Ponpes Al Khoziny Sidoarjo Ambruk

SOSOK Nuruddin, Anak Periang Korban Tragedi Ambruknya Ponpes Al-Khoziny Sidoarjo

Nuruddin merupakan satu diantara dua jenazah yang berhasil diidentifikasi oleh Tim DVI RS Bhayangkara Surabaya, pada Minggu (5/10/2025) sore

Penulis: Luhur Pambudi | Editor: Dyan Rekohadi
SURYAMALANG.COM/Luhur Pambudi
KORBAN - momen jenazah Nuruddin dan jenazah Ahmad Rijalul Haq (16) disalatkan bersamaan oleh para anggota keluarga dari kedua belah pihak di tenda ruang tunggu keluarga korban RS Bayangkara Surabaya, pada Minggu (5/10/2025). 

SURYAMALANG.COM, SURABAYA - Sosok Nuruddin (13) satu diantara 10 santri Ponpes Al-Khoziny Sidoarjo yang berhasil diidentifikasi oleh Anggota Tim DVI RS Bhayangkara Surabaya, pada Minggu (5/10/2025) sore, dikenal sebagai pribadi yang pendiam dan periang. 

Nuruddin merupakan satu diantara dua jenazah yang berhasil diidentifikasi oleh Tim DVI RS Bhayangkara Surabaya, pada Minggu (5/10/2025) sore, berdasarkan kecocokan teridentifikasi melalui gigi, medis, dan properti barang kepemilikan. 

Sebelum dibawa ke rumah duka di Kecamatan Blega, Kabupaten Bangkalan, jenazah Nuruddin disalatkan bersamaan dengan jenazah Ahmad Rijalul Haq (16) di Tenda Ruang Tunggu Keluarga Korban RS Bayangkara Surabaya.

Belasan orang kerabat Nuruddin tangisan pecah tatkala melihat peti mati berwarna putih berisi jenazah Nuruddin dibawa keluar dari Ruang Rekonsiliasi Kompartemen Dokpol RS Bhayangkara Surabaya, untuk dipindahkan ke mobil ambulan yang akan membawanya ke rumah duka, pada Minggu malam. 

Pamannya, Ihya Ulumuddin mengatakan dirinya sempat merasakan situasi aneh yang mungkin dapat diartikan sebagai firasat petanda kejadian ambruknya bangunan bertingkat tersebut. 

Ihya menceritakan bahwa pada Senin (29/9/2025) sore kemarin, perasaannya seperti gundah gulana tanpa diketahui penyebabnya.

Hingga akhirnya kabar ambruknya bangunan musala ponpes tersebut, membanjiri grup alumni ponpes. 

Ihya merupakan alumni ponpes tersebut tahun 2010. Beberapa anggota keluarga besarnya juga demikian, yakni pernah 'nyantri' di Ponpes Al-Khoziny. 

"Tapi kalau saya, sore senin kemarin itu  saya merasakan kok bingung kok gini hawanya. Kejadian perkiraan jam setengah 3-4 sore, saat Saya di rumah Surabaya Kalikedinding, saya dapat kabar ada kejadian musala roboh. Dan cek grup WA ternyata benar," ujarnya di RS Bhayangkara Surabaya, pada Minggu (5/10/2025). 

Memperoleh kabar tersebut, Ihya yang tinggal di Kelurahan Tanah Kalikedinding, Kenjeran, Surabaya, langsung bergegas menuju ke ponpes untuk memeriksa kondisi lokasi kejadian. 

Ternyata, bangunan musala tersebut berupa konstruksi bertingkat yang runtuh atau ambruk nyaris rata dengan tanah. 

Namun, setelah memperoleh informasi dari beberapa kerabatnya, ternyata ada nama Nuruddin, sang keponakan menjadi salah satu korban hilang. 

"Saya di sana terus sejak kejadian, dan baru pulang ini, pakaian Saya belum ganti sama sekali. Nuruddin keponakan saya," katanya. 

Nuruddin berperawakan kurus namun postur tinggi.

Selama ini dikenal sebagai anak yang baik, tak neko-neko, dan periang. Ihya tak menyangka anak sekecil itu harus meninggal dunia dalam insiden nahas itu. 

Namun, mengetahui bahwa Nuruddin meninggal dunia dalam keadaan menunaikan Ibadah Salat Asar berjamaah dan tepat pada rakaat kedua. Ihya benar-benar dibuat terharu dengan Takdir Allah SWT yang ditetapkan kepada nasib sang keponakan. 

"Orangnya enggak aneh aneh. Enggak terlalu banyak omong. Dia periang.  Meninggal dunia dalam keadaan salat, Ya Allah," ujar Ihya seraya mengelus-elus dada. 

 

Sumber: Surya Malang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved