Kota Malang

Inovasi Dosen UM Siapkan Kader Tangguh Hadapi Bencana Melalui Pembelajaran Spasial Kebencanaan

Inovasi Dosen UM Siapkan Kader Tangguh Hadapi Bencana Melalui Pembelajaran Spasial Kebencanaan

SURYAMALANG.COM/Rifky Edgar
PEMBELAJARAN KEBENCANAAN - Prof Dr Budi Handoyo MSi, dosen Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Malang (UM) dikukuhkan sebagai guru besar, Kamis (2/10/2025). Ia mengembangkan konsep inovatif bernama Disaster Spatial Learning (DSL) atau pembelajaran spasial kebencanaan. 

SURYAMALANG.COM, MALANG - Indonesia dikenal sebagai salah satu negara dengan potensi bencana alam tertinggi di dunia.

Hal ini dilatar-belakangi oleh geografis Indonesia sebagai negara yang berada di pertemuan tiga lempeng tektonik aktif (Indo-Australia, Eurasia, dan Pasifik), hal ini berpotensi menghadapi ancaman multi bencana yang serius.

Kondisi ini menuntut hadirnya pendekatan baru dalam pendidikan kebencanaan yang lebih kontekstual dan memberdayakan masyarakat.

Menyadari hal tersebut, Prof Dr Budi Handoyo MSi, dosen Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Malang (UM) yang baru saja dikukuhkan sebagai guru besar, mengembangkan konsep inovatif bernama Disaster Spatial Learning (DSL) atau pembelajaran spasial kebencanaan.

Konsep ini, menurut Prof Budi, bertujuan membangun kapasitas masyarakat, khususnya peserta didik dan mahasiswa agar mampu memahami risiko bencana di wilayah tempat tinggal mereka serta menentukan langkah mitigasi yang sesuai.

Baca juga: Universitas Negeri Malang Kukuhkan 4 Guru Besar di Bidang Teknik, Sosial dan Sastra

"Selama ini pembelajaran kebencanaan masih bersifat umum dan informatif saja."

"Anak-anak tahu apa itu gempa atau banjir, tapi belum memahami bagaimana kondisi daerah mereka dan apa tindakan tepat yang harus dilakukan," ujarnya saat ditemui SURYAMALANG.COM, Rabu (1/10/2025).

Dengan pendekatan DSL, siswa diajak belajar melalui analisis spasial memanfaatkan teknologi seperti Google Earth, GIS, hingga pemetaan digital untuk mengenali karakter geografis wilayah mereka.

"Anak-anak menganalisis sendiri topografi, curah hujan, lapisan tanah, dan potensi bencana di sekitar mereka. Dari situ mereka menentukan strategi mitigasi yang sesuai," jelasnya.

Riset awal Prof Budi dilakukan di SMA Negeri 1 Dampit, Kabupaten Malang.

Dampit dipilih, lantaran daerah tersebut dikenal memiliki potensi bencana beragam mulai dari gempa bumi, erupsi gunung berapi, banjir, hingga tanah longsor.

Di sana, konsep DSL diterapkan sebagai model pembelajaran berbasis proyek dan simulasi.

"Di SMAN 1 Dampit kami jadikan sekolah laboratorium kebencanaan. Anak-anak tidak hanya belajar teori, tapi juga melakukan simulasi langsung."

"Mereka tahu kapan harus berlindung, ke mana harus evakuasi, bahkan bagaimana membantu keluarga dan masyarakat sekitar," terangnya.

Hasil penelitian menunjukkan penerapan DSL memberikan dampak signifikan terhadap peningkatan pengetahuan, sikap, dan keterampilan siswa dalam menghadapi bencana.

"Anak-anak menjadi lebih sadar akan risiko di sekitarnya. Mereka tahu apa yang harus dilakukan ketika terjadi gempa, tidak panik, dan bertindak cepat serta tepat," tambahnya.

Ke depan, Prof Budi menargetkan pengembangan konsep gerakan satu sekolah siaga bencana, di mana seluruh warga sekolah dari kepala sekolah, guru, tenaga administrasi, OSIS, hingga PMR memiliki peran dan protokol yang jelas saat bencana terjadi.

"Sekolah besar seperti SMAN 1 Dampit punya sekitar 1.300 siswa. Kita sedang menyiapkan simulasi gerakan bersama agar semua unit sekolah tahu perannya masing-masing saat bencana terjadi," ujarnya.

Ia berharap pendekatan DSL bisa dikembangkan lebih luas dengan dukungan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan pemerintah daerah.

Dengan kolaborasi yang baik, sekolah-sekolah di berbagai wilayah rawan dapat menjadi pusat pembelajaran kebencanaan berbasis masyarakat.

"Yang ingin kita bangun adalah generasi muda yang tidak hanya tanggap, tapi juga mampu menjadi kader di komunitasnya."

"Mereka bisa menularkan pengetahuan mitigasi mulai dari keluarga hingga lingkungan sekitar," tandasnya.

 

Sumber: Surya Malang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved