Nasional
Harga Tiket Pesawat Mahal, Muncul Petisi Hingga Warga Aceh Pilih Lewat Kuala Lumpur Untuk ke Jakarta
Harga tiket pesawat mengalami kenaikan dan tetap tinggi meski masa libur panjang akhir dan buka tahun sudah lewat, hingga muncul petisi
SURYAMALANG.COM - Harga tiket pesawat terbang yang mengalami kenaikan saat ini mulai banyak dikeluhkan.
Harga tiket pesawat mengalami kenaikan dan tetap tinggi meski masa libur panjang akhir dan buka tahun dinilai sudah lewat.
Keluhan harga tiket pesawat naik mulai bermunculan di media sosial hingga muncul tagar #tiketpesawatmahal , bahkan sudah muncul petisi yang meminta tiket pesawat diturunkan.
Petisi "Turunkan harga tiket pesawat domestik Indonesia." di situs Change.org yang dibuat
Iskandar Zulkarnain itu sudah ditandatangani sebanyak lebih dari 139 ribu orang saat berita ini ditulis.
• Striker Baru Arema FC Dinilai Kegendutan, Ternyata Ini Kelebihannya Saat Berduel
• Robby Abbas Sebut Tarif Melaney Ricardo Lebih Besar dari Vanessa Angel Jika Ikut Prostitusi Online
• Manajemen Arema FC Yakini Pemain Pilihan Mereka Akan Dapat Memuaskan Milomir Seslija
Harga tiket Pesawat yang mahal membuat masyarakat Aceh yang akan bepergian ke Jakarta memilih penerbangan ke Jakarta via Kuala Lumpur, Malaysia.
Pasalnya, harga penerbangan via negeri jiran lebih murah dibanding harga tiket penerbangan dalam negeri.
Dikutip dari Kompas.com, harga tiket untuk keberangkatan Minggu (13/1/2019), tiket penerbangan dari Banda Aceh menggunakan maskapai Air Asia pukul 11.10 via Kuala Lumpur dan tiba di Bandara Sukarno Hatta, pukul 19.30 hanya Rp 716.800.
Bandingkan dengan penerbangan jam yang sama menggunakan maskapai Lion Air dari Banda Aceh pukul 06.00 WIB via Bandara Kuala Namu Medan seterusnya menggunakan maskapai Batik Air dan tiba di Bandara Sukarno Hatta Jakarta pukul 12.20 WIB dengan harga Rp 3.012.800.
“Mau dibuat bagaimana pun, misalnya dipenggal-penggal tiketnya, dari Banda Aceh ke Kuala Lumpur sekali penerbangan, lalu lanjut ke Jakarta dengan maskapai berbeda, masih tetap murah via Kuala Lumpur. Saya sering menggunakan penerbangan model begini, dan ini sebenarnya memalukan, masak iya dalam negeri jauh lebih mahal,” sebut Yanis, warga Lhokseumawe, Sabtu (12/1/2018).
Dia menyebutkan, penerbangan langsung dari Banda Aceh ke Jakarta seharusnya menjadi perhatian khusus bagi maskapai di tanah air.
Pasalnya, Provinsi Aceh tercatat dalam sejarah sebagai penyumbang pesawat pertama Indonesia dengan Seulawah 1 dan Seulawah 2 era Presiden Sukarno.
“Agar persoalan ini dibahas serius. Kalau pejabat mungkin tidak terasa mahal, karena tiketnya dibayar negara lewat dana perjalanan dinas. Kalau masyarakat kecil, itu sangat terasa mahal,” pungkasnya.
Penjelasan Maskapai Penerbangan
Harga tiket pesawat yang mahal dan dipertanyakan masyarakat direspon 3 maskapai penerbangan di Indonesia yang bersedia memberi penjelasan.
Head of Media Relations and Internal Communications Sriwijaya Air, Adi Willi Hanhari Haloho menyebut pihaknya tidak melakukan pelanggaran regulasi terkait tarif batas atas.