SURYAMALANG.COM, - Penyesalan terbesar Shin Tae-yong melatih Timnas Indonesia bukan karena pemecatan atau gagal juara ASEAN Cup.
Lebih dari itu, Shin Tae-yong ternyata punya kekecewaan yang akhirnya terungkap setelah sudah tidak menjabat sebagai pelatih Timnas Indonesia.
Padahal menurut Shin Tae-yong dirinya sudah berusaha keras mempersiapkan diri selama 4 tahun.
Pelatih asal Korea Selatan tersebut awalnya menceritakan momen paling indah selama melatih Timnas Indonesia.
Baca juga: 4 Kesalahan Fatal Patrick Kluivert Selalu Dihindari Shin Tae-yong Pimpin Timnas Indonesia, Blunder!
Menurut Shin momen itu datang saat tim garuda membukukan kemenangan perdana di ronde ketiga atas Arab Saudi pada 19 November 2024 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta.
Skuat Garuda menang 2-0 melalui dua gol Marselino Ferdinan.
Kemenangan tersebut menjaga momentum Indonesia untuk lolos ke Piala Dunia 2026.
Sayang, itu jadi laga terakhir Shin Tae-yong saat memimpin Timnas Indonesia di ronde ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia.
Padahal Shin Tae-yong saat itu sudah bermimpi bisa mengantarkan Timnas Indonesia lolos langsung ke Piala Dunia 2026 mendampingi Jepang dari ronde ketiga.
Baca juga: Kisah Perjuangan Fadly Alberto Striker Timnas U-17 Asal Bojonegoro, Hadiahkan Rumah untuk Keluarga
"Kegembiraan terbesar saya rasakan saat mengalahkan Arab Saudi 2-0," ujar Shin Tae-yong dalam wawancaranya kepada media Korea Selatan dilansir dari New Daily.
"Banyak orang terkejut dengan kebangkitan tim yang sebelumnya lemah di Asia" lanjut Shin.
"Saya merasa bangga sebagai pelatih tim nasional Indonesia" imbuhnya.
"Sejujurnya, saya merencanakan proses untuk melaju langsung ke putaran final Piala Dunia bersama Jepang," ungkap Shin mengutip BolaSport.com (grup suryamalang).
Berikutnya soal momen paling disesali selama melatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong juga blak-blakan.
Bukan karena pemecatan atau gagal juara di Piala AFF (sekarang ASEAN Cup) yang jadi jawaban Shin Tae-yong.
Pelatih berusia 54 tahun itu mengaku menyesalkan gelaran Piala Dunia U-20 2023 batal digelar di Indonesia.
Baca juga: Evandra Florasta Bak Reinkarnasi Cristiano Ronaldo, Saat Main di Timnas U17 Bantai Yaman 4-1
Kala itu, FIFA memang mengumumkan pembatalan Indonesia jadi tuan rumah karena diduga adanya penolakan atas keikutsertaan Israel di ajang Piala Dunia U-20 2023.
Akibatnya, Timnas U-20 Indonesia batal bertanding di ajang dua tahunan tersebut.
Padahal alasan Shin Tae-yong memilih Indonesia sebagai tempat berkariernya sejak awal adalah karena terpilih sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2023.
"Yang paling disesalkan adalah Piala Dunia U-20 dibatalkan," ujar Shin Tae-yong.
"Salah satu alasan utama saya menerima tawaran menjadi pelatih Indonesia adalah karena Piala Dunia U-20 digelar di kandang sendiri" katanya.
"Saya sudah mempersiapkan diri dengan sangat keras selama empat tahun untuk ini" ungkap Shin.
"Saya tidak pernah putus asa sampai akhir, tetapi pada akhirnya, turnamen itu tidak jadi digelar" imbuhnya.
"Saya yakin jika digelar, pasti akan sukses," tutupnya.
Shin Tae-yong telah menjalani banyak momen manis dan pahit selama melatih Timnas Indonesia selama 2019-2025.
Baca juga: Rekam Jejak Nova Arianto Pelatih Indonesia Pertama Bawa Timnas U-17 Lolos Piala Dunia, Eks Persib
Pelatih tersebut awalnya diminta untuk menjadi juru racik tiga level kelompok usia di Timnas Indonesia, yaitu senior, U-23, dan U-20.
