Surabaya
Insiden Maut Surabaya Membara, Pengakuan Saksi Selamat Ini Ungkap Penyebab Jatuh Korban
Belasan orang, diketahui Aziz tertabrak body kereta api, sebagian besar terseret dan beberapa lainnya terlindas.
SURYAMALANG.COM, SURABAYA- Insiden maut di saat acara drama kolosal Surabaya Membara berlangsung mengundang keprihatinan dan duka dari banyak pihak.
Polisi sudah mengambil tindakan untuk mengetahui penyebab insiden maut yang merenggut tiga nyawa penonton Surabaya Membara itu.
Kengerian yang terjadi di atas viaduk atau jembatan kereta api di atas jalan Pahlawan Jumat (9/11/2018) malam setidaknya mulai terungkap bila memperhatikan pengakuan para korban selamat.
A Nur Aziz (19) menjadi salah satu korban yang merasakan kengerian di atas viaduk malam itu.
Baca: Tiga Korban Tewas Insiden Maut Surabaya Membara Teridentifikasi, Ini Data Lengkap Korban
Baca: Timnas Indonesia Kalah dari Singapura, Andik Vermansah Tak Diturunkan, Bima Sakti Ungkap Alasannya
Baca: Sebelum Insiden, Panitia Surabaya Membara Sudah Beri Imbauan ke Penonton yang Ada di Atas Jembatan
Ia hafal betul insiden kereta viaduk yang dialaminya saat menonton Surabaya Membara.
Mahasiswa Stikosa AWS Surabaya itu menjadi salah satu dari 8 korban luka-luka yang di rawat di RS Dr Soetomo.
Luka yang dialaminya cukup ringan, sehingga dokter mengizinkan ia pulang ke rumahnya di daerah Karang Empat 9/28 Surabaya.
"Saya luka ringan, dan memar dibahu kiri dan dada sesak," katanya sembari membenahi tali sepatu.
Nur Aziz sengaja naik ke jembatan perlintasan rel kereta itu lantaran ingin mengabadikan momen drama kolosal dari atas.
Seingat Aziz, di atas jembatan itu banyak sekali warga yang antusias menyaksikan drama kolosal surabaya membara.
Namun tak berselang lama, terdengar suara laki-laki mengganggu keasyikannya.
"Woy sepur woy," tirunya saat ditemui awak media di halaman depan RS Dr. Soetomo pukul 23.00 WIB jumat (9/11/2018).
Setau Aziz kereta api itu melintas dengan kecepatan yang cukup lambat.
Semua orang yang berkerumun mendadak buyar dan berlari mencari posisi di sela-sela antara rel dan tembok jembatan.
"Semua orang tadinya udah aman semua, bisa ngatur diri ketika kreta lewat pelan," katanya.