Jendela Dunia
Netizen : Anak Orang Kaya Justru Tidak Mandiri dan Nglunjak
"Bapak Chaerul Tanjung dari keluarga yang tidak punya tapi dia bisa pintar dan sukses," ujar netizen bernama Bang Joe X-Friends Aeknabara.
SURYAMALANG.COM, MALANG - Hasil penelitian dari Columbia University, New York, AS, serta Massachussets Institute of Technology (MIT) tentang hubungan status ekonomi dan kapandaian siswa mendapat tanggapan ratusan netizen.
Dalam komentar yang masuk di Facebook Surya Malang, Surya Arema dan Tribunnews umumnya mereka tidak sepakat dengan hasil penelitian tersebut.
Sebelumnya, kedua universitas ternama itu merilis bahwa siswa kaya, rata-rata akan lebih pandai dari mereka yang miskin.
"Bapak Chaerul Tanjung dari keluarga yang tidak punya tapi dia bisa pintar dan sukses," ujar netizen bernama Bang Joe X-Friends Aeknabara.
Ada juga yang emosi dengan hasil penelitian ini. "Jangan melecehkan kami rakyat miskin, walaupun kami miskin, otak kami 1000 persen halal,' kata netizen dengan nama Putra Jingga.
"Gak setuju, justru karena orang tua kurang mampu anak lebih pandai. Daripada orangtua yang mampu, anaknya jadi bersandar terus pada orangtua gak pernah mandiri, bisa nglunjak,"kata netizen bernama Prafietha CiiAremanita Nounhaa'ichiro.
Ada juga yang mengatakan bahwa banyak orangtua yang tidak mampu, tetapi anaknya sarjana wahid. Seperti di Universitas Negeri Semarang dimana anak tukang becak mampu lulus cumlaude. Atau juga di Universitas Negeri Surakarta anak buruh tani lulus cumlaude.
"Tergantung lingkungan dan mental anak,"ujar netizen dengan nama Raden Mas Adhie.
Sebelumnya, di penelitian ini, Columbia University mengukur besar korteks otak besar dari penghasilan orangtua mereka.
Hasilnya, semakin besar penghasilan, maka semakin besar pula korteks otak besar mereka.
"Kita sudah tahu lama bahwa kemiskinan dan kurangnya akses untuk memperkaya wawasan, sangat berhubungan dengan rendahnya pencapaian seorang siswa di sekolah,"
"Tapi, ternyata sekarang kita bisa melihat kenyataan itu dari ukuran otak. Ini sangat penting," kata Elizabeth Sowell, dari Children's Hospital Los Angeles, mengomentari hasil penelitian ini, sebagaimana dilansir The Daily Mail, Sabtu (18/4/2015).
Profesor MIT, John Gabrieli, mengatakan,kemiskinan memang harus diakui memberikan pengaruh dalam daya belajar seseorang.
Menurut John, menjadi miskin artinya membuat akses belajar menjadi terbatas.
Penelitian lain menunjukkan, siswa miskin rata-rata menjadi kurang pandai karena banyak dari mereka mengalami stres dibesarkan dalam kemiskinan.
Penelitian ini seharusnya menunjukkan, bahwa anak-anak orang yang berkecukupan akan rugi bila tak mampu memanfaatkan kelebihan yang mereka dapatkan.
Apalagi bila kalah bersaing dengan mereka yang kurang beruntung.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/suryamalang/foto/bank/originals/ilustrasi-siswa-miskin_20150419_183104.jpg)