Bersama tiga level kelompok usia tersebut, Shin Tae-yong berhasil memberi banyak prestasi untuk sepak bola Indonesia.
Shin Tae-yong berhasil mengantar Timnas Indonesia lolos ke putaran final Piala Asia di tiga level kelompok usia.
Shin Tae-yong juga jadi satu-satunya pelatih yang meloloskan Timnas Indonesia senior ke Piala Asia dua kali beruntun.
Selain itu, Shin juga mengantarkan Timnas Indonesia ke ronde ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026.
Namun, kebersamaan Shin Tae-yong hanya bertahan enam pertandingan saja.
Meski sudah tidak lagi melatih Timnas Indonesia, namun dukungan Shin Tae-yong terhadap tim garuda tidak pernah pudar.
Shin Tae-yong tetap mengikuti perkembangan pertandingan Timnas Indonesia termasuk setelah pelatih Nova Arianto mencatatkan sejarah membawa Timnas U-17 lolos ke putaran final Piala Dunia U-17 2025.
Prestasi ini menjadi tonggak penting dalam karier pria berusia 44 tahun tersebut, yang juga merupakan mantan pemain belakang tangguh di klub-klub besar Tanah Air seperti Persebaya Surabaya.
Shin Tae-yong, memiliki peran besar dalam membentuk Nova sebagai pelatih.
Nova ditunjuk sebagai asisten pelatih Timnas sejak awal kepemimpinan Shin.
Baca juga: Sosok Evandra Florasta, Arek Malang Asli Jadi Andalan Timnas Indonesia U-17, Tembus Piala Dunia
Dalam lima tahun bekerja bersama, Nova banyak belajar mengenai strategi, manajemen tim, hingga mentalitas pemenang.
"Coach Nova adalah pelatih yang luar biasa. Beliau juga bersemangat, sangat baik dan sopan. Beliau adalah pelatih yang saya incar," ujar Shin Tae-yong mengutip BolaSport.com, Selasa (8/4/2025)
Shin juga menyebut Nova adalah satu-satunya pelatih lokal yang bekerja bersamanya selama lima tahun di Indonesia.
Saat Indonesia mengalahkan Korea Selatan dalam laga penentu kelolosan ke Piala Dunia, Shin Tae-yong turut memberikan apresiasi kepada mantan asistennya.
Shin menonton langsung pertandingan tersebut dan memberikan pujian terhadap performa Timnas U-17, terutama dalam lini pertahanan.
"Saya rasa sepak bola Asia Tenggara, termasuk Indonesia, sudah jauh lebih maju dibanding masa lalu," ujarnya.
Meski mengakui keunggulan permainan Korea, Shin menilai faktor keberuntungan tidak berpihak pada negaranya.
"Korea kurang beruntung dalam mencetak gol. Dan Indonesia bertahan dengan baik," tambahnya.
Satu hal yang membuat pencapaian ini semakin istimewa, Indonesia lolos ke Piala Dunia melalui jalur kualifikasi—pertama kalinya dalam sejarah keikutsertaan Timnas.
Baca juga: Ini Kata-kata Patrick Kluivert untuk Timnas Indonesia U-17 yang Lolos ke Piala Dunia U-17 2025
Sebelumnya, Indonesia hanya tampil di Piala Dunia U-20 1979 dan Piala Dunia U-17 2023 sebagai tuan rumah, bukan karena keberhasilan di kualifikasi.
Nova dikenal sebagai pelatih dengan pendekatan disiplin tinggi, warisan dari ayahnya, Sartono Anwar, yang juga merupakan pelatih legendaris Indonesia.
Kedisiplinan ini terlihat dalam berbagai aturan ketat yang diterapkan pada para pemain muda, seperti larangan bermain media sosial selama turnamen serta latihan fisik intensif untuk membentuk daya tahan dan fokus pemain.
Secara taktik, Nova mengusung formasi 3-4-3, mengandalkan permainan kompak dan pertahanan rapat serta serangan balik cepat.
Pendekatan ini terbukti efektif saat Timnas U-17 berhasil mengalahkan tim kuat seperti Korea Selatan.
Ikuti saluran SURYA MALANG di >>>>> WhatsApp