Berita Viral

Alasan Guru Honorer Banting Nasi Kotak dari Disdik Berujung Dipecat, Emosi Meledak di Depan Siswa

Alasan guru honorer banting nasi kotak dari Disdik berujung dipecat, emosi meledak di depan siswa, kepala sekolah juga kena, bernasib sama.

|
KOMPAS.COM/Dok.warga/KOMPAS.COM/IDON
GURU HONORER DIPECAT - Suasana di SD Negeri 021 Desa Tarai Bangun, Kecamatan Tambang, Kabupaten Kampar, Riau (KIRI)-pasca pemberhentian kepala sekolah dan seorang guru honorer, Rabu (12/11/2025). Tangkapan layar video viral (KANAN) guru SD lempar nasi ke lantai di Kabupaten Kampar, Riau, Selasa (11/11/2025). Terungkap alasan guru honorer banting nasi kotak dari Dinas Pendidikan (Disdik) berujung dipecat. 

“Kepala sekolah yang mengadu ke kami diintimidasi" kata Kepala Disdik Kampar, Siti di Kampar, Rabu (12/11/2025).

"Mau tidak mau, dengan berat hati saya sampaikan bahwa kepala sekolah dicopot dari jabatannya,” imbuhnya. 

Siti menyebut, pemecatan itu juga dilakukan bersamaan dengan pemberhentian guru honorer, Yon Hendri. 

“Kami mendapat banyak keluhan dari wali murid terhadap kedua tenaga pendidik tersebut,” ujarnya.

Baca juga: SIAPA Sosok A Suami Anggota DPRD Trenggalek Penganiaya Guru SMPN 1 Trenggalek? Jadi Tersangka

Selain insiden tersebut, Yon Hendri juga dilaporkan pernah menendang makanan bergizi gratis (MBG) di dalam kelas dan bersikap kasar saat proses belajar mengajar.

Atas serangkaian tindakannya itu, Disdik Kampar resmi memberhentikannya bersama kepala sekolah.

Akronim Guru, Bukan Sekadar Pendidik

Dari kasus di atas, menarik mengulas lebih jauh mengenai makna guru sebenarnya. 

Selama ini, guru dikenal sebagai sosok penting yang mendidik dan membimbing murid, baik di sekolah maupun di luar kelas.

Kata “guru” biasanya dipahami sebatas sebutan sederhana bagi profesi pendidik. Namun, dalam kearifan budaya Jawa, istilah guru ternyata memiliki makna yang jauh lebih mendalam.

Tidak banyak yang tahu kata ini juga memiliki kepanjangan dengan pesan filosofis di baliknya. 

Baca juga: Guru Ngaji Panjat Pagar untuk menyetubuhi Gadis Belia di Jombang, Korban Hamil hingga Melahirkan

Dalam budaya Jawa, kata guru bukan sekadar sebutan bagi pendidik. Istilah ini dipahami sebagai akronim dari ungkapan digugu lan ditiru, yang berarti dipercaya dan dicontoh.

Ungkapan ini memuat filosofi mendalam tentang peran seorang guru.

Guru bukan hanya penyampai ilmu pengetahuan, melainkan juga teladan yang harus dipercaya, diikuti, dan dijadikan contoh oleh murid-muridnya.

Filosofi digugu lan ditiru menggarisbawahi dua tanggung jawab utama guru: membimbing dengan ilmu serta menanamkan nilai-nilai kehidupan melalui sikap, etika, dan keteladanan.

Prinsip ini tetap relevan hingga kini, terutama di era pendidikan abad ke-21, ketika guru dituntut tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga mampu membentuk karakter dan kepribadian generasi penerus bangsa.

Baca juga: 16 Siswa dan 2 Guru MTs Al Khalifah Kabupaten Malang Diduga Keracunan Makan Bergizi Gratis

Sumber: Surya Malang
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved