Kabupaten Malang

Normalisasi Sungai Tundo di Tirtoyudo Malang, Dikeruk Sepanjang 3 Kilometer di Dekat Pantai Sipelot

Pemerintah melalui BBWS (Balai Besar Wilayah Sungai) Surabaya melakukan normalisasi Sungai Tundo.

Penulis: Imam Taufiq | Editor: Dyan Rekohadi
SURYAMALANG.COM/ISTIMEWA
NORMALISASI - Kondisi Sungai Tundo di Desa Pujiharjo, kecamatan Tirtoyudo, Kabupaten Malang yang dikeruk, Selasa (11/11/2025). 

SURYAMALANG.COM, MALANG - Warga Desa Pujiharjo, Kecamatan Tirtoyudo, Kabupaten Malang,yang hampir tiap tahun jadi langganan banjir bandang, kini bisa sedikit lega karena sudah ada upaya pencegahan banjir dari pemerintah.

Ringkasan Berita:
  • Pemerintah melalui BBWS (Balai Besar Wilayah Sungai) Surabaya melakukan normalisasi Sungai Tundo di Kabupaten Malang
  • Ada tiga alat berat atau eskavator yang sedang mengeruk sedimentasi sungai
  • Kedalaman sungai akan jadi 2,5 meter, lebar sungainya juga diperlebar dari 15 meter kini jadi 20 meter, 

 

Sungai Tundo merupakan sungai yang membelah desa yang sebelumnya bisa jadi ancaman banjir jika meluap.

Dalam proyek normalisasi kali ini sungai dikeruk sedimentasinya, diperdalam dasar sungainya dan diperlebar .

Harapannya kapasitas sungai bisa aman menampung dan mengalirkan terjangan banjir kiriman dari atas bukit saat hujan lebat. 

Perlu diketahui, Desa Pujiharjo itu berjarak sekitar 80 km dari Kota Malang atau ditempuh perjalanan hampir 4 jam itu. 

"Semua air dari perbukitan itu lewatnya ya Sungai Tundo, yang ada di desa kami itu. Jika tak menampung, ya desa kami yang kena banjir bandang tiap tahun," tutur Hendik Arso, Kades Pujiharjo, Selasa (11/11/2025) siang.

Senin siang itu, Hendik Arso mengecek Sungai Tundo, yang sedang dilakukan normalisasi. 

Menurutnya, ada tiga alat berat atau eskavator yang sedang mengeruk sedimentasi, hingga kedalamannya jadi 2,5 meter.

Sungainya juga diperlebar dari 15 meter kini jadi 20 meter, dengan kanan kiri dipasang geronjong buat memperkuat tanggulnya. "

"Yang diperbaiki itu, panjangnya sekitar 3 km, hingga ke bibir Pantai Sipelot," ungkap Hendik.

Menurutnya, normalisasi Sungai Tundo itu sudah lama diharapkan karena tiap  musim hujan seperti saat ini, warga waswas rumahnya bakal diterjang banjir sehingga kadang harus mengungsi.

Pada tahun 2001 lalu, desa itu seperti tertutup air bah karena terendam banjir. 

Bahkan, ada sekitar 100 rumah hilang karena terseret arus sungai itu. Dan, yang ajaib, cuma masjid yang selama atau tetap berdiri meski diterjang banjir bandang.

"Iya, hingga kini masih bikin trauma, karena hampir tiap tahun atau tiap musim hujan seperti ini, warga kami nggak bisa tenang," ungkap Hendik, salah satu kades yang tak ada 'jarak' dengan bupati.

Sumber: Surya Malang
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved