Purbaya Jawab Rencana Prabowo Pakai Uang Koruptor untuk Bayar Utang Whoosh, Minta Diajak ke China

Purbaya jawab rencana Prabowo pakai uang koruptor untuk bayar utang Whoosh, Menkeu juga minta diajak ke China: biar saya tahu!

|
Dok. Kompas TV/YouTube Sekretariat Presiden
PURBAYA UTANG WHOOSH - Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa (KANAN) saat memberikan keterangan pers di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (16/9/2025). Presiden Prabowo Subianto (KIRI) saat meresmikan pabrik petrokimia di Cilegon, Banten, Kamis (6/11/2025). Purbaya merespons rencana Prabowo menggunakan uang pengembalian dari koruptor untuk membayar utang Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) atau Whoosh, minta diajak ke China. 

"Tapi nanti akan diskusikan dan mungkin Indonesia akan kirim tim ke China lagi kan, untuk diskusi seperti apa nanti pembayaran persisnya," ujarnya.

Sebagai bendahara negara, Purbaya pun berharap bisa ikut ke China. 

"Kalau itu saya diajak biar saya tahu diskusinya seperti apa nanti," tambahnya.

KCIC: Skema Pembayaran Utang Sedang Dibahas 

PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) memastikan berbagai skema pembayaran utang sedang dibahas secara intensif bersama para pemegang saham proyek tersebut.

Utang Whoosh, sebelumnya diwacanakan memiliki tenor hingga 60 tahun. 

General Manager Corporate Secretary PT KCIC, Eva Chairunnisa mengatakan, proses negosiasi dan finalisasi skema utang tersebut belum rampung.

"Untuk skema-skemanya masih dalam pembahasan," ujar Eva singkat kepada Kontan.co.id (grup suryamalang), Selasa (11/11/2025).

Baca juga: Pindah ke IKN Duluan Saja Respons Purbaya Saat DPD Keluhkan Ruangan Sempit, Tepis Isu Kota Hantu

Eva menjelaskan, pembahasan utang Whoosh ini melibatkan pihak internal KCIC dan seluruh pemegang saham perusahaan.

Meski demikian, Eva tidak merinci lebih lanjut detail opsi skema yang sedang dibahas, termasuk besaran bunga dan masa tenggang (grace period).

Lebih lanjut, Eva menuturkan agar informasi lebih lengkap dapat ditanyakan langsung kepada Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara.

Sebagai informasi, empat BUMN Indonesia yang tergabung dalam konsorsium PT Pilar Sinergi BUMN dalam pembangunan Whoosh, di antaranya PT Kereta Api Indonesia (Persero), PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA), PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR), dan PT Perkebunan Nusantara I (Persero) (PTPN).

Baca juga: Anak Menkeu Purbaya Ngamuk Tahu Pegawai Pajak Main Meme Coin, Yudo Sadewa: Kurang Ajar, Itu Judi!

Mayoritas pendanaan proyek ini berasal dari pinjaman China Development Bank (CDB), sementara sisanya ditopang oleh APBN serta modal dari konsorsium perusahaan patungan BUMN Indonesia dan China.

Dikerjakan sejak 2016, proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) mengalami pembengkakan biaya (cost overrun) sebesar US$ 1,2 miliar atau sekitar Rp 18,02 triliun.

Hasil audit yang dilakukan Indonesia dan China mencatat total biaya pembangunan Whoosh naik jadi US$ 7,27 miliar atau sekitar Rp 118,21 triliun, mayoritas pinjaman dari CDB.

Sebelumnya, Danantara selaku induk holding BUMN yang terlibat dalam proyek ini, telah menyebut opsi perpanjangan tenor utang hingga 60 tahun sebagai salah satu skema yang dikaji.

Pengamat Semangati Danantara: Pikirkan Solusi

Sumber: Surya Malang
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved