SURYAMALANG.COM, - Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi menanggapi kasus dokter PPDS Unpad yang melakukan rudapaksa terhadap anak pasien.
Menurut Dedi Mulyadi, perbuatan dokter itu lebih seram dari hantu sebab bisa menebar ketakutan di masyarakat.
Dedi Mulyadi juga menyebut dampak dari kasus ini bisa berbahaya bagi kepercayaan masyarakat terhadap dunia medis.
Pelaku diketahui bernama Priguna Anugerah Pratama alias PAP dokter anestesi mahasiswa yang mengambil Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) di Universitas Padjadjaran (Unpad), Bandung.
Baca juga: Innalillahi Ayah Korban Rudapaksa Dokter PPDS Unpad Meninggal Dunia, Dokter Mirza Beri Kabar Pilu
Peristiwa rudapaksa berlangsung pada Selasa 18 Maret 2025 sekitar pukul 01.00 WIB di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung.
Korban merupakan AF (21) anak pasien yang sedang menunggu ayahnya pasca-operasi di ruang ICU.
Dengan modus pengecekan darah, AF dibius oleh pelaku hingga terjadi rudapaksa selama korban tidak sadarkan diri.
Sebagai Kepala Daerah, Dedi Mulyadi merasa tindakan keji tersebut tidak sepatutnya dilakukan oleh seorang dokter.
Baca juga: 2 Korban Baru Dokter PPDS Unpad Ternyata Setubuhi Pasien Juga Total 3 Orang, Masih Bisa Bertambah
Menurut Dedi Mulyadi, profesi dokter adalah pekerjaan yang sangat dipercaya oleh masyarakat.
“Ini menyangkut kepercayaan, bagaimana nanti kalau semua orang takut dirawat di rumah sakit" kata Dedi Mulyadi di halaman gedung DPRD Kota Sukabumi, Kamis (10/4/2025).
"Yang nungguinnya takut, kan bahaya,” imbuhnya mengutip Kompas.com (grup suryamalang).
Menurut Dedi Mulyadi, tindakan oknum yang mengotori profesi dokter tersebut lebih menyeramkan daripada hantu.
“Dulu kalau di rumah sakit takut sok aya jurigan (suka ada hantu), hari ini dokternya yang seperti jurig (hantu)" katanya.
"Enggak juga ya, jurig (hantu) enggak pernah merkosa,” lanjut Dedi Mulyadi.
Baca juga: Biodata Priguna Anugerah Dokter PPDS Unpad Setubuhi Anak Pasien, Punya Istri Cantik, Ada Kelainan
Kabidhumas Polda Jawa Barat Kombes Pol. Hendra Rochmawan membeberkan, kasus rudapaksa mulai terungkap saat korban melaporkan tersangka pada Selasa 18 Maret 2025.
Semua bermula saat FH mendampingi orang tuanya yang sedang dirawat di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung.
Priguna Anugerah mulai melancarkan aksi bejatnya dengan melakukan pengecekan darah.
FH dibawa tersangka dari ruangan IGD ke Gedung Mother and Child Health Care (MCHC) Rumah Sakit Dokter Hasan Sadikin yang ada di lantai 7.
"(Tersangka) membawa korban dari ruang IGD ke gedung MCHC lantai 7 pada pukul 01.00 WIB," kata Kombes Hendra di YouTube KOMPASTV, Rabu (9/4/2025).
Baca juga: Tampang Dokter FK Unpad Setubuhi Keluarga Pasien di RSHS Bandung, Resmi Dipecat dan Ditangkap Polisi
Kombes Hendra melanjutkan, sebelum pergi tersangka meminta FH agar tidak ditemani oleh siapapun, termasuk adiknya.
Singkat cerita, tersangka membawa korban ke ruang nomor 711.
"Tersangka meminta korban untuk mengganti pakaian dengan baju operasi warna hijau dan meminta korban untuk melepas baju dan celananya," urai Kombes Hendra.
Priguna Anugerah kemudian memasukkan jarum ke bagian tangan kiri dan tangan korban kurang lebih 15 kali percobaan.
Baca juga: Mau Operasi Dokter Anestesi di Sikka NTT Tidak Ada, Ibu Hamil Meninggal Bayinya Masih di Dalam Perut
Kemudian tersangka menghubungkan jarum tersebut ke selang infus.
Setelah itu tersangka menyuntikkan cairan bening ke selang infus tersebut.
Beberapa menit kemudian korban merasakan pusing lalu tidak sadarkan diri.
"Setelah tersadar, korban diminta untuk berganti pakaian kembali dan diantar sampai lantai 1 di gedung MCHC" jelas Hendra.
"Setelah sampai ruang IGD korban baru sadar bahwa pada saat itu sudah pukul 04.00 WIB" katanya.
"Lalu korban bercerita kepada ibunya bahwa tersangka mengambil darah dengan 15 kali percobaan dan memasukkan cairan bening ke dalam selang infus yang membuat korban tidak sadarkan diri," kata Kombes Hendra.
Baca juga: Guru Besar Unpad Tegaskan Pentingnya Netralitas TNI/Polri di Pilpres 2024 untuk Tepis Isu Dominasi
FH baru sadar jadi korban rudapaksa saat merasakan sakit saat buang air kecil.
Bagian intimnya terasa perih saat terkena air.
Korban kemudian melaporkan kejadian yang menimpanya ke polisi.
Ikuti saluran SURYA MALANG di >>>>> WhatsApp