SURYAMALANG.COM - Kasus penembakan anggota polisi oleh anggota TNI ketika gerebek judi sabung ayam di Lampung hingga kini masih menjadi sorotan.
Kini, muncul sosok tersangka baru anggota Polda Sumsel di kasus judi sabung ayam yang berujung penembakan 3 anggota polisi di Lampung.
Kasus sabung ayam yang terjadi di Way Kanan Lampung pada 17 Maret 2025 lalu kembali diperbincangkan.
Setelah menunggu seminggu lebih, akhirnya dua oknum TNI yang menembak tiga polisi hingga tewas ditetapkan jadi tersangka.
Kapolda Lampung, Irjen Pol Helmy Santika mengabarkan jumlah tersangka yang ditetapkan dalam kasus sabung ayam di Way Kanan ada empat orang.
Tiga dari empat orang tersebut ditetapkan sebagai tersangka perjudian dan satu orang lainnya sebagai tersangka pembunuhan.
Dilansir dari TribunLampun Rabu (26/3/25), berikut 4 tersangka kasus sabung ayam di Way Kanan tersebut :
1. Bripda Kapri alias KP: sebagai tersangka perjudian
2. Peltu Lubis alias L: sebagai tersangka perjudian
3. Zu (sipil): sebagai tersangka perjudian
4. Kopda Basarsyah alias B: sebagai tersangka penembakan
Ternyata Bripda Kapri adalah anggota Polri dari Polda Sumatera Selatan.
"Satu orang anggota Polri dari Polda Sumsel (Sumatera Selatan), yakni Bripda KP, telah ditetapkan sebagai tersangka dan telah ditahan," kata Helmy.
KP menjadi tersangka atas kasus perjudian sabung ayam yang menjadi lokasi penembakan tersebut karena ikut dalam kegiatan tersebut.
"KP mengakui mengikuti perjudian itu dan mendapat undangan dari oknum (Kopda B)," kata Helmy.
Selain itu, KP juga ikut mempromosikan agenda sabung ayam yang berujung pada perjudian dan tewasnya tiga anggota polisi itu.
KP mengaku mengenal Peltu Lubis dan Kopka Basarsyah sejak tahun 2018.
"Kenal dengan pelaku sejak 2018. Kemudian dia datang karena ada invitation dan satu jejak digital di mana dia juga membuat video ajakan. Dia juga memiliki kegemaran sabung ayam," kata Helmy.
Belakangan terungkap bahwa undangan ini juga dikonfirmasikan ke beberapa orang, baik melalui WhatsApp dan Facebook untuk menghadiri perjudian di Register 44 Way Kanan, Senin (17/3/2025).
Helmy menjelaskan, orang-orang yang hadir di lokasi diduga bukan hanya dari Lampung.
Karena ditemukan sejumlah kendaraan dengan nomor polisi dari luar Lampung.
Setelah mendapatkan informasi tersebut, Kapolres Way Kanan memerintahkan jajarannya untuk melakukan penindakan dalam konteks pembubaran.
Pada akhirnya dilakukan penggerebekan yang dipimpin oleh Kapolsek Negara Batin pada sore harinya.
"Saat tiba di lokasi pada 17 Maret 2025, petugas melepaskan tembakan peringatan untuk membubarkan massa."
"Namun, terdengar beberapa kali letusan senjata hingga akhirnya diketahui tiga anggota Polri meninggal dunia di lokasi. Sementara itu, petugas lainnya berusaha mengevakuasi korban sambil melindungi diri," jelas Helmy.
Kapolda Sumsel Buka Suara
Menanggapi hal itu Kapolda Sumsel Irjen Pol Andi Rian R Djajadi mengatakan, ia menyerahkan penyelidikan semuanya ke Polda Lampung.
"Ya kan di sana. Penyelidikannya pasti di Bid Propam Polda Lampung," ujar Andi.
Begitu juga ketika ditanyai sanksi yang akan dijatuhkan, Andi hanya merespon santai. Polda Lampung sedang memprosesnya.
"Soal ancaman (sanksi) ya yang pasti disana, tanya disana ya," katanya.
Peran Bripda KP
Terkini, peran Bripda KP, oknum anggota Polda Sumatera Selatan (Sumsel), dalam kasus tersebut terungkap. Ia ditetapkan sebagai tersangka oleh Polda Lampung.
Kapolda Lampung, Irjen Helmy Santika, dalam konferensi pers pada Selasa (25/3/2025), menjelaskan bahwa Bripda KP berada di lokasi kejadian (TKP) saat penggerebekan judi sabung ayam yang berujung maut pada Senin (17/3/2025) lalu.
"K atau Kapri, dia adalah anggota Polri Polda Sumatera Selatan. Dia berada di TKP," ungkapnya.
