Malang Raya
Anggaran Insentif SMA-SMK Dicoret, Ternyata Seperti Ini Cara Sekolah di Kota Malang Bayar Honorer
Pemberian honor GTT-PTT di kota Malang sebelumnya didasarkan pada kesepakatan MKKS (Musyawarah Kerja Kepala Sekolah).
Penulis: Sylvianita Widyawati | Editor: Dyan Rekohadi
SURYAMALANG.COM, KLOJEN - Pencoretan anggaran insentif untuk honorer SMA-SMK Pemkot Malang membuat para honorer pasrah dan sedih.
Rencana semula, disiapkan Rp 2,7 miliar dari APBD Perubahan 2017 Kota Malang.
Anggaran itu semula akan diberikan Pemkot Malang sebagai dana hibah ke Pemprov Jatim
"Saya pasrah saja. Ya bagaimana lagi. Kalau dapat ya Alhamdullilah. Kalau gak dapat ya gak papa, " jelas Sulaiman Sulang, honorer di SMKN 6 kepada SURYAMALANG.COM, Kamis (24/8/2017).
Sulaiman menyatakan, sejak SMA-SMK dikelola Pemprov Jatim, honorer memang sudah tidak menerima insentif.
"Saat dikelola Pemkot Malang, kami selalu dapat dan sangat lancar," tutur dia.
Sulaiman sudah menjadi honorer di sekolah itu sejak 2011."Ini jalan enam tahun," jawabnya.
Di SMKN 6 saat imi tercatat ada sekitar 100 honorer.
Sedangkan jumlah PNS nya hanya 85 orang.
Abdul Tedy, Kepala SMAN 9 Kota Malang menyatakan baru mengetahui jika rencana anggaran insentif untuk honorer SMA-SMK tidak jadi diberikan karena Pemprov belum siap menerima dana hibah.
"Sebelumnya kan ada angin segar mau diberi. Tapi sekarang ternyata tidak jadi," ungkap Tedy saat ditemuaidi sekolahnya, Kamis (24/8/2017).
"Padahal honorer sudah puasa sejak Januari 2017 lalu ketika mulai dikelola Pemprov," jelasnya.
"Sebagai pimpinan, saya yakin meski belum mendapat insentif, seperti guru honorer jiwa gurunya tetap bergerak dan tidak mengurangi pengabdiannya," tuturnya.
"Ini masa transisi. Dari sekolah juga tidak bisa memberikan apa-apa dan hanya mendoakan semoga pihak regulator memberikan solusinya," kata dia.
Di SMAN 9 tercatat ada 19 GTT ( Guru Tidak Tetap) dan 24 PTT ( Pegawai Tidak Tetap).