Kediri
Grebeg Suro Warga Kota Kediri Berebut Gunungan Sayur Dan Uang Receh
Masyarakat tak sabar dengan langsung menyerbu gunungan sayur yang dikirab sebelum sampai garis finish
Penulis: Didik Mashudi | Editor: Achmad Amru Muiz
SURYAMALANG.COM, KEDIRI - Masyarakat Kota Kediri antusias menyaksikan kirab pusaka dan gunungan sayur, jajan pasar, dan uang receh Grebeg Syuro Komunitas Garuda Mukha di Perempatan Jl Erlangga, Kota Kediri, Selasa (11/9/2018).
Bahkan, masyarakat tak sabar dengan langsung menyerbu gunungan sayur yang dikirab sebelum sampai garis finish. Rebutan gunungan berlangsung seru karena warga yang berebut ingin mendapatkan hasil sebanyak-banyaknya.
Panitia menyiapkan sejumlah gunungan yang memang dipersembahkan untuk masyarakat. Ada gunungan berisi sayur mayur, gunungan jajan pasar, gunungan buah-buahan, gunungan ketupat serta gunungan nasi ketan.
Sedangkan kirab pusaka, selain membawa keris juga senjata tombak panjang. Selain itu, kirab juga dimeriahkan barisan kesenian tradisional yang mengiringinya. Di antaranya kesenian Pecut, Jaranan dan Dongklek dari Madiun.
Pada kirab ini juga dibagikan dono weweh (uang sedekah) berupa uang receh pecahan Rp 1.000 kepada masyarakat yang menunggu di bawah panggung. Selanjutnya pengurus Komunitas Garuda Mukha melemparkan uang receh tersebut kepada kerumunan masyarakat.
Rebutan dono weweh ini juga berlangsung seru karena setiap warga ingin berebut uang receh sebanyak-banyaknya. Meski ada yang saling tubruk untuk berebut, namun kegiatan berlangsung tertib.
Tutik (40) salah satu warga mengaku mendapatkan sayur-sayuran berikut jajan pasar satu tas kresek. "Seru acaranya setiap 1 Suro semoga membawa berkah," ungkapnya.
Sedangkan Arifin (30) bersyukur mendapatkan dono weweh sampai Rp 11.000. "Tadi ikut berebut kebetulan dilemparkan ke arah saya sehingga dapat banyak," ujarnya.
Komunitas Garuda Mukha telah menjadikan tradisi tahunan setiap tanggal 1 Sura dengan kegiatan pawai kirab pusaka, rebutan gunungan dan sedekah dono weweh kepada masyarakat. Peserta pawai sendiri tidak hanya dari Kota Kediri tapi juga dari daerah sekitarnya.
Juga ada pagelaran Wayang Krucil Mbah Gandrung dari Desa Pagung, Kecamatan Semen, Kabupaten Kediri. Wayang Krucil ini dibawa ke Kota Kediri dengan cara dipikul berjalan kaki sepanjang kurang lebih 20 Km.
Kotak wayang berikut gamelan dan perlengkapannya dibawa dengan naik mobil. Dari desa sampai kota, tim yang memikul butuh waktu sekitar empat jam.