Tulungagung
Suasana Upacara 17 Agustus yang Pakai Bahasa Jawa di Tulungagung dan Kediri
Bagaimana suasana upacara HUT Kemerdekaan Indonesia di daerahmu? Ada yang seperti di Tulungagung dan Kediri ini?
Laporan wartawan SURYAMALANG.COM : David Yohanes, dan Didik Mashudi
SURYAMALANG.COM, TULUNGAGUNG – Ada yang berbeda dalam upcara HUT Kemerdekaan Republik Indonesia ke 73 di Tulungagung, dan Kediri, Jumat (17/8/2018).
Upacara di dua lokasi ini menggunakan Bahasa Jawa.
Upacara di Tulungagung digelar Kelurahan Kedungsoko, Kecamatan Kota.
( Baca : Pemain Arema FC di Timnas U23 Indonesia Cedera, Seperti Ini Skenario Alternatifnya )
Peserta upacara ini membawa benda-benda yang biasa dibawa dalam keseharian, seperti tanki penyemprot hama, buah belimbing, berkebaya dengan caping, dan sebagainya.
Peserta upacara adalah warga dari berbagai latar belakang, mulai petani buah belimbing, pembuat wingko, kelompok konveksi, pembuat peyek, pelajar SMPN 5 Tulungagung, dan sebagainya.
Para petugas upacara memakai pakaian adat Jawa.
Khusus pemimpin upacara mengenakan topi raja.
( Baca juga : Disukai Juri & Penonton, The Sacred Riana Akan Tampil Live di Americas Got Talent )
Semua bahasa dalam upacara ini menggunakan bahasa Jawa kromo inggil (halus).
Kecuali aba-aba Peraturan Baris Berbaris (PBB), teks Pancasila, pembukaan UUD 1945, dan teks Proklamasi.
“Upocoro gendero, mengeti dinten kamardikan Nagari Kesatuan Republik Indonesia kaping pitungdoso tigo, dinten Jumat suryo kaping pitulas, Agustus warso kalih ewu wolulas enggal kawiwitan.”
“(Upacara bendera, memperingati hari kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) ke-63, hari Jumat tanggal 17 Agutus tahun 2018 segera dimulai),” seru pembawa acara membuka upacara bendera.
( Baca juga : Iis Dahlia Marah ke Putrinya yang Habiskan Uang Rp 1 Juta untuk Beli Sampo: Ngegesek Mulu! )
Pelaksanaan upacara berjalan khidmat dengan nuansa Jawa yang sangat kental.
Misalnya saat pembacaan teks Pancasila dibuat seolah membacakan pengumuman di era kerajaan.
Pemimpin upacara, Edy Subkhan mengatakan butuh persiapan khusus untuk mempelajari bahasa Jawa halus.