Karya Anak Bangsa
Dari Rumah Kontrakan di Malang, Kotak 'Ajaib' itu Menuju Pelosok Negeri
“Dari sini nasib Falle berubah begitu drastis. Belum juga pulang dari Jakarta setelah terima penghargaan itu, ponsel ini tak berhenti bunyi..."
Penulis: Aji Bramastra | Editor: Aji Bramastra
Ada banyak produk buatan Malang yang terkenal hingga pelosok negeri. Falle, sebuah kotak kayu imut yang berfungsi sebagai perangkap nyamuk, menjadi satu diantaranya. Ini kisah Andy Suryansyah, anak muda yang jatuh bangun membuat Falle menjadi populer.
Andy datang sedikit terlambat menemui Harian Surya yang sudah membuat janji wawancara di kantor pusat Falle, Jl Bunga Merak, Kota Malang, Jumat (16/10/2015).
Kantor sekaligus tempat produksi Falle itu sendiri sejatinya sangat sederhana. Rumah itu disewa Andy belum lama. Baru sebulan katanya, setelah pindah dari kantor lama, di Jalan Bendungan Sigura-gura.
Setelah tergopoh-gopong mengangkat satu dus penuh kotak kayu, menyeka peluh di keningnya, Andy lalu duduk, dan meminta maaf atas keterlambatannya.
“Mendadak harus ambil bahan mentah. Kalau tidak diambil sekarang, barang untuk pesanan bisa terlambat jadinya. Mohon maaf mas,” kata Andy.
Andy mengaku kini bekerja ekstrakeras untuk memenuhi pesanan Falle. Pesanan mulai banyak, sementara ia harus berkompromi dengan jumlah karyawan yang tak banyak.
Belum lagi, mengingat Falle adalah barang handmade. Semua produksinya dilakukan oleh tenaga tangan, tanpa mesin.
Tak seperti perangkap nyamuk elektronik lain, Falle buatan Andy bekerja dengan keunikan tersendiri. Kotak kayu itu punya speaker kecil, yang bila dinyalakan, akan mendengungkan suara nyamuk jantan.
Suara ini akan memancing nyamuk betina untuk datang, sehingga akhirnya akan terperangkap dalam jebakan pengejut listrik.
“Alhamdulillah, grafik permintaan terus naik. Saya harus bekerja keras untuk memenuhi tepat waktu, agar pelanggan tak kecewa,” kata Andy.
Anak muda jebolan Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) ini mengaku bersyukur apa yang dibuatnya mendapat apresiasi luar biasa dari masyarakat.
Yang menarik, ia ternyata tak begitu saja membuat Falle bisa laris manis seperti saat ini.
“Waktu pertama saya buat, saya tawarkan, saya diketawain sama orang-orang. Saya sudah kemana-mana, mejelaskan tentang produk ini, tetap saja gagal,” kenang Andy.
Andy menolak menyerah. Hingga ketekunannya itu mendapat ganjaran manis.
Tanpa ia duga, karyanya memenangkan penghargaan bergengsi SATU Indonesia Awards edisi tahun 2013.
Kotak nyamuk yang awalnya ditertawakan orang itu, malah menyisihkan ratusan karya anak bangsa lain.

Andy Suryansyah saat menerima penghargaan SATU Indonesia Award dari Presiden Direktur Astra International, Prijono Sugiarto.
Menerima penghargaan ini merubah nasib Andy, karena penghargaan tahunan yang diselenggarakan oleh PT Astra Indonesia ini memang mendapat porsi pemberitaan cukup besar di sejumlah media nasional.
“Dari sini nasib Falle berubah begitu drastis. Belum juga pulang dari Jakarta setelah terima penghargaan itu, ponsel ini tak berhenti bunyi. Orang berebut pesan Falle,” ucap Andy.
Benci Nyamuk
Menciptakan Falle tak didapat Andy dari tempatnya berkuliah. Ia sejatinya seorang mahasiswa dari jurusan komputer.
Inspirasi membuat Falle, kata Andy, didapatnya dari pengalaman mengerikan, pernah terkena demam berdarah dengue (DBD) yang cukup parah.
“Karena pernah mengalaminya, saya tahu betul kalau demam berdarah sangat berbahaya. Itulah mengapa saya kepikiran mau buat alat pembasmi nyamuk,” kata pria berdarah Madura ini.
Memang, kotak perangkap nyamuk sudah tersedia banyak di pasar. Tapi, menurut Andy, alat-alat yang beredar di pasar, hanya bisa mengusir nyamuk, bukan membasmi.
“Nyamuk bisa bermigrasi, sehingga ini tak menyelesaikan masalah. Itulah mengapa saya ciptakan Falle,” ujar dia.
Pengalaman mengerikan itu, ternyata kini mengantar Andy menjadi seorang wirausahawan.

Andy, melihat pekerjanya yang sedang merakit unit Falle sebelum siap dijual. (foto : Aji Bramastra)
Penghargaan SATU Indonesia Award memberinya kesempatan untuk mewujudkan ambisinya.
Ia mendapat peluang menjalankan sebuah perusahaan kecil, sekaligus membuat karya anak bangsa berkibar di negeri sendiri.
Andy pun mengaku bangga, mendengar Falle buatannya ikut membantu populasi nyamuk.
“Kami selalu bertanya ke pembeli, bagaimana hasil Falle di wilayah mereka. Hampir semua pembeli mengaku, populasi nyamuk di daerah mereka berkurang. Itu kebahagiaan saya,” sebut dia.
Jalan menjadi hingga seperti saat ini, diakui Andy, memang terjal dan tak mudah. Meski pesanan Falle terus mengalir, Ia mengaku tetap jatuh bangun untuk membuat perusahaan kecilnya tetap sehat.
“Saya pernah nyaris bangkrut, karena perusahaan tidak efisien. Pernah juga ditipu puluhan juta oleh rekan berbisnis. Saya tidak menyerah, semua saya jadikan pelajaran,” aku Andy. (*)