SURYAMALANG.COM - Simak bacaan surat pendek untuk Sholat Witir tiga rakaat setelah sholat tarawih saat Ramadhan 2024 menurut hadist sahih.
Sebagai informasi, sholat witir merupakan sholat sunnah ganjil yang dilakukan setelah melaksanakan sholat lainnya seperti sholat Tahajud atau sholat tarawih.
Adapun hukum Sholat Witir dijelaskan dalam hadist Aisyah radhiallahu ‘anha menerangkan tentang salatnya Rasul di bulan Ramadhan,
“Rasul tidak pernah salat malam lebih dari 11 raka'at, baik di bulan Ramadhan maupun di luar Ramadhan, yaitu dia salat 4 raka'at, maka jangan engkau tanya tentang bagus dan lama salatnya, kemudian dia salat 4 raka'at lagi, maka jangan engkau tanya tentang bagus dan lama salatnya, kemudian dia salat witir 3 raka'at.” (Hadits riwayat Bukhori 2/47, Muslim 2/166)
Demikian juga dengan hadits Ali Radhiyallahu ‘anhu, “Witir tidaklah wajib sebagaimana salat fardhu. Akan tetapi ia adalah sunnah yang ditetapkan oleh Rasulullah SAW".
Jumlah rakaat sholat witir yang dianjurkan adalah tiga rakaat, terdiri dari dua rakaat satu salam dan satu rakaat satu salam.
Lantas apa bacaan surat pendek sholat witir?
Baca juga: Jadwal Buka Puasa Malang Hari Ini Selasa 12 Maret 2024: Kota Malang, Batu, Blitar, Kediri, Surabaya
Mengutip buku berjudul "30 Fatwah Seputar Ramadhan" karya Syekh Athiyya Shaqar, Syekh DR. Yusuf Al-Qaradhawi, Syekh DR. Ali Jum'ah yang diterjemahkan oleh Ustadz Abdul Somad (UAS), sebagai berikut:
"Pada shalat Witir, Rasulullah Saw membaca surat al-A’la pada rakaat pertama, surat al-Kafirun pada rakaat kedua, surat al-Ikhlas, al-Falaq dan an-Nas pada rakaat ketiga.
Imam Nawawi berkata:
“Semua yang kami sebutkan ini berdasarkan hadits-hadits yang shahih dan selainnya adalah hadits-hadits masyhur”.
Surat Al A'la (rakaat pertama)
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
1. سَبِّحِ اسْمَ رَبِّكَ الْاَعْلَىۙ
sabbiḥisma rabbikal-a'lā
Sucikanlah nama Tuhanmu Yang Mahatinggi,
2. الَّذِيْ خَلَقَ فَسَوّٰىۖ
allażī khalaqa fa sawwā
Yang menciptakan, lalu menyempurnakan (ciptaan-Nya).
3. وَالَّذِيْ قَدَّرَ فَهَدٰىۖ
wallażī qaddara fa hadā
Yang menentukan kadar (masing-masing) dan memberi petunjuk,
4. وَالَّذِيْٓ اَخْرَجَ الْمَرْعٰىۖ
wallażī akhrajal-mar'ādan
Yang menumbuhkan rerumputan,
5. فَجَعَلَهٗ غُثَاۤءً اَحْوٰىۖ
fa ja'alahụ guṡā`an aḥwā
lalu dijadikan-Nya (rumput-rumput) itu kering kehitam-hitaman.
6. سَنُقْرِئُكَ فَلَا تَنْسٰىٓ ۖ
sanuqri`uka fa lā tansā
Kami akan membacakan (Al-Qur'an) kepadamu (Muhammad) sehingga engkau tidak akan lupa,
7. اِلَّا مَا شَاۤءَ اللّٰهُ ۗاِنَّهٗ يَعْلَمُ الْجَهْرَ وَمَا يَخْفٰىۗ
illā mā syā`allāh, innahụ ya'lamul-jahra wa mā yakhfā
kecuali jika Allah menghendaki. Sungguh, Dia mengetahui yang terang dan yang tersembunyi.
8. وَنُيَسِّرُكَ لِلْيُسْرٰىۖ
wa nuyassiruka lil-yusrā
Dan Kami akan memudahkan bagimu ke jalan kemudahan (mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat),
9. فَذَكِّرْ اِنْ نَّفَعَتِ الذِّكْرٰىۗ
fa żakkir in nafa'atiż-żikrā
oleh sebab itu berikanlah peringatan, karena peringatan itu bermanfaat,
10. سَيَذَّكَّرُ مَنْ يَّخْشٰىۙ
sayażżakkaru may yakhsyā
orang yang takut (kepada Allah) akan mendapat pelajaran,
11. وَيَتَجَنَّبُهَا الْاَشْقَىۙ
wa yatajannabuhal-asyqā
dan orang-orang yang celaka (kafir) akan menjauhinya,
12. الَّذِيْ يَصْلَى النَّارَ الْكُبْرٰىۚ
allażī yaṣlan-nāral-kubrā
(yaitu) orang yang akan memasuki api yang besar (neraka),
13. ثُمَّ لَا يَمُوْتُ فِيْهَا وَلَا يَحْيٰىۗ
ṡumma lā yamụtu fīhā wa lā yaḥyā
selanjutnya dia di sana tidak mati dan tidak (pula) hidup.
