Malang Raya
Produk Pertanian Organik Sulit Dipasarkan, Program Smart City di Kota Batu Diharapkan Jadi Peluang
"Ya kami berharap bisa bergabung di program Smart City ya. Karena itu peluang bagi kami untuk lebih memasarkan produk organik ini," kata dia.
Penulis: Sany Eka Putri | Editor: eko darmoko
SURYAMALANG.COM, BATU - Kota Batu dikenal melalui hasil produk pertaniannya. Namun, pertanian di Kota Batu ini masih banyak yang konvensional.
Pertanian organik di Kota Batu masih sangat sedikit, oleh karena itu, para petani pertanian organik masih kesulitan untuk pemasaran produk mereka.
Hasil produk pertanian yang dipasarkan, hampir 70 persen dikirim ke Kota Malang. Konsumen di Kota Batu sendiri bisa dihitung dengan jari. Seperti yang diungkapkan oleh Taslan, petani pertanian organik di Kampung Ekologi, Kelurahan Temas.
Ia mengakui, permintaan produk pertanian paling banyak dari Kota Malang, tepatnya di Sawojajar. Hampir dalam seminggu bisa kirim hampir seluruh hasil panen.
Taslan mengatakan, untuk pemasaran di Kota Malang tidak perlu mempromosikan, masyarakat sudah banyak yang tahu. Sedangkan di Kota Batu, harus jemput bola.
"Kadang kami dibantuin Pemkot untuk dipromosikan ke Hotel, tempat makan. Kalau ada bazar baru kami jual di sana," kata Taslan saat ditemui SURYAMALANG.COM, Selasa (5/9/2017).
Kalaupun ada bazar, masih banyak masyarakat yang memang belum sadar dan paham betuL tentang produk organik. Salah satu kendala bagi masyarakat yang masih enggan mengkonsumsi produk organik ialah harganya yang bisa 3 kali lipat lebih mahal.
Mereka petani organik menjual per pack dengan berat 200 gram seharga Rp 5000. Dari segi harga memang lebih mahal, tetapi, dari segi kesehatan lebih baik. Apalagi, di pertanian organik miliknya sudah tersertifikasi.
Taslan sangat berharap, Pemkot Batu mampu memberikan dorongan untuk produk pertanian organik.
"Ya kami berharap bisa bergabung di program Smart City ya. Karena itu peluang bagi kami untuk lebih memasarkan produk organik ini," kata dia.
Ditanya mengenai smart city, pihaknya juga masih belum memahami betul bagaimana nanti prosedurnya. Pihaknya sangat berharap bisa mengangkat produk pertanian organik.
Hal serupa juga diungkapkan oleh Imam Ghozali. Ia yang menanam sayuran organik di Bumiaji ini senada, bahwa ada ruang khusus bagi pertanian organik.
Kalau perlu ada toko khusus yang di dalamnya menjual pertanian organik.
"Kami ini petani siap belajar. Kalau ada perkembangan teknologi yang menunjang kami untuk lebih bisa memasarkan produk justru itu lebih baik," katanya.