Kabar Surabaya

Heboh Isu Kiamat Ponorogo, Gubernur Jatim Minta Kakankemenag Turun Langsung Temui Warga

Gubernur Jawa Timur ingin agar Kepala Kantor Kemenag (Kakan Kemenag) tersebut menggali lebih dalam sebetulnya apa yang terjadi di Kelompok tersebut.

Penulis: Fatimatuz Zahro | Editor: Achmad Amru Muiz
rahadian bagus
Anggota Polsek Badegan bersama anggota TNI mendatangi rumah Katimun atau Kotimun yang diduga mengajak 52 warga Desa Watu Bonang, Kecamatan Badegan, Ponorogo, ke Malang 

SURYAMALANG.COM, SURABAYA - Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa meminta Kepala Kantor Kementerian Agama di Ponorogo untuk turun langsung menangani kasus isu kiamat yang meresahkan warga Ponorogo. 

Gubernur perempuan pertama Jawa Timur itu ingin agar Kepala Kantor Kemenag (Kakan Kemenag) tersebut menggali lebih dalam sebetulnya apa yang terjadi di kelompok masyarakat yang sampai berbondong-bondong pindah ke Malang gara-gara isu kiamat

"Tadi malam saya sudah kornfirmasi ke Kakankemenag Ponorogo,  supaya bisa konfirmasi ke pimpinan mereka. Ini kan satu case (kasus), tapi siapa tahu ada titik lain yang terinformasi hal yang sama tapi nggak sampai pindah seperti 52 orang warga itu," kata Khofifah saat diwawancara di Gedung DPRD Provinsi Jawa Timur,  Kamis (14/3/2019).

Menurut Khofifah, dengan menyisir dan mengkonfirmasi secara langsung ke kelompok masyarakat tersebut,  akan bisa terdeteksi bagaimana kronologis kejadian sampai-sampai 52 warga Ponorogo nekat pindah ke Malang dan menjual murah aset mereka.

Yang menurut berita, hal itu dilakukan lantaram ketakutan bahwa wilayah tempat tinggal mereka yang bakal lebih dulu terjadi kiamat. 

Di sisi lain,  Khofifah sendiri mengaku heran bagaimana masyarakat bisa mudah termakan dengan isu kiamat semacam tersebut.  Fenomena ini menurutnya mirip dengan fenomena isu kiamat di tahun 2012.

"Saya sendiri pernah merasa penasaran saat ada berita kiamat 2012. Saya datang langsung ke Kampung Maya di Mexico, untuk bisa mengetahui apa yang bikin orang percaya kiamat akan terjadi di tahun 2012," urai Khofifah.

Ternyata penyebabnya tak lain adalah warga suku Maya memiliki kalender sendiri yang kalendernya itu berakhir di tahun 2012.

"Sampai sekarang saya masih simpan kalender itu.  Dan ya sesederhana itu alasannya, mereka percaya kiamat bakal terjadi di tahun 2012," kata Khofifah.

Hal semacam itu rupanya yang diindikasi juga terjadi di Kabupaten Ponorogo.  Dan menurut Khofifah, hal itu cukup mengherankan mengapa ada saja yang masih tercaya. "Kalau menurut saya agak masygul ya kalau hari ini," ucapnya. 

Meski begitu, mantan Menteri Sosial ini menganggap, fenomena itu tak lepas juga dari perkembangan era teknologi digital.  Dimana orang bisa terdesiminasi informasi yang luar biasa dan dengan mudah. 

"Maka saya minta Kakankemenag dulu konfirmasi sebetulnya apa yang terjadi di kelompok itu," pungkas Khofifah. 

Sumber: Surya Malang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved