Malang Raya

Jawaban Pihak SMAN 1 Gondanglegi Malang Terkait Tudingan Intimidasi Terhadap Para Siswa

siswa-siswi SMAN 1 Gondanglegi, Kabupaten Malang, akhirnya perwakilan sekolah melalui Wakil Kepala Sekolah bidang kurikulum, Fadhilah Zamzam bicara

Penulis: Mohammad Erwin | Editor: eko darmoko
SURYAMALANG.COM/Mohammad Erwin
Pelajar SMAN 1 Gondanglegi Kabupaten Malang melakukan aksi demonstrasi di lapangangn sekolah, Rabu (21/11/2018). 

SURYAMALANG.COM, GONDANGLEGI - Menanggapi aksi demo yang dilakukan oleh ratusan siswa-siswi SMAN 1 Gondanglegi, Kabupaten Malang, akhirnya perwakilan sekolah melalui Wakil Kepala Sekolah bidang kurikulum, Fadhilah Zamzam angkat bicara.

Kebetulan saat itu Kepala Sekolah SMAN 1 Gondanglegi sedang melakukan dinas di luar kota.

Pihaknya menegaskan sama sekali tidak melakukan bentuk intimidasi apapun kepada siswa terkait permasalahan ini.

"Tidak ada intervensi atau intimidasi, guru itu kan nuturi dan mengajar soal pelajaran mendidik soal tingkah laku. Kalau tingkah laku mereka tidak baik ya dikandani. Di rumah mereka anaknya orang tua. Tp di sini ya kami orang tuanya," beber Fadhillah di SMAN 1 Gondanglegi, Rabu (21/11/2018).

Baca: Kecewa & Merasa Diintimidasi Oknum Guru, Ratusan Siswa SMAN 1 Gondanglegi Malang Unjuk Rasa

Fadhillah mengaku unjuk rasa yang dilakukan para siswa kali ini diluar dugaan pihak sekolah. Fadhillah mengendus ada oknum tertentu yang turut mendorong siswa melakukan demo, namun ia enggan menyebutkan siapa oknum tersebut.

"Unjuk rasa ini diluar dugaan kami, saya heran kok malah siswa menuntut 4 Wakil Kepala Sekolah yang diganti, itu bukan ranah mereka. Karena siswa tugasnya belajar. Saya menduga aksi hari ini ditunggangi oleh oknum tertentu yang berkepentingan dalam permasalahan ini," ungkap Fadhillah.

Terkait adanya ancaman untuk melaporkan ke kepolisian, Fadhillah menyebut hanya untuk mengingatkan para siswa agar tidak begitu saja menyebarkan kabar yang menurutnya masih simpang siur, ke grup WA (Whatsapp).

"Soal itu, karena menyebarkan ke grup wa para siswa. Saya imbau jangan diteruskan, saya laporkan ke polisi lho. Jadi benang merahnya misskomunikasi antara mpk dan OSIS terkait adanya anggaran HUT sebesar 42 juta dan itu sudah diberikan. Sehingga siswa berspekulasi mengatakan ke teman-temanya 'waduh dana angel kerono waka e diganti' (dana sulit karena Wakanya diganti). Tidak ada komunikasi yang baik kala itu," jelasnya.

Fadhillah menambahkan, empat wakil kepala sekolah yang diganti oleh kepala sekolah kala itu, karena diniliai bermasalah. Perlu diketahui empat Waka yang diganti adalah Waka Sarpras (Sarana Prasarana), Waka Kurikulum, Waka Kesiswaan, dan Waka Humas.

"Saya selaku waka kurikulum baru, empat waka itu bermasalah. Karena tidak bisa bekerja sama, akhirnya kepala sekolah mengganti empat waka itu," ujarnya.

Ke depan, Fadhillah menghimbau kepada para siswa untuk fokus ke pelajaran. Mengingat tak lama lagi para siswa harus bersiap melakukan ujian semester.

"Siswa itu tugasnya belajar bukan ikut campur urusan pergantian Waka, sebentar lagi ujian semester," pesannya.

Sementara itu, dikonfirmasi terpisah, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Malang, M Hidayat menjelaskan penyelesaian permasalahan yang terjadi di SMAN 1 Gondanglegi ini, merupakan ranah Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur.

"Kewenangan itu bukan di Dinas Pendidikan Kabupaten, tapi (Dinas Pendidikan) Provinsi. Kita gak punya kewenangan apa-apa itu. Sudah diambil alih mereka," kata Hidayat.

Dayat menilai, jika dirinya masuk pada penyelesaian masalah tersebut merupakan ranah yang salah.

"Salah ranahnya kalau saya masuk di situ, ya bukan kewenangan kita," tutupnya.

Sumber: Surya Malang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved