Breaking News

Jendela dunia

ABG Didiagnosa Sembelit Parah karena Kebanyakan Minum Bubble Tea, Lihat Tanda Lingkaran Merah

Seorang gadis ABG harus menderita karena kerap mengkonsumsi bubble tea.

Penulis: Raras Cahyaning Hapsari | Editor: Adrianus Adhi
Suryamalang/ tribun
Ilustrasi Bubble Tea 

SURYAMALANG.com - Seorang gadis ABG harus menderita karena kerap mengkonsumsi bubble tea.

Pasalnya, gara-gara bubble tea yang di konsumsinya, gadis ABG ini samapi mengalami sembelit parah.

Setelah diteliti ternyata sembelit yang diderita gadis ABG itu disebabkan oleh bubble dari bubble tea yang menyumbat pencernaannya.

Dilansir dari Sin Chew, diketahui gadis ABG itu berasal dari provinsi Zhejiang berusia 14 tahun.

Dia menjalani pengobatan darurat di rumah sakit lokal, Selasa (28/5/2019) setelah mengeluhkan sakit perut dan kesulitan makan dan buang air besar sembelit.

Setelah menjalani pemeriksaan CT Scan di bagian perut, dokter menemukan bahwa perut, saluran pencernaan dan anus nya tersumbat oleh bubble.

Melansir sumber yang sama, dokter terkejut dan menanyakan gadis itu tentang seberapa sering dirinya mengonsumsi bubble tea.

Remaja perempuan itu lalu menjawab terakhir kali mengonsumsi bubble tea 5 hari lalu.

Dokter Zhang yang merawat anak itu mengatakan bahwa jumlah bubble dalam perut anak itu tidak hanya akumulasi sehari.

Mabuk & Bikin Ulah di Tuban, Mantan Napi Tewas Akibat Dikeroyok Warga

Tato ‘Demi Tuhan Ku Mencitai Mama’ Jadi Bukti Pertobatan Mantan Preman Jakarta dan Surabaya

Bukti Rasa Sayang Dewi Perssik Pada Orang Tuanya, Rela Begadang demi Jaga sang Ayah

Temuan Uang Pecahan Rp 100.000 & Rp 50.00 Hebohkan Warga Palu, Diduga Milik Korban Gempa dan Tsunami

Yang berarti, anak perempuan itu kerap menutupi kebiasaan minum bubble tea dari orangtuanya.

Tampaknya ia cukup sering menkonsumsi bubble tea sehari-hari.

Dokter lalu memberikannya cairan laksatif untuk mendorong bubble yang tersumbat di perutnya.

Direktur Rumah Sakit Umum Kota Zhuji mengatakan bahwa bubble dalam bubble tea itu terbuat dari tepung kanji yang tidak mudah dicerna.

Ditambah lagi, beberapa penjual membuat adonannya lebih kenyal, yang membuatnya lebih berbahaya bagi sistem pencernaan jika dikonsumsi dalam jumlah yang berlebih.

Dilansir Epoch Times, pada 2015 juga terjadi skandal yang melibatkan mutiara di bubble dengan korbannya adalah jurnalis televisi di Provinsi Shandong.

Halaman 1/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved