Malang Raya

Kata Arkeolog UM, Arca Ganesha Malang dari Era Majapahit

Dalam sebuah candi Hindu, patung Dewa Ganesha berada di bagian belakang. Sementara Dewi Durga di sebelah kiri dan Agastya di sebelah kanan.

Penulis: David Yohanes | Editor: fatkhulalami
SURYAMALANG.COM/David Yohanes
Patung Gansha yang ditemukan di Mandalan Wangi, Kecamatan Wagir, Kabupaten Malang. 

SURYAMALANG.COM, WAGIR - Arkeolog Universitas Negeri Malang (UM), Dwi Cahyono sempat meninjau lokasi penemuan arca Dewa Ganesha di Desa Mandalan Wangi, Kecamatan Wagir, Kabupaten Malang, Jumat (6/11/2015).

Dwi menduga patung tersebut bagian dari sebuah candi. Lebih tepatnya sebuah tempat pemujaan agama Hindu sekte Siwa. Patung tersebut diperkirakan dari era Majapahit awal, atau Singosari akhir.

Ia menjelaskan, dalam sebuah candi Hindu, patung Dewa Ganesha berada di bagian belakang. Sementara Dewi Durga di sebelah kiri dan Agastya di sebelah kanan.

“Mungkin di sini dulu ada sebuah candi, atau tempat pemujaan Hindu,” terang Dwi.

Dari pengukuran Dwi, panjang arca 43 sentimeter, lebar bawah 25 sentimeter dan tebal 22 sentimeter. Arca ganesha mempunyai empat tangan. Tangan depan memegang mangkok dan lutut.

Sedangkan dua tangan belakang memegang tasbih dan camara atau pemukul lalat. Ganesha dalam posisi duduk, dengan singgasana berbentuk teratai. Secara umum Dewa Ganesha dikenal sebagai dewa ilmu pengetahuan.

Lebih jauh Dwi menjelaskan, area penemuan arca tersebut kemungkinan lokasi penting di masa silam. Jika ditilik dari nama desa, Mendalan berasal dari kata Mendalaan. Artinya sebuah lokasi yang suci.

“Kemungkinan dulunya memang lokasi yang disucikan atau disakralkan. Dugaan saya, dulunya memang ada candi, atau tempat pemujaan umat Hindu,” pungkas Dwi.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved