SURYAMALANG.COM, BATU - Bersepeda menjadi salah satu olahraga paling digemari di Indonesia. Tidak hanya anak-anak, bahkan banyak Lansia yang masih gemar bersepeda.
Di Malang Raya, banyak komunitas sepeda yang menggelar gowes bareng untuk sekadar melepas penat dengan bonus keringat.
Dari banyaknya komunitas sepeda yang ada di Malang Raya, ada satu komunitas sepeda yang beda dari lainnya.
Jika kebanyakan komunitas sepeda memilih melintasi rute jalanan beraspal atau gowes di tengah kota, beda dengan komunitas Mbanteng Wenak yang ada di Kota Batu.
Komunitas sepeda ini memilih perbukitan dan pegunungan sebagai rute gowes mereka, tiap kali berkumpul.
“Nama Mbanteng Wenak itu singkatan dari Mas-Mas Bapak-Bapak Ganteng Wegah Nanjak, karena filosofi kami suka turunan dan tidak begitu suka dengan tanjakan."
"Sesuai dengan rute yang kami lalui sepeda yang kami gunakan ialah sepeda gunung atau MTB (mountain bike) jenis Downhill dan Enduro atau All Mountain,” kata Member Mbanteng Wenak, Ferdian Rathomi kepada SURYAMALANG.COM, Senin (2/12/2024).
Pria yang biasa dipanggil Thomi itu mengatakan, awal mula komunitas Mbanteng Wenak terbentuk pada tahun 2019 lalu dengan anggota yang hanya tiga orang, dan di tahun 2024 ini telah mencapai 49 orang, dengan latar belakang dari mahasiswa, pekerja kantoran, wirausaha, dokter, pekerja tambang, montir hingga dosen.
“Awal mulanya itu tahun 2019 pertama kali diajak kakak untuk bermain MTB awalnya hanya 3 orang saja, terus latihan ke beberapa bike park ketemu teman baru, kemudian juga sering nongkrong di toko sepeda di daerah Malang sehingga banyak ketemu teman-teman baru, karena kami merasa sefrekuensi suka sensasi adrenalin saat main MTB dan akhirnya sering latihan bareng,” ujarnya.
Lebih lanjut Thomi mengatakan, saat Indonesia dilanda Covid-19 tahun 2020 olahraga gowes menjadi semakin booming dan fomo hingga sekarang.
“Kami semakin sering latihan bareng-bareng dan keterusan sampai sekarang."
"Untuk kegiatan selain gowes kami juga membahas terkait kegiatan gowes, mulai rute rintangan yang dilalui, bagaimana teknik yang mudah untuk melewati rintangan, setting sepeda yang pas, membuat konten-konten downhill, kadang juga membahas pekerjaan dan membahas kehidupan."
"Pembahasan umumnya kalau bapak-bapak lagi kumpul-kumpul pokoknya,” jelas Thomi.
Ada banyak gunung yang telah berhasil dieksplor komunitas Mbanteng Wenak, salah satunya Bromo dan khusus di Kota Batu diantaranya gunung Panderman (panderman gravity park), Bukit Klemuk, Bukit Paralayang.
“Kalau di Batu itu yang untuk latihan downhill, untuk bersepeda wisata saja atau gowes pemandangan saja itu ada Brakseng Sumber Brantas, Wisata Gunung Pucung, wisata air terjun Coban Rondo dan masih banyak lagi,” terangnya.
Sementara terkait tantangan dan keseruan bersepeda di gunung, Thomi mengatakan tantangan yang dihadapi sangat berbeda dengan gowes di jalan raya.
“Menantang sekali karena untuk jalur downhill sendiri itu dibuat sedemikian rupa dengan banyak rintangan seperti drop off, jumping melewati gap, menikuk melewati berm atau jalan yang berkelok sehingga sangat memicu adrenalin kita. Untuk jadwal gowes kami satu minggu paling tidak dua kali seminggu, hari rabu dan weekend,” tuturnya.
Sedangkan selama eksplor dibeberapa lokasi, menurut Thomi lokasi paling mantap dan rekomended untuk dicoba untuk trek downhill yang ramah bagi pemula ialah di Panderman Gravity Park. Di sana menurut Thomi seru sekali bagi para pemula.
“Jika sudah lebih mahir bisa mencoba trek Bukit Klemuk yang terkenal sangat curam dan menantang. Kalau untuk gowes pemandangan bisa mencoba rute Brakseng Sumber Brantas atau rute wisata Gunung Pucung. Harapan kami semoga semakin banyak yang mengenal olahraga ini,” pungkasnya.