SURYAMALANG.COM, - Skema tujuh pemain asing menjadi starter ketika Arema FC melawan PSBS di pekan pertama Super League 2025-2026, Senin (11/8/2025) membuat media tetangga melontarkan sindiran.
Media asal Vietnam, Tuoitre.vn mengomentari rata-rata pemain asing yang turun berasal dari Brasil.
Kendati hal itu tidak melanggar aturan, namun Tuoitre.vn menilai Arema FC tidak banyak memanfaatkan pemain lokal.
Bermain di kandang sendiri, Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Arema FC menang dengan skor 4-1 atas PSBS Biak.
Baca juga: Spirit Aremania Bikin Bale by BTN Kepincut Jadi Sponsor Utama Arema FC di Super League 2025/2026
Empat gol Arema FC dibukukan oleh Dalberto (17' P, 68', 80'), dan Valdeci (62').
Sementara satu gol balasan dari PSBS Biak dicetak oleh Luquinhas (90+7' P).
Dalam pertandingan itu, Arema FC memaksimalkan aturan tujuh pemain asing di lapangan.
Dari tujuh pemain asing yang menjadi starter, enam di antaranya berasal dari Brasil.
Tuoitre.vn langsung menuliskan judul bernada sarkas dengan menyebut Arema FC sebagai klub asal Brasil.
'Klub Brasil akan bermain di kompetisi sepak bola Indonesia' bunyi judul artikel Tuoitre.
Sarkas adalah ungkapan atau pernyataan yang mengandung sindiran, ejekan, atau cemoohan yang tajam dan kasar, yang bertujuan untuk menyakiti perasaan orang lain.
Secara harfiah, kata "sarkas" berasal dari bahasa Yunani "sarkasme" yang berarti "merobek daging".
Baca juga: Tampil Apik saat Melumat PSBS Biak, Dendi Santoso dapat Pujian dari Pelatih Arema FC Marcos Santos
Dalam artikelnya, Tuoitre juga menyoroti minimnya kesempatan bermain untuk para pemain lokal Indonesia.
Bahkan, Tuoitre menyebut Arema FC layaknya klub asal Brasil yang dihuni pemain asing dari Indonesia.
"Baru-baru ini, Arema FC (Indonesia) mengejutkan semua orang ketika menurunkan 6 pemain Brasil di laga pembuka, menang 4-1 atas PSBS Biak di liga sepak bola Indonesia" ungkapnya.
"Secara spesifik, skuad mereka terdiri dari 6 pemain Brasil, 1 pemain Argentina, dan 4 pemain lokal" lanjut Tuoitre.
"Sekilas, banyak orang akan mengira ini adalah klub Brasil dengan pemain asing dari Indonesia, bukan klub dari negara kepulauan" imbuhnya.
"Sesuai regulasi, pada Liga 1 2025-2026, setiap klub diperbolehkan mendaftarkan maksimal 11 pemain asing" terang Tuoitre.
"Dengan rincian 7 pemain berada di lapangan secara bersamaan dan 2 pemain di bangku cadangan" tambahnya.
"Klub-klub Liga 1 telah memanfaatkan aturan ini secara maksimal untuk memperkuat skuad mereka" lanjut Tuoitre.
Baca juga: Debut Manis Adi Satryo di Laga Arema FC Vs PSBS Biak, Sanggup Lepas dari Bayang-bayang Lucas Frigeri
"Hal ini membuat banyak penggemar khawatir pemain lokal Indonesia tidak akan mendapat kesempatan bermain," pungkasnya.
Tuoitre.vn adalah portal berita daring (online) dari Vietnam. Situs ini merupakan versi digital dari surat kabar harian Tuổi Trẻ, yang berarti "pemuda" dalam bahasa Vietnam.
Portal ini menyediakan berbagai berita terkini, mulai dari politik, bisnis, budaya, hingga pariwisata di Vietnam.
Berita yang disajikan tidak hanya dalam bahasa Vietnam, tetapi juga memiliki versi bahasa Inggris yang dikenal sebagai Tuoi Tre News.
Surat kabar Tuổi Trẻ sendiri merupakan salah satu koran harian terkemuka yang melayani pasar Ho Chi Minh City.
Aroma Samba di Arema FC
Arema FC memang menjadi klub pertama di Super League yang memanfaatkan regulasi pemain asing secara maksimal.
Tim berjuluk Singo Edan itu mendatangkan 11 pemain asing yang didominasi oleh nama-nama dari Brasil.
Bahkan, Marcos Santos yang saat ini menjadi pelatih kepala Arema FC juga berasal dari Negeri Samba.
Santos dibantu oleh dua asisten yang juga berasal dari Brasil, Andre Caldas dan Tiago Simoes.
Hanya 2 dari 11 pemain asing Arema FC yang tidak berasal dari Brasil yakni Julian Guevara (Kolombia) dan Ian Puleio (Argentina).
Sorotan Tajam Aremania
Terlepas dari itu, pada laga melawan PSBS Biak ada satu pemain Arema FC yang mendapatkan sorotan tajam dari Aremania.
Sorotan itu mengarah kepada pemain gelandang Muhammad Rafli yang terlihat pada kolom komentar di Instagram resmi Arema FC, @aremafcofficial.
Dalam postingan yang mengumumkan hasil pertandingan melawan PSBS Biak itu, Muhammad Rafli dianggap jadi biang Arema FC kebobolan.
Baca juga: Dibungkam Arema FC 4-1 di Stadion Kanjuruhan, Pelatih PSBS Biak Soroti Kinerja Wasit Asal Jepang
Seperti yang disebut di atas, PSBS Biak berhasil menjebol gawang Arema FC melalui penalti Luquinhas menjelang peluit panjang berbunyi.
Sementara Muhammad Rafli yang tampil sebagai pemain pengganti, baru dimasukkan di menit ke-88.
'Kipli masuk permainan ancur,' tulis @_am*****.
'Rumuse pancet, Rafli masuk tengahe kocar kacir ritme permainan gak jelas + kebobolan' tulis @rie*****.
'Karena kunci pelatih aman adalah mainkan rapli walau hanya 1 menit,' tulis @isl*****.
'Lek rafli ra main diseneni sam pelatih e,' tulis @eri*****.
'Menantu mah bebas mau ngapain juga sama,' tulis @riz*****.
'Kebiasaan el mantu masuk= kebobolan,' tulis @wtf*****.
'Fungsine pemain no 24 min serius nanya @aremafcofficial,' tulis @si.*****.
Seperti diketahui, Muhammad Rafli adalah menantu dari Iwan Budianto.
Iwan Budianto dikenal sebagai mantan manajer klub Arema FC dan juga pernah menjabat sebagai Wakil Ketua Umum PSSI.
Iwan Budianto tercatat sebagai pemegang saham mayoritas di Arema FC di bawah PT Arema Aremania Bersatu Berprestasi Indonesia (AABBI). Ia juga menjabat sebagai Direktur Utama klub.
Terlepas dari sorotan tajam kepada Rafli, kemenangan dari PSBS Biak membawa Arema FC duduk di peringkat kedua, di bawah Persija Jakarta yang sukses catatkan kemenangan 4-0 atas Persita Tangerang di pekan perdana.
Ikuti saluran SURYA MALANG di >>>>> WhatsApp