Hasil penyidikan lebih lanjut mengungkap bahwa Bripda KP telah mengenal terduga pelaku penembakan, yaitu Peltu Lubis dan Kopka Basarsyah, sejak tahun 2018.
Kehadirannya di lokasi judi sabung ayam bukan tanpa alasan. Ia datang atas undangan dan bahkan turut menyebarkan undangan melalui video.
"Kenal dengan pelaku sejak 2018. Kemudian dia datang karena ada invitation dan satu jejak digital di mana dia juga membuat video ajakan. Dia juga memiliki kegemaran sabung ayam," jelas Kapolda Helmy.
Selain Bripda KP, seorang anggota Polres Lampung Tengah (Lamteng) bernama Wayan turut diperiksa sebagai saksi.
Wayan mengetahui undangan judi sabung ayam tersebut dan datang ke lokasi bersama rekannya. Ia juga mengenal pengelola judi sabung ayam tersebut.
Namun, Wayan dan rekannya telah meninggalkan lokasi pada pukul 16.00 WIB, sebelum penggerebekan terjadi.
"Dalam keterangannya, dia mengetahui ada undangan kemudian dia bersama dengan rekannya dari (Polres) Lampung Tengah menuju ke lokasi. Dia tahu siapa pengelolanya dan sebagainya. Tetapi, jam 16.00 WIB, dia sudah pulang. Sehingga yang bersangkutan ditetapkan menjadi saksi dalam kasus perjudian tersebut," terang Kapolda Helmy.
Saksi lain, N, yang berjualan di sekitar lokasi judi sabung ayam, juga diperiksa. N menjadi saksi baik untuk kasus judi sabung ayam maupun kasus penembakan yang menewaskan tiga anggota Polsek Negara Batin.
Rekaman Detik-detik 2 Oknum TNI Tembak 3 Polisi Insiden Sabung Ayam di Lampung
Diketahui, 3 anggota polisi gugur setelah tertembak dalam penggerebekan judi sabung ayam di Negara Batin, Way Kanan, Senin (17/3/2025) sore.
Tiga anggota yang tewas ditembak adalah Inspektur Satu (Iptu) Lusiyanto, Brigadir Kepala (Bripka) Petrus Apriyanto, dan Brigadir Dua (Bripda) Ghalib Surya Ganta.
Diungkap oleh Komisioner Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas), Choirul Anam, banyak saksi yang menyaksikan langsung peristiwa tersebut.
"Yang jelas ya, banyak orang yang bisa melihat secara langsung siapa pelakunya dan membawa senjatanya apa, karakternya apa. Karena ternyata ya momen itu bukan gelap, bukan petang, tapi masih terang-benderang walaupun jam 5 sore," ujar Choirul.
Choirul Anam menegaskan bahwa banyak saksi yang menyaksikan langsung peristiwa tersebut, termasuk senjata yang digunakan pelaku.
Bahkan, Kompolnas mengantongi rekaman video yang memperlihatkan dengan jelas jalannya kejadian.
Namun, ia mempertanyakan mengapa hingga saat ini belum ada tersangka dalam kasus ini, meskipun fakta-fakta yang ada dinilai cukup jelas.
"Tantangannya nih joint team ini, masa sudah hampir satu minggu belum ada tersangka? Faktanya jelas, unsurnya jelas, peristiwanya jelas, saksinya jelas."
"Apa masalahnya? Ayo kita kembali fokus lagi ke soal ini," ujarnya.Choirul juga menekankan pentingnya transparansi dalam proses hukum agar kredibilitas penegakan hukum tetap terjaga.
"Ayolah kita bekerja secara ilmiah. Dan jadi transparansi itu juga yang jadi catatan," katanya.
Choirul Anam pun tampak mengungkap fakta lain perihal tiga korban yang merupakan polisi ini.
Ternyata, ketiga polisi yang ditembak tersebut memang sudah menjadi target penembak, lantaran dianggap menghalau jalannya kegiatan sabung ayam.
Choirul mengungkapkan, bahwa ketiga polisi tersebut ditembak dari jarak dekat saat berusaha menghalau peserta judi sabung ayam yang berusaha melarikan diri.
"Penembak ini memang menargetkan Pak Kapolsek, menarget petugas-petugas yang lain."
"Karena memang dia berbeda. Mereka, petugas ini berbeda dengan peserta perjudian dan sabung ayam."
"Makanya mereka ditembak dengan cara yang cukup dekat. Karena mereka ini sedang menghalau," ujarnya.
Lebih lanjut, ia memastikan bahwa senjata yang digunakan pelaku bukanlah senjata rakitan, melainkan senjata pabrikan.
Hal ini dibuktikan dengan temuan proyektil peluru dalam tubuh Kapolsek yang memiliki sidik jari balistik yang jelas.
Ikuti saluran SURYA MALANG di >>>>> WhatsApp