14. قَدْ اَفْلَحَ مَنْ تَزَكّٰىۙ
qad aflaḥa man tazakkā
Sungguh beruntung orang yang menyucikan diri (dengan beriman),
15. وَذَكَرَ اسْمَ رَبِّهٖ فَصَلّٰىۗ
wa żakarasma rabbihī fa ṣallā
dan mengingat nama Tuhannya, lalu dia salat.
16. بَلْ تُؤْثِرُوْنَ الْحَيٰوةَ الدُّنْيَاۖ
bal tu`ṡirụnal-ḥayātad-dun-yā
Sedangkan kamu (orang-orang kafir) memilih kehidupan dunia,
17. وَالْاٰخِرَةُ خَيْرٌ وَّاَبْقٰىۗ
wal-ākhiratu khairuw wa abqā
padahal kehidupan akhirat itu lebih baik dan lebih kekal.
18. اِنَّ هٰذَا لَفِى الصُّحُفِ الْاُوْلٰىۙ
inna hāżā lafiṣ-ṣuḥufil-ụlā
Sesungguhnya ini terdapat dalam kitab-kitab yang dahulu,
19. صُحُفِ اِبْرٰهِيْمَ وَمُوْسٰى
ṣuḥufi ibrāhīma wa mụsā
(yaitu) kitab-kitab Ibrahim dan Musa.
Surat Al Kafirun (rakaat kedua)
قُلْ يَٰٓأَيُّهَا ٱلْكَٰفِرُونَ .1
qul yā ayyuhal-kāfirụn
Katakanlah: “Hai orang-orang kafir,
لَآ أَعْبُدُ مَا تَعْبُدُونَ .2
lā a’budu mā ta’budụn
Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah.
وَلَآ أَنتُمْ عَٰبِدُونَ مَآ أَعْبُدُ .3
wa lā antum ‘ābidụna mā a’bud
Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah.
وَلَآ أَنَا۠ عَابِدٌ مَّا عَبَدتُّمْ .4
wa lā ana ‘ābidum mā ‘abattum
Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah,
وَلَآ أَنتُمْ عَٰبِدُونَ مَآ أَعْبُدُ .5
wa lā antum ‘ābidụna mā a’bud
dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah.
لَكُمْ دِينُكُمْ وَلِىَ دِينِ .6
lakum dīnukum wa liya dīn
Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku”.
Surat al-Ikhlas, al-Falaq dan an-Nas (rakaat ketiga)
- Surat Al Ikhlas
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. قُلْ هُوَ اللهُ اَحَدٌ. اَللهُ الصَّمَدُ. لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْ. وَلَمْ يَكٌنْ لَهُ كُفُوًا اَحَدٌ
Bismillaahirrohmaanirrohiim. Qul huwallahu ahad, allahu somad, lam yalid wa lam ylad, wa lam yakul lah kufuwan ahad
Artinya, “Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang. Katakanlah, ‘Dialah yang maha esa. Allah adalah tuhan tempat bergantung oleh segala sesuatu. Dia tidak beranak dan tidak diperanakkan. Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan-Nya."
- Surat Al Falaq
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. قُلْ اَعُوْذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ. مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ. وَمِنْ شَرِّ غَاسِقٍ اِذَا وَقَبَ. وَمِنْ شَرِّ النَّفَاثاتِ فِى الْعُقَدِ. وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ اِذَا حَسَدَ
Bismillaahirrohmaanirrohiim. Qul a’uudzu birabbil falaq. Minsyarri maa khalaq. Waminsyarri ghaashiqin idzaa waqob. Waminsyarrinnaffaa saatifil uqad. Waminsyarril haasidzin idaa hasad.
Artinya, “Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang. Katakanlah, ‘Aku berlindung kepada tuhan yang menguasai waktu subuh dari kejahatan makhluk-Nya. Dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita. Dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang mengembus nafasnya pada buhul-buhul. Dan dari kejahatan orang-orang yang dengki apabila ia mendengki."
- Surat An Nas
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. قُلْ اَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ. مَلِكِ النَّاسِ. اِلَهِ النَّاسِ. مِنْ شَرِّ الْوَسْوَاسِ الْخَنَّاسِ. الَّذِى يُوَسْوِسُ فِى صُدُوْرِ النَّاسِ. مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ
Bismillaahirrohmaanirrohiim. Qul a'uudzu birabbinnaas. Malikinnaas. Ilahinnaas. Minsyarril was waasil khannaas. Alladzii yuwas wasufii shudhuurinnaas. Minaal jinnati wannaas.
Artinya, “Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang. Katakanlah, ‘Aku berlindung kepada tuhan manusia, raja manusia. Sesembahan manusia, dari kejahatan bisikan setan yang biasa bersembunyi. Yang membisikkan kejahatan ke dalam dada manusia. Dari setan dan manusia.’”