SURYAMALANG.COM , MALANG - Sudah dua tahun Tragedi Kanjuruhan berlalu, Dian Puspita, salah satu korban, masih kehilangan ingatan jangka pendek.
Dia juga masih mengalami trauma apabila berada di tengah keramaian.
Dian merupakan satu, dari ratusan pendukung Arema FC yang menjadi korban selamat dari peristiwa 1 Oktober 2022 itu.
Saat ditemui di rumahnya, Perempuan yang kini menginjak usia 23 tahun itu hanya duduk di sofanya sembari menunggu ibunya pulang belanja dari pasar.
Kesehariannya, Dian hanya membantu ibunya yang berjualan bubur ayam di rumahnya yang terletak di daerah Plaosan Timur, Kota Malang.
Kaki Dian yang sempat patah saat menjadi korban dua tahun lalu juga telah pulih.
Pen yang berada di kakinya juga telah diambil setahun lalu.
Secara fisik, kondisi Dian sudah normal kembali.
Hanya kehilangan ingatan jangka pendek yang kini masih dia alami.
"Kalau ingatan waktu dia sekolah, dia masih kecil masih ingat,"
"Tapi kalau ingatan kemarin sudah lupa,"
"Begitu juga soal tragedi, dia juga tidak ingat," kata Karyati, ibunda Dian saat ditemui Suryamalang.com di rumahnya pada Senin (30/9/2024).
Dian kini lebih pendiam. Dia lebih sensitif dan lebih gampang menangis menurut keterangan ibunya.
Saat menjadi korban, Dian ditemui oleh ibunya ketika menjalani perawatan intensif di UGD Rumah Sakit Syaiful Anwar (RSSA) Malang.
Kala itu, Dian mengalami koma selama dua pekan.
Setelah sembuh, dia juga mengalami hilang ingatan terkait peristiwa yang merenggut ratusan korban jiwa itu.
"Tahunya dulu saya dari temannya yang ikut berangkat menonton itu,"
"Katanya ada tawuran, saya kira ya tawuran biasa,"
"Tapi kok sampai dirujuk ke RSSA, dari situ firasat saya sudah tidak enak," ungkapnya.
Setelah menjadi korban, Dian juga turut kehilangan pekerjaannya di salah satu pabrik yang lokasinya tak jauh dari rumahnya.
Dian kini mulai perlahan-lahan untuk kembali menata kehidupannya meski masih mengalami trauma.
Dia sempat sekali bekerja usai kondisinya mulai membaik.
Namun hal tersebut tidak bertahan lama.
Dia kembali membantu ibunya berjualan di rumahnya.
Namun keinginan untuk kembali berkerja masih menjadi hasrat dari perempuan yang hobi berenang ini.
"Ya pingin kalau bekerja lagi, cuma ini masih nyari-nyari," kata Dian.
Dian merasa, kalau kondisi fisiknya kini sudah tidak ada masalah.
Namun yang menjadi ketakutan dirinya ialah ketika bertemu dengan orang baru dan melihat kerumunan.
Kondisi ini yang mencoba dia lawan untuk menghilangkan rasa trauma ini.
Sembari dibantu oleh kedua orang tuanya yang terus memberikan motivasi dan semangat dirinya untuk menjalani hidup.
"Kalau di keramaian rasanya dredek, terus tangan saya dingin,"
"Gak tau kenapa, kayaknya masih takut," tandasnya.