Malang Raya

Maria, Nenek 83 Tahun Asal Malang yang Masih Eksis di Lomba Maraton Dunia

Maria hanya makan buah, sayur, kacang hijau dan susu. Hasil dari ketelatenannya menjaga pola makan ini berbuah seringnya menjuarai perlombaan maraton.

Editor: fatkhulalami
SURYAMALANG.COM/Sulvi Sofiana
Maria Hasan (depan) saat mengikuti lomba maraton di Thailand. Foto ini merupakan dokumentasi pribadi Maria Hasan 

SURYAMALANG.COM, KLOJEN - Maria Hasan sudah berusia 83 tahun, tapi fisiknya masih terlihat sehat. Nenek itu juga masih giat berolahraga dan ikut ajang maraton di berbagai tempat.

Bahkan, nenek yang masih giat di tim Penggerak Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Kota Malang ini dijadwalkan ikut lomba maraton di Jepang dan Amerika Serikat pada September 2015.

Wanita pensiunan perawat ini mulai mengkuti lomba lari maraton saat usia 60 tahun. Maria Hasan mengaku dibimbing Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kota Malang.

"Saya tidak ikut latihan rutin, sama KONI saya disuruh latihan kalau emang mau ada perlombaan," jelas Maria Hasan.

Di usia 83 tahun, wanita ini masih memiliki gigi utuh.

Pemilihan maraton sebagai ajangnya berlomba diakuinya karena dukungan pemerintah yang besar, apalagi terhadap wanita yang sudah berumur seperti dirinya.

Sejak ia ikut latihan maraton di KONI Kota Malang, Maria Hasan secara rutin mengikuti perlombaan maraton 200 meter sampai 400 meter di berbagai daerah di Indonesia dan sejumlah perlombaan internasional.

Wanita yang rajin menjaga pola makannya ini mengaku, dirinya sering menjadi juara dan selalu mengurus keperluan lombanya sendiri.

"Kalau anak dan cucu ikut malah mereka khawatir, takut neneknya ini kesleo atau jatuh," jelas ibu lima anak ini.

Untuk menjaga staminanya, Maria hanya makan buah, sayur, kacang hijau dan susu. Hasil dari ketelatenannya menjaga pola makan ini berbuah seringnya menjuarai perlombaan maraton.

"Sering juara, seperti di Pontianak, Thailand, Singapura. Hari ini (Kamis, 30/4/2015) dikasih tumpeng sama Umi Farida (Ketua PKK Kota Malang), ya saya makan nasinya," terang wanita yang tinggal di Gadang, Kota Malang.

Pengalamannya lomba di luar negeri sangat berkesan baginya. Ia menceritakan, saat di Thailand dirinya terpaksa harus menghadapi lomba dengan atlet muda.

"Lawan saya diperlombaan macam-macam, yang seumuran ada. Tapi kalau tidak ada, ya saya lawan yang lebih muda," jelasnya

Semua aktivitas baru ia lakukan setelah pensiun dari dunia keperawatan di Rumah Sakit Tentara Soepraoen Kota Malang.

"Semua saya coba, dari badminton, karawitan sampai menari. Kalau sekarang saya disuruh nyanyi campursari, ya masih bisa," jelasnya.

Lurah Gadang, Nur Hani Ismail menjelaskan, setiap hari Maria memang hidup sendiri dengan biaya pensiunan. Suaminya sudah meninggal sejak 1993.

"Beliau (Maria) rutin mengajarkan pengetahuan mengenai diabetes dan senam kepada lansia. Kami juga salut sama gaya hidupnya yang sehat," ungkap Hani.

(Sulvi Sofiana)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved