Berita Viral

Asal Usul Permen Semprot Sudah BPOM Tapi 4 Bocah SD Keracunan Viral, Pabrik Pembuat Terdaftar

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Permen semprot (kanan) sudah BPOM tapi 4 bocah SD keracunan (kiri) viral, lokasi pabrik pembuat terdaftar, IDI ungkap dugaan penyebabnya.

SURYAMALANG.COM, - Asal usul permen semprot sudah BPOM tapi membuat 4 bocah SD keracunan baru-baru ini viral di media sosial.

Selain empat bocah SD tersebut, ada sekitar 12 orang anak-anak lainnya yang mengalami gejala keracunan akibat konsumsi minuman semprot atau disebut juga permen semprot. 

Pihak Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) juga telah menanggapi peristiwa ini termasuk Ikatan Dokter Indonesia (IDI) yang menjelaskan dugaan penyebabnya. 

Keracunan menimpa murid di SD Negeri 39 yang berada di Jalan Kapten Marzuki, Kecamatan Ilir Timur 1, Palembang, Sumatera Selatan,

Awalnya dalam postingan yang viral di media sosial, permen semprot itu disebut membuat belasan murid SD kejang-kejang hingga pingsan dan masuk rumah sakit.

'Izin jangan beli permen ini karena banyak anak yang pusing usai mengkonsumsi permen ini' tulis pesan berantai tersebut disertai foto jenis permen yang dikemas dalam botol kecil semprot.

Dalam kemasan memang tidak tertera merek produk hanya tertulis minuman berperisa semprot atau minuman enakan rasa semprot.

Minuman itu dikemas dengan botol cantik warna-warni dengan gambar kartun wanita menggunakan pakaian khas Korea Hanbok.

Baca juga: Cerita Anak Artis Tak Malu Jadi Sopir Meski Ayahnya Orang Kaya di Indonesia, Tarifnya Rp 2-3 Juta

Minuman tersebut memiliki beraneka ragam rasa seperti buah anggur, apel dan lainnya.

Kepala SDN 39 Palembang, Mailah mengatakan, peristiwa keracunan yang menimpa empat muridnya itu berlangsung pada Senin (29/7/2024). 

Awalnya pada pukul 09.30 WIB ketika jam istirahat berlangsung para murid keluar dan jajan di sekitar sekolah.

Keempat murid yang keracunan itu-pun diduga membeli permen semprot yang dijual.

Saat masuk ke kelas dan melanjutkan jam pelajaran, tiga murid mendadak muntah-muntah dan pingsan.

Fakta lalu terungkap kalau permen semprot itu sudah terdaftar di BPOM seperti yang diungkap Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Balai Badan Pemeriksa Obat dan Makanan (BPOM) Palembang, Tedy Wirawan.

"Produk terdaftar di BPOM MD 266631013261," ujar Tedy Wirawan Kamis (1/8/2024) melansir Kompas.com (grup suryamalang).  

Namun rupanya izin produk tersebut sudah habis yang bisa dilihat dari laman resmi BPOM cekbpom.pom.go.id dengan nomor registrasi MD266631013261.

Nama produk dengan merk QeQe tersebut terdaftar oleh PT Aneka Anugrah Abadi Jakarta Barat yang diproduksi di Kabupaten Tangerang, Banten.

Tedy Wirawan membenarkan, permen semprot yang sempat dijual di SD Negeri 39 telah terdaftar dan kini produk itu masih dalam pemeriksaan di laboratorium.

"Sampelnya masih diuji dengan parameter yang sama untuk melihat tingkat cemaran kimia yang terkandung," kata Teddy.

Baca juga: Sosok Pengantin Viral di Gresik, Pernikahan Mewah Undang Nassar, Hadiah Umroh Gratis Ini Profesinya

Teddy menjelaskan, meski masa berlaku telah habis, minuman semprot tersebut masih tetap diperbolehkan beredar dengan kurun waktu 24 bulan.

