Berita Malang Hari Ini

Perayaan Imlek di Klenteng Eng An Kiong Malang akan Berlangsung Sederhana, Ini Alasannya

Penulis: Benni Indo
Editor: Dyan Rekohadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pengelola Klenteng Eng An Kion Malang sedang melakukan aktivitas bersih-bersih jelang Imlek 2024, Senin (5/2/2024)

SURYAMALANG.COM, MALANG - Perayaan Imlek 2024 di Klenteng Eng An Kiongkota Malang dipastikan tak akan semeriah tahun sebelumnya.

Kemeriahan Tahun Naga Kayu yang jatuh pada 2024 akan digelar sesederhana mungkin.

Hal itu dilakukan karena waktu Imlek beririsan dengan pelaksanaan Pemilihan Umum pada 14 Februari 2024.

Bagian Humas Klenteng Eng An Kiong, Luluk Indraningsih menjelaskan, Imlek tahun ini digelar tanpa kemeriahan Open House, Wayang Potehi, dan Lontong Cap Go Meh.

Pada tahun-tahun sebelumnya, panitia menyediakan 2.500 porsi untuk Lontong Cap Go Meh.

"Karena memasuki masa tenang jelang coblosan, kami menghormatinya. Jadi perayaan tahun ini sederhana saja," ujar Luluk.

Kemeriahan Imlek akan kembali pada 2025.

Luluk mengajak masyarakat ikut bersabar dengan kondisi saat ini.

Ia juga menginginkan masyarakat bisa turut aktif menjaga kondusifitas jelang Pemilu.

"Jadi kita harus betul-betul bersabar sekali. Kita harus bisa mendukung agar Pemilu berjalan damai," katanya.

Budi Widjaja, warga Tionghoa yang selalu merayakan Imlek berpendapat perayaan kali ini yang berlangsung sederhana bisa dipahami.

Meskipun berlangsung secara sederhana, namun tidak menutup makna Imlek itu sendiri. 

Berkumpul dengan keluarga, bercerita, makan bersama adalah kegiatan yang selalu ditunggu-tunggu saat Imlek.

Di sisi lain, Budi menilai Imlek pada tahun ini sangat spesial karena bersamaan dengan momen Pemilu.

Ia berharap, pemimpin yang terpilih nanti bisa memiliki jati diri dalam makna Tahun Naga Kayu.

"Tahun Naga Kayu diyakini bisa memberikan dorongan ekonomi, kemajuan, dan kelimpahan. Tahun ini akan ada banyak peluang yang bisa diambil. Tapi memang euforianya menjadi kurang," katanya.

Budi bercerita, momen berkumpul dengan keluarga sangat ditunggu-ditunggu.

Para orang tua selalu mempersiapkan angpao untuk anak-anak yang belum menikah.

Bagi anggota keluarga yang belum menikah, Imlek selalu menyenangkan karena mereka dapat angpao.

"Tapi saat ini saya yang harus memberikan kepada mereka," katanya diikuti tawa.

Menurut Budi, perayaan Imlek adalah tradisi leluhur mereka. Imlek bukanlah kegiatan keagamaan, sehingga orang Tionghoa dengan latar belakang apapun bisa merayakannya.

Perayaan itu menjadi medium yang menjaga hubungan antara leluhur dengan generasi berikutnya.

"Itu perayaan budaya, kita tersambung dengan leluhur atau nenek moyang karena di belahan bumi manapun, orang selalu pulang ketika Imlek," ujarnya.

 

Berita Terkini