Malang Raya
Pemkot Malang Cari Investor yang Siap Olah Sampah Jadi Tenaga Listrik
Pengolahan sampah menjadi listrik, kata Erik bukan hal baru. “Sejauh ini, pengolahan sampah menjadi tenaga listrik telah diterapkan di Surabaya dan...
Penulis: Adrianus Adhi | Editor: musahadah
SURYAMALANG.COM, KLOJEN - Pemkot Malang berencana menggelar tender investasi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Supit Urang seluas 32 hektar, Agustus 2015.
Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Malang, Erik S Santoso memaparkan pemenang tender nanti harus membangun pabrik Pengolah Sampah di TPA Supit Urang menjadi menjadi energy terbaru, seperti listrik.
Pengolahan sampah menjadi listrik, kata Erik bukan hal baru. “Sejauh ini, pengolahan sampah menjadi tenaga listrik telah diterapkan di Surabaya dan Denpasar,” tambah Erik pada wartawan, Jumat (31/7/2015).
Di Kota Malang, ide mengubah gas metana hasil pembusukan sampah menjadi listrik juga sudah digagas sejak 10 tahun. Kendati begitu, ide ini belum terlaksana.
Oleh karena itu, ia mendorong agar ide tersebut terwujud nyata dengan melaksanakan lelang investasi. Ide ini juga didukung dengan kehadiran tiga investor yang sudah menjajaki dan melihat peluang membangun pusat pengolahan sampah di Supit Urang.
Ketiga investor itu berasal dari Belanda, Jerman, dan Badan Usaha Pemrakarsa (BUP) dari Jakarta. Satu diantara mereka bias jadi akan memenangkan tender, kemudian membangun unit pengolahan sampah di sana.
Sementara, Wali Kota Malang, M Anton menambahkan jika pabrik dibangun, maka tenaga kerja diambil dari Kota Malang. Salah satunya dengan memperkerjakan masyarakat, dan pemulung sampah di lokasi tersebut.
Selain itu, 500 keluarga sekitar TPA Supit Urang juga masih mendapatkan manfaat gas metana meski pabrik sudah beroperasi. “Gas metana untuk kebutuhan rumah tak akan diputus. "Kalau perlu ditambah," katanya.
Ia menambahkan perusahaan yang bersedia mengolah sampah di Indonesia tergolong sedikit. Mereka tak mau berinvestasi lantaran membutuhkan modal yang sangat besar.
Oleh karena itu, Pemkot langsung menyambut begitu ada swasta yang tertarik dengan Supit Urang, yakni dengan lelang investasi.
Alasan yang lain, produksi sampah di TPA Supit Urang tiap hari juga tergolong besar, yaitu sampai 500 ton tiap hari. Nah, jika tak di olah maka sampah-sampah di sana akan terus menumpuk, lalu semakin lama akan merusak lingkungan.