Berita Bangkalan Hari Ini

Sekolah Disegel Ahli Waris Lahan, Siswa SDN 2 Buddan Bangkalan Naik Pagar Tapi Tak Bisa Belajar

Penulis: Ahmad Faisol
Editor: Dyan Rekohadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sejumlah siswa SD Negeri 2 Buddan, Kecamatan Tanah Merah, Kabupaten Bangkalan terpaksa memanjati tembok akibat gerbang sekolah digembok, Jumat (29/11/2024).  Meeka jadi korban, tak bisa belajar di sekolah karena sengketa kepemilikan lahan

SURYAMALANG.COM, BANGKALAN – Siswa SD Negeri 2 Buddan, Kecamatan Tanah Merah tak bisa belajar di sekolah karena gerbang sekolah mereka disegel oleh ahli waris pemiik lahan , Jumat (29/11/2024). 

Beberapa siswa terpaksa memanjati tembok untuk bisa masuk ke area sekolah.

Meski sudah berada di halaman sekolah, namun para siswa hanya bisa duduk berkerumunan di sudut-sudut halaman sekolah karena para guru tetap berada di luar sekolah.

Bocah-bocah siswa SD yang memanjat tembok tapi tetap tak bisa sekolah itu jadi potret pilu dunia pendidikan di Bangkalan, Madura.

Bukan hanya gerbang sekolah yang digembok, tampak pula banner berukuran besar ditempelkan menutup tembok plang sekolah. 

Tulisan pada banner tersebut sepertinya pesan kepada Dinas Pendidikan Bangkalan, Badan Pengelolaan Keuangan Aset Daerah (BPKAD) Bangkalan, dan Badan Nasional Pertanahan (BPN) Bangkalan.

‘Kemualiaan pendidikan tidak harus dibangun di atas tanah rakyat yang dirampok’, ‘Aturan dan undang-undang jadikan dasar, buatlah kebijakan yang berpihak kepada rakyat’, ‘Rakyat yang bodoh jangan semakin dibodohi dengan akrobat peraturan undang-undang’.

“Karena ini tanah ibu saya yang diakui pemerintah. Sebelum ada penyelesaian tidak akan saya buka, saya segel terus,” ungkap Sayadi sambil menunjukkan dokumen ahli waris atas nama Saruni Sitti serta Surat Pemberitahuan Pajak Terhutang Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (SPPT-PBB P2).

Sayadi menjelaskan, dirinya merasa sudah lelah setelah hampir selama 2,5 tahun fokus mengurus kejelasan lahan warisan keluarga namun hingga saat ini masih belum mendapatkan kepastian atas keputusan pemerintah.

“Karena ini tidak ada penyelesaian dari dinas pendidikan, sudah lama dan berkali-kali tetapi tidak ada respon dari atas. Malah saya disuruh ke sana kemari tetapi tidak ada keputusan, almarhumah ibu berwasiat tanah ini kalau tidak ditukar guling, tidak dijual kepada siapapun. Ini hanya ditempati saja,” pungkas Sayadi.  

Hal ini memantik kekecewaan dari wali siswa atas kondisi gerbang sekolah yang digembok sehingga tidak ada kegiatan belajar mengajar.

Kekecewaan itu diungkapkan seorang wali siswa, Sumiasih saat mengantar anaknya. Ia hanya bisa terpaku melihat beberapa guru, siswa di luar sekolah, dan sejumlah siswa lainnya berada di dalam sekolah.    

“Anak-anak di luar, gembokan sepertinya, perasaan kecewa lah. Masak sekolah ditutup seperti ini?, kalau bisa mohon kepada pemerintah dibuka SD ini. Biar anak-anak bisa sekolah dengan layak. Selain di sini, ya jauh sekolah lainnya,” ungkap Sumiasih. (edo/ahmad faisol)

 

Berita Terkini