SURYAMALANG.COM, MALANG - Pawai karnaval masih menjadi pilihan utama warga untuk memeriahkan HUT ke-80 Republik Indonesia (RI). Misalnya warga Janti Utara, Kecamatan Sukun, Kota Malang yang menggelar pawai karnaval pada Minggu (17/8).
Pawai karnaval ini menampilkan berbagai kostum unik, mulai dari kostum budaya, daur ulang, sampai pakaian jadul saat masa penjajahan Jepang. Dalam pawai yang start dari Jalan Beringin, Kecamatan Sukun ini warga memeragakan keunikannya seperti tarian sampai teatrikal.
Peserta karnaval, Vina Anggraeni mengaku persiapan menyambut karnaval ini sejak dua bulan lalu. "Kami rapat dulu untuk menentukan tema dan kostum, kemudian kami latihan teatrikal di kampung selama satu bulan," terang Vina kepada SURYAMALANG.COM.
Warga RT 01/RW 09 Janti Utara ikut pawai karnaval dengan mengangkat tema Ramayana. Warga harus mengeluarkan biaya sekitar Rp 4,5 juta untuk menyewa 45 kostum karnaval. "Kami iuran sebesar Rp 250.000 per Kepala Keluarga (KK). Kami sewa 45 kostum seharga Rp 4,5 juta di daerah Tajinan, Kabupaten Malang, itu termasuk maskot karnavalnya juga," tambahnya.
Warga tidak hanya mengeluarkan biaya untuk sewa kostum. "Ada juga biaya makeup sebesar Rp 50.000 per orang," imbuhnya.
Persewaan kostum memang meningkat selama Agustus ini. Sewa Kostum Malang by Maya pun kebanjiran pesanan pada bulan ini. Pemilik Sewa Kostum Malang, Astrian Dhima Noormaya menilai Agustus menjadi momentum puncak persewaan kostum dalam setahun.
Permintaan kostum tematik yang berkaitan dengan perayaan kemerdekaan meningkat cukup pesat, mulai dari pakaian adat, busana pahlawan, sampai kostum ala Belanda. Saat ini Maya menyediakan sekitar 150 kostum khusus untuk tema Agustusan, baik ukuran anak-anak maupun dewasa. "Sebanyak apa pun stok yang saya siapkan, pasti selalu kurang. Peminatnya banyak sekali, terutama dari lembaga pendidikan," kata Maya.
Selain untuk lomba karnaval, permintaan juga datang dari sekolah atau perguruan tinggi yang menggelar pertunjukan. "Kalau hari biasa, saya hanya siapkan stok sekitar 80 kostum. Tapi khusus Agustus, stoknya bisa dua kali lipat," katanya.
Maya mematok tarif sewanya antara Rp 35.000 sampai Rp 100.000 per hari. Menurutnya, harga tersebut tidak naik meskipun permintaan sedang tinggi. "Saya tetap patok harga yang sama, bahkan ada diskon untuk sewa banyak sekaligus," tambahnya.
Maya sudah merintis usaha persewaan kostum sejak tahun 2017. Namun, Maya baru fokus menyediakan kostum bertema kemerdekaan baru empat tahun terakhir.
Menurutnya, usaha sewa kostum bukan sekadar bisnis musiman, melainkan perlu strategi khusus untuk mengikuti momentum. "Kalau Agustusan ini ibaratnya masa panen. Saya stok dulu sejak awal, jadi saat Agustus tinggal menunggu orderan datang," terangnya.
Di masa sibuk, Maya menambah jam operasional tokonya yang biasanya tutup pada 16.00 WIB berubah menjadi pukul 20.00 WIB. Karena stok terbatas, Maya sering kali menolak pesanan yang masuk. "Alhamdulillah, ini masa panen yang saya tunggu-tunggu setiap tahun," urainya.
Permintaan kostum bertema pejuang atau veteran melonjak tajam pada Agustus 2025. Pemilik dkrisfashion Malang, Rifa menyebut sekitar 90 setel kostum pejuang untuk dewasa ludes disewa warga. "Banyak yang sampai pulang tanpa bisa menyewa karena sudah kehabisan," kata Rifa.
Lonjakan permintaan terbesar datang dari kalangan mahasiswa, khususnya Universitas Brawijaya (UB). Selain kostum pejuang, busana adat juga tetap diminati meskipun tidak sebanyak kostum bertema perjuangan.
Menurut Rifa, tren penyewaan kostum di Malang sesuai dengan momen setiap bulan. Misalnya, pada Juni–Juli, kostum kebaya wisuda paling banyak dicari. Sementara periode Juli–September, kostum karnaval, adat, dan pejuang mendominasi permintaan.
Meski permintaan meningkat tajam, Rifa tidak menaikkan harga sewa kostum. Harga tetap dipatok stabil sesuai kategori kostum. Untuk busana adat anak, harga sewa mulai Rp 50.000, kostum pejuang seharga Rp 75.000, dan busana adat dewasa dibanderol antara Rp 75.000 sampai Rp 300.000.
"Biasanya saya sudah menyiapkan stok jauh hari sebelum hari-H. Karena ada konveksi sendiri, saya juga bisa langsung menjahit sesuai kebutuhan," urainya. (Purwanto/Benni Indo)