Kabar Pasuruan

Ini Kronologis Pembunuhan Keji Di Pasuruan, Mulai Dicekoki Teh Campur Potas Hingga Dibakar

Tersangka merasa dirugikan dengan korban yang menawarkan program umroh murah dengan biaya Rp 10 juta dan sudah banyak santrinya yang mendaftar.

Penulis: Galih Lintartika | Editor: Achmad Amru Muiz
suryamalang.com/Galih Lintartika
Kapolres Pasuruan AKBP Rizal Martomo saat memberikan penjelasan terkait pembunuhan dengan tiga tersangka di Mapolres Pasuruan. 

SURYAMALANG.COM, PASURUAN – Satreskrim Polres Pasuruan mengungkap kronolgis jelas kejadian pembunuhan dan masing – masing peran tiga tersangka yang diamankan. Dalam kasus tewasnya, Sya'roni (60) warga Dusun Pejaten, Desa Pajaran, Kecamatan Rembang, dan Imam Sya'roni (70) warga Desa Selorentek, Kecamatan Kraton, Kabupaten Pasuruan ini, polisi menangkap tiga orang.

Seperti yang diberitakan sebelumnya, tiga orang yang diamankan adalah pasangan suami istri (pasutri) M Dhofir (59) dan Nanik Purwanti (30) warga Dusun Sumber Gentong, Desa Jati Gunting, Kecamatan Wonorejo, dan Zainudin (30) warga Desa Wonosari, Kecamatan Wonorejo, Kabupaten Pasuruan.

Dari hasil pemeriksaan, Kasat Reskrim Polres Pasuruan AKP Dewa Putu Prima menjelaskan, kejadian ini jelas motifnya sakit hati. Tersangka merasa dirugikan dengan korban yang menawarkan program umroh murah dengan biaya Rp 10 juta. Sudah banyak santrinya yang mendaftar tapi korban ternyata tidak menepati janjinya.

Kejadian itu terjadi Sabtu (19/1/2018). Saat itu, tersangka Zainudin diminta oleh tersangka M Dhofir untuk menjemput korban Sya’roni dan Imam Sya’roni. Tersangka berdalih ke korban menyampaikan amanah dari tersangka Dhofir untuk datang ke rumahnya.

“Alasannya saat itu, di rumah tersangka sedang ada pengajian. Tersangka ini kan dukun dan punya banyak pengikut yang disebut sebagai santri. Nah, kedua korban ini merupakan santri tersangka selama ini,” kata Kasat kepada Suryamalang.com.

Zainudin menjemput kedua korban sekira pukul 16.00. Selanjutnya, tersangka dan dua korbannya ini tiba di rumah tersangka M Dhofir sekira pukul 16.30. Selanjutnya, korban ini dijamu dengan apik oleh M Dhofir dan istrinya. Tak lama, tersangka Nanik, membuatkan teh untuk kedua korban itu.

“Sebelum disajikan, tersangka M Dhofir memasukkan potas ke dalam teh yang akan disajikan ke kedua korban itu. Istrinya saat itu juga tahu dan membiarkan perbuatan suaminya itu. Dan selanjutnya, teh disajikan ke korban dan diminum oleh kedua korbannya,” jelasnya.

Dikatakan Kasat, tak lama dari minum teh campur potas itu, kedua korban langsung muntah – muntah. Tersangka M Dhofir langsung menyuruh Zainudin untuk membelikan jamu agar korban tidak muntah – muntah. Sekira pukul 17.20, korban minum jamu yang sudah dibelikan sama tersangka Zainudin. Tak berselang lama, setelah korban minum jamu, kedua korban langsung tak sadarkan diri dan disandarkan diri di kursi.

“Tersangka Zainudin mengunci kedua korban itu di dalam rumah tersangka M Dhofir. Dan selanjutnya, tersangka M Dhofir meminta Zainudin keluar dari pintu dapur dan pulang untuk mencarikan pikap,” tambah dia.

Dijelaskan dia, Dhofir marah – marah ke Zainudin karena ternyata perintah mencarikan pikap tak kunjung dilakukannya. Bahkan, Zainudin justru pergi ke acara selamatan di tetanggannya. Sekira pukul 00.00, atau minggu dinihari, tersangka Dhofir terbangun dari tidurnya. Ia kembali marah – marah karena Zainudin tak kunjung datang ke rumahnya.

“Dia (Dhofir) ini bingung, harus dikemanakan dua korban ini. Yang bersangkutan sangat panik sekali tidak bisa berbuat apa – apa. Hingga akhirnya, dia mengajak istri dan Zainudin ini menitipkan sepeda motor korban di rumah kerabatnya Novi,” ungkapnya.

Sekira pukul 00.15, tersangka tiba di lokasi dan menitipkan sepeda ke Novi yang lokasinya tak jauh dari ditemukannya korban tewas terbakar. Lima menit kemudian, setelah memarkirkan sepeda motor korban, Dhofir meminta Zainudin untuk memotong bambu menggunakan gergaji. Tak lama, Zainudin membawa potongan bambu dari kebun kosong itu ke rumah Dhofir.

“Istri tersangka Dhofir, Nanik disuruh untuk membeli bensin ke toko dan diantar Zainudin. Setelah mendapatkan bensin itu, sekira pukul 02.10, ketiga tersangka menyeret dua korban dari rumah Dhofir ke dekat rumah Nurul Huda,” urainya.

Sekira pukul 02.30, Dhofir menyiramkan bensin yang baru saja dibeli ke sekujur tubuh dua korbannya. Diduga kuat, tersangka dengan sengaja membakar korban ini dengan tujuan dan maksud untuk menghilangkan jejak dan mayat korban. “Sayangnya aksi tersangka itu diketahui Nurul Huda yang sempat memadamkan api. Kami akan dalami lagi untuk mengungkap fakta lainnya,” jelasnya. 

Sumber: Surya Malang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved