Program Jarik Ma’Siti di Kota Malang Bakal ke Kancah Dunia, Inovasi SMP Negeri 10 untuk Siswa Khusus

Penulis: Benni Indo
Editor: Dyan Rekohadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kegiatan belajar mengajar di SMP 10 yang menerapkan program Jarik Ma’Siti (Belajar Menarik Bersama Siswa Istimewa).

SURYAMALANG.COM, MALANG - Jarik Ma’Siti (Belajar Menarik Bersama Siswa Istimewa) menjadi salah satu inovasi yang akan diusulkan oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) untuk mengikuti ajang The United Nations Public Service Awards (UNPSA).

Kabar ini disampaikan oleh Tim Deputi Bidang Pelayanan Publik di sela-sela kunjungan kerjanya ke Kota Malang.

Dalam kunjungan kali ini, Asisten Deputi Koordinasi dan Fasilitasi Strategi Pengembangan Praktik Terbaik Pelayanan Publik Ajib Rakhmawanto, mengapresiasi Kota Malang yang selalu ikut berpartisipasi dalam merespons kebijakan dan program pemerintah pusat.

Termasuk salah satunya dalam upaya mendorong peningkatan kualitas pelayanan publik dengan selalu berinovasi. 

Menurutnya, hal ini menunjukkan bahwa usaha-usaha peningkatan pelayanan publik di berbagai bidang di Kota Malang terus dilakukan, salah satunya di sektor pendidikan.

Kementerian PANRB juga memfasilitasi inovasi-inovasi dari berbagai stakeholder 

"Inovasi ini akan kami nominasikan atau ikut sertakan dalam ajang-ajang UNPSA untuk kategori inklusivitas. Jadi harapannya inovasi Jarik Ma’Siti ini tidak hanya berprestasi di tingkat regional dan nasional, tapi juga bisa berprestasi di kancah internasional,” ujarnya, Sabtu (25/1/2025).

Kementerian PANRB menilai inovasi Jarik Ma’Siti memiliki dampak yang sangat luar biasa.

Sistem pembelajaran ini berhasil mengakomodir kebutuhan para siswa istimewa.

Inovasi ini menunjukkan bahwa pembelajaran bisa dibangun dari dua sisi. 

"Ini luar biasa. Bagaimana mendorong siswa istimewa untuk bisa mengikuti pelajaran di sekolah umum,” ujarnya.

Ajib juga menyebutkan bahwa menjadi sebuah kebanggaan bahwa inovasi ini telah dikenal bahkan direplikasi oleh banyak sekolah lain sehingga dampak positifnya makin meluas. 

“Jadi kemanfaatannya lebih besar dan berdampak lebih luas jika sudah bisa diaplikasikan di sekolah lain. Ini menjadi luar biasa bagi dunia pendidikan di Indonesia,” pungkasnya.

Sementara itu, Asisten Administrasi Umum Setda Kota Malang, Sri Winarni mengatakan bahwa Pemerintah Kota Malang untuk terus berupaya meningkatkan pelayanan publik di segala aspek dengan terus berinovasi.

“Ini terus menerus kami bina, agar semua unit kerja dapat melahirkan inovasi-inovasi dalam memberikan pelayanan. Kami juga terus mendapat pembinaan dari Kementerian PANRB agar selalu berkembang, karena dengan inovasi seperti ini tentu akan banyak yang mendapat banyak manfaat, termasuk dalam keikutsertaan dalam ajang internasional. Tentu kami membutuhkan banyak dukungan dari semua pihak,” ucapnya.

Untuk diketahui, Jarik Ma’Siti yang diinisiasi oleh SMP Negeri 10 Kota Malang ini lahir dari makin banyaknya jumlah siswa berkebutuhan khusus (istimewa) yang masuk ke sekolah, sementara guru pendamping khusus (GPK) terbatas.

Berpedoman pada undang-undang serta visi dan misi Kota malang untuk memberikan jaminan akses dan kualitas pendidikan bagi semua warga, maka sekolah negeri di Kota Malang wajib menerima siswa berkebutuhan khusus dan memberikan layanan tanpa diskriminasi.

Program Jarik Ma’Siti yang masuk dalam TOP 45 KIPP 2023 mengandung unsur kebaruan sebagai keunggulan inovasi ini.

Jarik Ma’Siti menjadi sebuah metode pendidikan inklusif di sekolah reguler.

Inovasi ini pun dilakukan secara menyeluruh mulai proses skrining, pembelajaran, hingga evaluasi.  

Program ini diimplementasikan dengan terlebih dahulu melakukan pemetaan kompetensi siswa dengan metode ‘GADIS MENING PINTER’ (Gali Data, Identifikasi, Assesmen, planning matriks, PPI (Program Pembelajaran Individual) dan Terapi).

Untuk memenuhi kebutuhan siswa istimewa, program ini juga menghadirkan kurikulum adaptif yang disebut ADA S.O.S (Adaptasi, Simplikasi, Omisi, Subtitusi).

Bahan ajar yang digunakan pun sudah disesuaikan dengan kebutuhan siswa istimewa namun tetap relevan dengan kurikulum nasional. 

Siswa yang memiliki hambatan psikologis dan perilaku juga akan diberi psikoterapi.

Tak hanya dari sisi akademis, siswa pun dilatih melalui Program Pengembangan Diri (PPD) dan life skill.

Para guru juga terus diberi pendampingan secara terprogram. 

Tak hanya guru dan siswa istimewa yang terlibat dalam program ini, namun semua warga sekolah juga terlibat bahkan berbagai mitra strategis lainnya juga digandeng untuk menyukseskan program ini dan membantu siswa istimewa untuk belajar dengan lebih baik.

Inovasi Jarik Ma’Siti mulai diaplikasikan di SMP Negeri di Kota Malang.

Seperti Simba Asia (SMP Negeri 2), Nasi Tiga Beras (SMP Negeri 13), Benang Mass (SMP Negeri 3), dan Serasi (SMP Negeri 20). Bahkan inovasi Simba Asia dan nasi Tiga Beras juga meraih prestasi dengan masuk sebagai Top Inovasi Pelayanan Publik Kelompok Replikasi 2024. (Benni Indo)

 

 

Berita Terkini