengan bergabung di komunitas, ia akan mendapat ilmu dan pengetahuan baru untuk meraih impiannya.
"Sejak masuk SMA, saya sudah ingin ikut komunitas sejarah dan bisa bertemu teman-teman baru lainnya," tambahnya.
Dikatakan, di lingkungan SMAN 1 lebih condong ke sains. Sedang soshum masih kurang. Baik dari sisi guru dan kelasnya.
"Sehingga perlu koneksi di luar untuk belajar sejarah," jawabnya. Ia ingin setelah terpilih akan lebih mengenalkan komunitasnya ini di lingkungan sekolahnya. "Beberapa teman di kelas saya sudah gabung. Saya ingin mengajak teman lain di sekolah bahwa kegiatan di soshum itu juga seru dan asik yang tak kalah dengan kegiatan di sains," jawabnya.
Sedang pembina Kopaja dari SMAN 4 Malang yaitu guru sejarah bernama Intan Cahyaning Handayo menjelaskan, ide pendirian Kopaja ini karena ia meiihat di SMA sekarang memiliki pengetahuan yang berbeda-beda dengan adanya zonasi.
"Murid kita heterogen dari latar belakang yang bermacam-macam. Sehingga kita memfasilitasi anak-anak yang heterogen tapi punya minat tinggi dengan sejarah terfasilifasi dengan baik," jelas Intan.
Ada tiga sekolah yang terlibat yaitu SMAN 1, 3 dan 4 yan berada dalam satu komplek. Di tiga sekolah ini ada anak-anak tertentu yang minatnya di atas rata2 temannya pada sejarah.
Untuk membentuk ini relatif muda karena guru sejarah masuk dalam MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran) Sejarah. "Kebetulan kami yang di SMA Tugu adalah anggota MGMP. Awal komunikasinya ya disana dan kemudian baru mengajak siswanya," jelas dia.
Yang hadir di acara itu ada 64 siswa. Ia berharap berkembang lagi karena akan dikenalkan di sekolah masing-masing. Nanti program komunitas seperti belajar langsung di situs sejarahnya. Di Malang disebutnya sangat banyak. "Di sekitar sekolah saja sudah bersejarah karena merupakan tempat pendidikan zaman Belanda," kata Intan.
Juga ada Balaikota Malang yang pernah dibumi hanguskan saat agresi militer, Tugu, situs-situs sejarah seperti candi dan lain-lain. Bisa saja membuat kegiatan dengan mendatangkan narasumber.
"Juga pingin ada lomba membuat film pendek antar sekolah di luar SMA Tugu," tambahnya.
Acara peresmian Kopaja diisi dengan pemutaran film dokumenter pendek Hula Keta "Bukan Maluku Tanpa Sagu" yang diproduseri Dr Daya Negeri Wijaya, Ketua Departemen Sejarah Universitas Negeri Malang (UM).
Kepulauan Maluku dikenal sebagai lumbung komoditas rempah-rempah dunia pada abad perniagaan. Kenyataan historis tersebut membuat pelaut-pelaut dari Portugal dan Spanyol datang merapat ke sana.
Sagu justru memainkan peranan sentral yang membuat Spanyol maupun Portugal bertahan dua abad lantaran turut mengkonsumsi sagu sebagai pangan lokal setempat. Hal ini karena ketiadaan gandum.
Warga sampai sekarang membuat alat cetakan sagu dipasarkan di pasar-pasar di Maluku utara. Alat cetak panggang berbahan dasar tanah liat untuk membentuk saripati sagu. Abizar, siswa SMAN 4 Malang yang pernah ikut tugas ayahnya sebagai TNI AL disana juga merasakan makan sagu di sana.
"Awalnya ya merasa hambar. Tapi lama-lama enak saja," kata dia.
FX Domini BB Hera atau akrab dipanggil Sisco, produser pelaksana/sejarawan mengatakan berada di sana untuk pembuatan film dokumenter ini membuatnya tahu bahwa antar pulau disana saling support/mendukung.
Sebab bahan-bahannya berasal dari antar pulau. Sehingga semua berkembang. Sagu sebagai kontribusi karbohidrat utama.
Sedang nasi dimakan tertentu saja. Sehingga tidak dominan seperti di Jawa. Pada sagu putih bisa juga dimakan sambil dicelupkan pada teh manis. Toko-toko juga menjual sagu sebagaimana bahan pokok lainnya.