"Izin Edar masih bisa digunakan paling lama 24 bulan sejak masa habis," terang Tedy.

Dalam kejadian tersebut, Tedy menyebut ada 14 orang murid yang mengkonsumsi permen semprot. 

Dari 14 orang anak itu ada 12 orang yang mengalami gejala keracunan dan 4 anak keracunan hingga menjalani perawatan di rumah sakit.

Namun, murid yang dirawat tersebut kini sudah dalam kondisi normal setelah mendapatkan perawatan medis.

Untuk mengantisipasi kejadian agar tidak terulang, seluruh permen semprot kini telah ditarik dari kantin sekolah.

"Pengawasan jajanan di sekolah tetap kami lakukan agar tidak ada lagi bahan yang berbahaya dijual," ungkap Tedy. 

Dugaan Penyebabnya

Ketua IDI Palembang Zulkhair Ali menilai masalah pada permen semprot tersebut bisa terjadi karena ada masalah pada sediaan produk tersebut.

Sediaan adalah tindakan atau proses pembuatan maupun penyiapan suatu media spesimen patologi maupun anatomi yang siap dan diawetkan untuk penelitian dan pemeriksaan.

"Kalau lebih dari satu anak keracunan atau kecendrungan massal, bisa saja ada masalah di sediannya bukan di anak yang mengkonsumsinya karena jika ada masalah pada anak tidak mungkin bisa berdampak pada beberapa anak ," ujar Zulkhair Ali, Rabu (31/7/2024) melansir TribunSumsel.com (grup suryamalang).

Hanya saja belum diketahui dimana kerusakannya, Zulkhair Ali menyebut masih perlu diteliti lebih lanjut.

Menurut Zulkhair Ali bisa saja izin edarnya baik, meski lewat sedikit karena sudah diperiksa oleh BPOM dan komposisi yang dilaporkan tidak ada masalah, namun ada faktor lain yang bisa jadi pemicu.

"Yang menjadi masalah mungkin karena makanan tersebut misal karena kadaluwarsanya, pengemasannya, penyimpanannya, karena meski waktu kadaluarsa masih lama tapi jika disimpan tidak sesuai petunjuk penempatan produk, suhu atau lainnya maka isi produk bisa rusak" terang Zulkhair Ali.

"Terlepas dari apapun penyebab keracunan, sisa produk yang dikonsumsi harus diperiksa untuk memastikan penyebabnya apakah terkontaminasi kuman atau lainnya," tambah Zulkhair.

Agar kejadian serupa tidak terulang, dokter spesial penyakit dalam itu menghimbau orang tua agar membiasakan anak membawa bekal sendiri dari rumah karena lebih ideal dibanding mengkonsumsi makanan dari luar.

Jika tidak memungkinkan membawa bekal, idealnya sekolah menyiapkan kantin namun kantin tersebut memang harus disuvervisi oleh Dinas Kesehatan lebih dulu.

Suvervisi dilakukan secara periodik melalui penugasan puskesmas di wilayah masing-masing akan sangat baik dibanding siswa jajan di pedagang luar pagar sekolah karena tidak tahu sebaik apa kualitasnya untuk anak. 

"Karena kantin pun belum tentu benar jika penyediannya juga tidak benar," tambah Zulkhair. 

"Kita bersyukur ini benar produk lulus uji BPOM karena takutnya label BPOM dipalsukan karena banyak kasus pemalsuan label," imbuh Zulkhair.

Kemudian menurut Zulkhair anak-anak juga harus diajari cara mengecek kandungan makanan yang akan dikonsumsi.

"Jangan tergiur makanan yang kemasan menarik saja tapi kondisi makanan harus diperhatikan, misal makan roti perhatikan kemasannya, bungkus masih utuh, roti tidak lembab, mudah-mudahan aman dikonsumsi" ungkap Zulkhair. 

"Anak-anak juga harus diajarkan cara mengecek kemasan produk makanan dan minuman tanggal kadaluarsanya" jelas Zulkhair.

 

Berita Terkini