Surabaya

Pemulung Lolos Seleksi Brimob, Ingin Bahagiakan Ibu yang Sakit

Sejak kelas 2 SD, setiap pulang sekolah Yuda harus menyusuri jalan untuk mencari barang-barang bekas. Kardus, plastik bekas air mineral dan..

Penulis: M Taufik | Editor: Aji Bramastra
SURYAMALANG.COM/M Taufik
Yuda Satria (kiri), pemulung yang lolos seleksi anggota Brimob bersama Kabid Humas Polda Jatim sebelum berangkat ke pusat pendidikan, Jumat (31/7/2015). 

SURYAMALANG.COM, SURABAYA - Dari 1.263 orang pendaftar seleksi Tamtama Polri di Polda Jatim 2015, hanya 152 peserta yang dinyatakan lolos.

Usai sidang kelulusan, 152 calon anggota Brimob Polri inipun diberangkatkan ke Watu Kosek untuk menjalani pendidikan selama enam bulan..

Mereka diberangkatkan bersama dari Polda Jatim, Jumat (31/7) siang.

Saat proses pemberangkatan itu, ada satu calon siswa (Casis) yang menjadi perhatian banyak perwira di Polda Jatim.

Dia adalah Yuda Satria, pemuda 21 tahun asal Bangah, Kecamatan Waru, Sidoarjo.

Bukan karena penampilan atau prilakunya, pemuda tersebut mencuri perhatian para pejabat Polda lantaran latar belakangnya.

Diketahui, Yuda adalah calon anggota Brimob yang sejak kecil bekerja menjadi pemulung untuk membiaya sekolahnya sendiri.

“Sejak kecil saya sudah bercita-cita menjadi polisi. Saya sangat bersyukur bisa lolos seleksi dan mengikuti pendidikan. Saya berharap semua berjalan lancar dan saya bisa mengabdi ke negara dengan menjadi anggota Polri,” ujar Yuda saat berbincang dengan Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Raden Prabowo Argo Yuono.

Yuda adalah anak dari pasangan suami istri asal Padang, Sunaryo (56) dan Riniwati (53). Dua kakaknya, Silvia Halim (27), dan Riri Andangsari (25), tinggal di Padang.

Sedangkan adiknya, Joko Antonio (19) yang masih SMA, tinggal bersama dia dan ibunya di Waru, Sidoarjo.

“Saat saya kelas 2 SD, kami ditinggal oleh ayah. Karena pekerjaan ibu hanya sebagai tukang cuci, saya bersama saudara saya harus ikut bekerja untuk biaya hidup. Sejak itu saya menjadi pemulung agar bisa tetap sekolah,” kisahnya.

Menurut Yuda, dua kakaknya juga menjadi pemulung selama sekolah. Kakak pertamanya sudah bekerja, dan kakak keduanya sekarang masih kuliah.

“Adik saya juga mencari barang bekas untuk tambahan biaya sekolah. Apalagi, beberapa tahun ini ibu sudah tidak bekerja karena sudah tua,” lanjutnya lirih.

Calon anggota Brimob Polri ini mengaku sama sekali tak pernah malu dengan statusnya itu. Bahkan dia merasa bangga bisa sekolah dengan biaya sendiri.

Toh, menjadi pemulung bukan pekerjaan haram.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved