Nasional

Pengakuan Warga yang Jaga Kuburan Warga Berhari-hari, Alamak, Ternyata ini yang Mereka Dapati

di Gunungkidul, Yogyakarta warga beramai-ramai menjaga makam seorang warganya yang meninggal tepat di Selasa Kliwon. 

Editor: Adrianus Adhi
Tribun Jogja/Tris Jumali
Anggota Polsek Rongkop Bripda Anggit bersama Bhabinkamtibmas Desa Karangwuni, Bripka Suwarto melaksanakan sambang warga yang sedang menjaga di kuburan Dusun Teken, Ds. Karangwuni, Ds. Rongkop, Kamis (2/11/2017). 

SURYAMALANG.COM - Selain Jumat Kliwon, hari Selasa Kliwon menjadi dianggap hari keramat bagi sebagian warga Gunungkidul.

Tak heran jika kemudian ketika ada orang meninggal di hari Selasa Kliwon, makamnya harus dijaga ketat.

Sebab sebagian orang percaya bahwa jasad orang yang meninggal hari Selasa Kliwon itu bisa digunakan untuk sarana mencari pesugihan dan ilmu hitam.

Dan belum lama ini, di Gunungkidul, Yogyakarta warga beramai-ramai menjaga makam seorang warganya yang meninggal tepat di Selasa Kliwon. 

Tentu saja tindakan ini untuk mengantisipasi si jenazah agar tak terusik tangan-tangan jahil yang sedang mendalami ilmu hitam.

Adalah warga di Desa Karangwuni, Kecamatan Rongkop yang menjaga jenazah seorang warganya yang meninggal Selasa Kliwon.

Bahkan warga dibantu polisi untuk menjaga makam tersebut. Lamanya bahkan sampai 7 hari terus menerus.

Kepala Desa Karangwuni, Suparta mengatakan kepercayaan masyarakat di desanya, sama seperti kepercayaan masyarakat lainnya di Gunungkidul, yang mempercayai jika orang yang meninggal di malam Selasa Kliwon maka akan ditunggui.

"Kalau di desa kami biasanya ditunggui seminggu atau sampai 7 hari setelah meninggal, tetapi ada yang sampai 40 hari," katanya, Jumat (3/11/2017).

Ia menuturkan, warga yang menunggui makam dikarenakan percaya jika meninggal pada malam Selasa Kliwon, jenazah sering dicuri hewan liar.

"Sampai saat ini memang belum ada peristiwa pencurian jenazah, tetapi warga mengantisipasi," ucapnya.

Anggota Polsek Rongkop Bripda Anggit bersama Bhabinkamtibmas Desa Karangwuni, Bripka Suwarto melaksanakan sambang warga yang sedang menjaga di kuburan Dusun Teken, Ds. Karangwuni, Ds. Rongkop, Kamis (2/11/2017).
Anggota Polsek Rongkop Bripda Anggit bersama Bhabinkamtibmas Desa Karangwuni, Bripka Suwarto melaksanakan sambang warga yang sedang menjaga di kuburan Dusun Teken, Ds. Karangwuni, Ds. Rongkop, Kamis (2/11/2017). (Tribun Jogja/Tris Jumali)

 
Sunyoto, seorang warga dusun Teken, desa Karangwuni mengatakan masyarakat khawatir jenazah dicuri hewan liar, oleh karena itu warga menunggui disekitaran pusara orang yang baru saja meninggal dunia.

"Warga berada di kuburan karena menunggu jenazah yang baru di kubur, acara ini dilaksanakan untuk antisipasi hewan liar,"ucapnya.

Kapolsek Rongkop, Akp Hendra Prastawa, sudah menghimbau kepada Bhabinkamtibmas untuk peduli dengan kegiatan warga, termasuk membantu warga saat menunggui kuburan.

"Sudah menjadi kebiasaan di Dusun. Teken, setiap ada yang meninggal, warga menunggu di kuburan sampai 7 hari secara bergantian," ucapnya.

Beberapa masyakarat menganggap 'hewan liar' ini adalah jelmaan dari orang yang sedang mendalami ilmu hitam.(*)

Artikel ini pernah tayang di Tribun Jogja dengan judul Ini Dia Kisah di Balik Polisi dan Warga Jaga Makam Orang yang Meninggal Selasa Kliwon di Gunungkidul

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved