Malang Raya
Gunung Arjuna dan Welirang Bisa Meletus Sewaktu-waktu
Setelah erupsi Gunung Kelud tahun 2014 lalu, Kota Batu dimasukkan dalam daerah rawan bencana Gunung Api.
SURYAMALANG.COM, BATU - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) menggembleng sejumlah sumber daya manusia Kota Batu tanggap darurat bencana.
Hal itu dilakukan sebagai upaya mengoptimalkan dan mengintegrasikan pemanfaatan SDM, peralatan dan anggaran dari semua instansi atau lembaga atas sistem komando tanggap darurat.
Kepala Bidang Rencana dan Operasi SRC BNPB Wilayah Timur, Bagyo Setiyono mengatakan, pasca erupsi Gunung Kelud tahun 2014 lalu, Kota Batu dimasukkan dalam daerah rawan bencana Gunung Api.
Ini setelah Kota Batu dalam erupsi Gunung Kelud menjadi area terdampak. Akan tetapi, potensi Gunung Aktif yang ada di Kota Batu yakni Gunung Welirang tetap harus menjadi perhatian..
"Seperti dalam kasus meletusnya Gunung Sinabung, Tim Vulkanologi dan Kegunungapian tidak memperkirakan akan meletus. Ini dikarenakan gunung yang aktif justru Gunung Sibajak, jadi ketika Gunung Sinabung meletus tidak ada dugaan sejak awal," kata Bagyo Setiyono di Hotel Zam-zam Kota Batu, Selasa (28/4/2015).
Bagyo mengingatkan, hal yang sama juga bisa terjadi di Gunung Welirang yang aktif mengeluarkan belerang. Demikian juga dengan Gunung Arjuno sewaktu-waktu juga bisa meletus.
Masyarakat harus waspada terkadap kedua gunung tersebut. Karena bahaya sewaktu-waktu bisa terjadi.
Untuk itu, ungkap Bagyo, seluruh komponen BPBD Kota Batu perlu memiliki Tim Reaksi Cepat dan Komando Tanggap Darurat Bencana.
Yakni dengan pelatihan tanggap bencana oleh seluruh SKPD sehingga bisa digunakan untuk pemetaan potensi SDM, peralatan dan anggaran. Dengan demikian SDM yang ada akan bisa difungsikan sesuai kemampuan dan tupoksi masing-masing.
Diakui Bagyo, informasi kejadian awal bencana sangat penting sehingga tidak salah dalam melakukan tindakan tanggap darurat.
Kesalahan informasi awal bisa berakibat salah dalam mengambil tindakan. Terutama dalam bencana skala besar, maka akan dilakukan penugasan Tim Reaksi Cepat (TRC) dan penetapan status keadaan darurat yang selanjutnya dibentuk Komando Tanggap Darurat (KTD).
"Dengan mekanisme dan tahapan prosedur yang sesuai aturan maka timbulnya bencana bisa ditindaklanjuti dengan cepat tanpa kesalahan," tutur Bagyo.
Pelatihan tanggap darurat bencana diikuti oleh seluruh perwakilan SKPD Kota Batu, TNI, Polri, ORARI, RAPI, PMK, Senkom, Tagana, dan lainya. Dalam pelatihan tersebut, peserta diberikan materi tentang manajemen informasi dalam penanggulangan bencana, pelatihan TRC (Tim Reaksi Cepat), Pos Komando Tindakan, dan sebagainya.
(Achmad Amru Muiz)