Berita Malang Hari Ini

Pemkab Malang Komitmen Kurangi Sampah Plastik dari TPA Paras, Ini Program yang Dijalankan

Penulis: Benni Indo
Editor: Dyan Rekohadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Wakil Bupati Malang, Didik Gatot Subroto bersama perwakilan Alliance to End Plastic Waste bertemu di Pendopo Kabupaten Malang, Kamis (11/1/2024). Mereka saling bertukar cendera mata setelah menjalin kesepakatan untuk mengurangi volume sampah plastik di Kabupaten Malang mulai 2024.

SURYAMALANG.COM, MALANG - Pemerintah Kabupaten Malang memulai tahap pertama program Bersih Indonesia: Eliminasi Sampah Plastik.

Program ini akan memberikan manfaat bagi satu juta penduduk dengan layanan pengelolaan sampah yang baru.

Program ini adalah kerjasama antara Pemkab Malang, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, dan Alliance to End Plastic Waste.

Program ini bertujuan menciptakan sistem berkelanjutan yang layak secara komersial dan direplikasi di seluruh Indonesia.

Wakil Bupati Malang, Didik Gatot Subroto menjelaskan program tersebut sangat dibutuhkan Pemkab Malang yang memiliki tantangan mengatasi sampah plastik.

Sampah plastik di Kabupaten Malang pada 2023 lalu tercatat mencapai 200 ribu ton.

Pengelolaan sampah plastik harus maksimal agar bisa melindungi lingkungan, sekaligus bisa menambah pemasukan ekonomi masyarakat.

Saat ini dikelola UPT, ke depan dicoba ditingkatkan ke BLUD, artinya ada target kemandirian.

Kesiapan infrastruktur dan ketenagaanya juga disiapkan. Pembangun infrastrukturnya basisnya di Paras .

"Bagaimana sampah plastik terpisah dari rumah, dibawa ke Paras, lalu ada teknologi yang memisahkan. Kalau itu bisa kami lakukan, ke depan, bisa mengurangi jumlah sampah plastik di Kabupaten Malang," ujar Didik, Kamis (11/1/2024).

Di sisi lain, Didik juga menyerukan adanya kesadaran dari masyarakat untuk bisa memilah sampah dari rumah.

Pemilahan sampah sangat penting sebagai tahapan pengelolaan berkelanjutan.

Selain rumah tangga, pemilahan sampah juga dikehendaki di tempat industri umum maupun pariwisata.

Pemilahan plastik bisa membantu secara ekonomi sehingga plastik itu dikelola semaksimal mungkin.

Ada beberapa desa di Kabupaten Malang yang bekerjasama dengan pengobatan, ontohnya di Lawang dan Singasari.

"Para pokja ini bekerjasama dengan Poli. Mereka menerima sampah plastik, ditukarkan dengan pembiayaan," ungkapnya.

Melalui tahap pertama program Bersih Indonesia, dua Material Recovery Facilities (MRF) dan dua stasiun transfer akan dibangun dalam dua tahun ke depan.

Dengan pembangunan ditargetkan dimulai pada kuartal kedua 2024.

Pada kuartal keempat 2024, MRF pertama yang dibangun di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Paras akan selesai dibangun, sekaligus mengawali pengenalan layanan pengumpulan sampah rumah tangga BLUD yang terjangkau dan berbayar. 

Setelah kapasitas operasional dari tahap pertama program sepenuhnya tercapai, ditargerkan sekitar satu juta penduduk akan mendapatkan manfaat dari layanan pengelolaan sampah menyeluruh yang baru dan lebih unggul.

Lebih dari 230.000 rumah tangga di 170 desa akan diikutsertakan dalam peluncuran layanan ini.

Pemkab Malang juga akan menjangkau lebih dari 1.400 lapangan kerja lokal akan tercipta.

Serta sekitar 140.000 ton sampah padat kota akan dikumpulkan dan diproses setiap tahunnya, termasuk hingga 20.000 ton sampah plastik. 

"Jumlah ini diperkirakan akan meningkat seiring dengan meningkatnya pemilahan sampah di sumber dan tersedianya opsi daur ulang lokal," tegas Didik.

Jacob Duer, Presiden dan CEO Alliance to End Plastic Waste, mengatakan, Indonesa harus menunjukan komitmen pengelolaan sampah yang maksimal.

Indonesia adalah negara terbesar di ASEN sehingga program penanganan sampah bisa menjadi perwujudan terhadap kepedulian negara di tingkat internasional.

Sebagai negara dengan ekonomi terbesar di ASEAN, komitmen Indonesia terhadap target eliminasi sampah plastik yang tinggi merupakan indikasi kepemimpinan yang ditunjukkan dalam persaingan global untuk mengurangi polusi sampah plastik.

Melalui upaya kolaboratif antara pemerintah pusat, pemerintah provinsi, dan sektor swasta, Bersih Indonesia bertujuan menghadirkan model solusi dengan risiko yang lebih rendah.

Potensi ekonomi juga bisa dikembangkan di sekotr ini.

Alliance to End Plastic Waste yang selama ini bergerak di misi pengurangan sampah, telah mendorong lebih dari 70 persen perusahaan di seluruh rantai nilai plastik lebih peduli dengan komunitas lokal.

"Bersama-sama kami bekerja untuk mencapai solusi yang layak secara ekonomi, bermanfaat bagi lingkungan, dan bertanggungjawab sosial. Yang berpotensi menjadi percontohan bagi berbagai proyek pengelolaan sampah yang berkesinambungan secara finansial bagi masyarakat pra-sejahtera dan di negara berkembang lainnya," tegasnya.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Malang, Tito Fibrianto Hadi Prasetya mengatakan salah satu faktor yang menjadi tantangan dalam isu polusi plastik di Indonesia adalah kurangnya layanan pengelolaan sampah secara menyeluruh.

Program yang dijalankan sekarang menjadi optimisme tersendiri untuk mengatasi tantangan yang ada. 

"Kami berharap warga Kabupaten Malang mendukung inisiatif Bersih Indonesia dengan membayar iuran yang tidak hanya digunakan untuk membuang sampah rumah tangga dengan aman, tetapi juga disalurkan untuk pengembangan fasilitas pengelolaan dan daur ulang sampah yang lebih maju," paparnya.

Tito pun menyadari, perubahan perilaku di tingkat masyarakat akan memerlukan waktu yang tidak sebentar.

Ada keyakinan tersendiri bahwa suatu saat masyarakat bisa berubah.

"Meskipun perubahan perilaku ini akan memerlukan waktu, namun pada akhirnya akan bermanfaat bagi seluruh masyarakat dengan menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan sehat untuk semua," tutupnya.



Berita Terkini