Blitar

Megawati Bicara Soal Kemerdekaan Palestina di Peringatan 70 Tahun Konferensi Asia Afrika di Blitar

Megawati Soekarnoputri bicara soal kemerdekaan Palestina saat menjadi keynote speaker dalam seminar peringatan 70 tahun Konferensi Asia Afrika

Penulis: Samsul Hadi | Editor: Dyan Rekohadi
SURYAMALANG.COM/PURWANTO
PEMBICARA - Ketua Umum (Ketum) PDI Perjuangan sekaligus Presiden ke-5 RI, Megawati Soekarnoputri menjadi pembicara pada seminar Peringatan 70 tahun Konferensi Asia-Afrika (KAA) di Kota Blitar, Jawa Timur, Sabtu (1/11/2025). Seminar tersebut diikuti sekitar 30 akademisi dan delegasi dari 30 negara dengan tema “Bung Karno in a Global History: Commemorative Seminar of the 70th Anniversary of the 1955 Bandung Asian-African Conference”. 

Ringkasan Berita:
  • Megawati menjadi keynote speaker dalam seminar peringatan 70 tahun Konferensi Asia Afrika di Perpustakaan Bung Karno, Kota Blitar, Sabtu (1/11/2025). 
  • Megawati bicara soal kemerdekaan Palestina ynag juga disebut sesuai keinginan Bung Karno
  • Megawati juga menyerukan kepada masyarakat dunia untuk membangun tatanan global baru yang berpijak pada nilai kemanusiaan, keadilan, dan kesetaraan.
 

 

SURYAMALANG.COM, BLITAR - Presiden ke-5 RI sekaligus Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Megawati Soekarnoputri bicara soal kemerdekaan Palestina saat menjadi keynote speaker dalam seminar peringatan 70 tahun Konferensi Asia Afrika di Perpustakaan Bung Karno, Kota Blitar, Sabtu (1/11/2025). 

"Palestina merdeka itu sesuai dengan keinginan ayah saya (Bung Karno). Berdaulat merdeka penuh, bukan harus ada tawar menawar," kata Megawati dalam pidatonya.

Megawati juga menyerukan kepada masyarakat dunia untuk membangun tatanan global baru yang berpijak pada nilai kemanusiaan, keadilan, dan kesetaraan.

Baca juga: Presiden ke-5 RI, Megawati Jadi Pembicara Utama Seminar Peringatan Konferensi Asia Afrika di Blitar

Hal itu kembali mengacu pada pemikiran Bung Karno di Sidang Umum PBB pada 1960.

"Dunia lama yang dibangun di atas kolonialisme dan imperialisme harus digantikan oleh dunia baru yang berkeadilan," ujarnya. 

Dikatakannya, untuk membangun dunia semacam itu, Bung Karno mempersembahkan Pancasila bagi dunia.

Ia menegaskan Pancasila bukanlah sekadar ideologi nasional, tetapi falsafah universal yang mampu menjembatani perbedaan ideologi, ras, maupun kepentingan ekonomi.

Megawati menjelaskan secara spesifik peran Pancasila sebagai etika global.

"Pancasila menyeimbangkan antara dunia materiil dan spirituil; antara hak individu dan tanggung jawab sosial; antara kedaulatan nasional dan solidaritas antarbangsa," katanya.

Ia menilai, di tengah krisis moral global, ketimpangan digital, dan konflik geopolitik yang berlarut, dunia membutuhkan nilai universal baru yang tidak berakar pada kekuasaan, tetapi pada kemanusiaan.

"Tanpa dasar moral yang kuat, dunia akan terus diwarnai pertarungan hegemoni sebagaimana perang Rusia–Ukraina dan krisis di Timur Tengah," ujarnya. 

Isu Palestina dan pengakuan kedaulatan kemerdekaan secara mutlak menjadi sorotan utama.

"Pancasila bisa menjadi etika global yang memuliakan martabat manusia dan menolak segala bentuk penindasan," tegasnya. 

Untuk mewujudkan tatanan dunia yang adil tersebut, Megawati juga menyoroti perlunya reformasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) agar benar-benar demokratis dan mewakili seluruh bangsa di dunia.

Sumber: Surya Malang
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved