Jember

Joki Ujian ToEFL Universitas Jember Terbongkar, Mahasiswa Aktif dan Alumni Terlibat

Kasus joki ujian ToEFL yang terjadi Unit Pelaksana Akademik (UPA) Bahasa Unej itu melibatkan dua mahasiswa dan juga alumni sebagai jokinya.

Editor: Dyan Rekohadi
TRIBUNJATIMTIMUR.COM/ Dokumen Humas Universitas Jember
JOKI UJIAN TOAFL: Para pelaku Joki ujian toafl Universitas Jember diinterogasi, Kamis (16/10/2025) Mereka memasang tarif Rp 50 hingga Rp 200 ribu terhadap kliennya. 

Laporan : Imam Nawawi


SURYAMALANG.COM, JEMBER- Joki Test of English as a Foreign Language (ToEFL) di kampus Universitas Jember terbongkar

Tim Cyber Unit Penunjang Akademis Teknologi Informasi dan Komunikasi (UPA TIK) Universitas Jember berhasil mendeteksi kecurangan hingga mendapatkan pelaku joki TOEFL, Jumat (17/10/2025).

Kasus joki ujian ToEFL yang terjadi Unit Pelaksana Akademik (UPA) Bahasa Universitas Jember itu melibatkan dua mahasiswa dan juga alumni sebagai jokinya.

"Setidaknya empat orang tertangkap tangan dalam operasi tersebut. Dua di antaranya mahasiswa aktif, sementara dua lainnya adalah alumni," ujar Kepala UPA TIK Universitas Jember, Prof. Bayu Taruna Widjaja Putra, Jumat (17/10/2025).

Menurutnya, hal itu terungkap karena adanya aktivitas mencurigakan terdeteksi di jaringan komputer peserta ujian ToEFL sehingga tim IT kampus ini melakukan penelusuran.

"Adanya aktivitas jaringan yang tidak wajar. Kecurigaan bermula muncul ketika sistem keamanan internal mendeteksi anomali pada jaringan Lab yang digunakan untuk CBEPT, " kata Bayu.

Bayu mengungkapan, komputer ujian klien pelaku terhubung dengan remote khusus, yang dioperasikan dari jarak jauh oleh para joki.

"Setelah kami lakukan pelacakan secara menyeluruh, Tim Cyber UPA TIK langsung menuju lokasi dari trafik yang tidak wajar. Di sanalah kami temukan keberadaan para pelaku yang sedang menjalankan aksi perjokian,” ungkapnya.

Setelah itu, Bayu mengaku langsung berkoordinasi dengan pimpinan Universitas Jember, supaya mereka diinterogasi internal.

"Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa para terduga pelaku mengakui keterlibatannya dalam praktik tersebut, bahkan menyebut beberapa mahasiswa lain yang menjadi klien mereka," tuturnya.

Pihak kampus memberikan sanksi terhadap pelaku perjokian ujian toefl dan para penguna jasanya. Sebab ulah mereka telah mencoreng integritas perguruan tinggi.

"Kami telah mengantongi mahasiswa yang menggunakan jasa tersebut. Kasus ini akan kami serahkan kepada Tim Etik Universitas untuk proses sanksi lebih lanjut,” imbuhnya.

Sementara itu, MT mahasiswa pengguna jasa joki mengungkapkan, biaya mendapatkan mendapatkan layanan ini cukup murah, kisaran Rp 50 ribu hingga Rp 200 ribu. Kata dia, pembayaran dilakukan setelah hasil ujian toafl keluar.

“Saya tergoda karena pembayaran baru dilakukan kalau hasil ujian dinyatakan lulus,” tanggapnya.

 

Sumber: Surya Malang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved