Cangkok Ginjal di RSSA Malang

PNS Ini Sukses Jalani Cangkok Ginjal di RSSA Malang

Upaya cangkok ginjal dihadapi Suji, setelah ia menjalani proses cuci darah lebih dari tiga bulan.

Editor: fatkhulalami
SURYAMALANG.COM/Dyan Rekohadi
Suji (kanan), pasien transplantasi ginjal saat memberi keterangan pers di RSSA Kota Malang, Selasa (2/2/2015). 

SURYAMALANG.COM, KLOJEN - Suji (47), asal Tulungagung bisa tersenyum. Pegawai Negeri Sipil (PNS) di SMPN Karangrejo Tulungagung, Jawa Timur ini sukses menjalani transplantasi atau pencangkokan ginjal di Rumah Sakit Dr Saiful Anwar (RSSA) Kota Malang.

Upaya cangkok ginjal dihadapi Suji, setelah ia menjalani proses cuci darah lebih dari tiga bulan.

“Sejak menjalani cuci darah pertama, saya sudah merasa itu hanya sebagai penambah umur saya saja. Saya sudah gak sreg. Saya juga sudah jalani CAPD (cuci darah dengan menggunakan rongga perut), begitu disebut saya bisa cangkok ginjal, saya langsung ambil kesempatan itu,” aku Suji di RSSA, Selasa (3/2/2015).

Suji menceritakan perjalanan penanganan penyakitnya. Warga Bulurejo Kecamatan Kauman, Tulungagung ini divonis gagal ginjal saat memeriksakan diri ke RS Baptis Kediri pada 2013.

Sekitar satu tahun ia mengidap penyakit hipertensi atau darah tinggi.

“Tekanan darah saya bisa sampai 270-300. Mungkin karena saya suka makan. Saya biasanya makan sehari sampai lima kali,” papar Suji.

Begitu divonis gagal ginjal, Suji harus menjalani cuci darah ke RSSA. Seminggu dua kali ia pulang pergi Tulungagung untuk menjalani cuci darah.

Suji langsung menyatakan kesiapannya ketika tim dokter RSSA yang menanganinya menyebut, ia bisa mencangkok ginjal. Ia menjalani operasi pencangkokan ginjal dari pendonor pada 17 Januari 2015.

“Pokoknya saya pasrah saja, kalau sukses ya saya siap kalaupun mati saya sudah pasrah,” cerita Suji.

Proses operasi pencangkokan Suji dan pendonornya memakan waktu sekitar empat jam. Pasca operasi Suji harus menjalani perawatan di ruang khusus hingga dua minggu untuk menghindari infeksi.

"Saya bersyukur semua berjalan baik sampai sekarang. Saya juga berterimakasih karena sebagaian dana operasi dan perawatan ditanggung BPJS," kata Suji.

Ketua Tim Transplantasi ginjal RSSA, Dr Atma Gunawan Sp PD KGH mengatakan, sebelum dilakukan operasi ada screening untuk menyiapkan pasien dan mencocokkan organ ginjal yang didonorkan.

”Untuk mengurangi resiko perlu diketahui kecocokan dengan donor, golongan darahnya, anatomi, perlu diketahui pembuluh darahnya tersumbat atau tidak,” terang Atma.

(Dyan Rekohadi)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved