Arema Boyong Gustavo Lopez Demi Piala Jenderal Sudirman

SURYAMALANG.COM, KLOJEN - Tim Arema Cronus berpacu dengan waktu untuk sesegera mungkin komposisi pemainnya.Kebutuhan pemain asing yang belum terpenuhi membuat manajemen Arema bekerja keras mendapatkan pemain incaran.

Tidak tanggung-tanggung, Arema kini tengah memburu empat nama pemain incaran untuk memuhi kuota pemain asing yang masih lowong.

CEO Arema, Iwan Budianto menyatakan, saat ini pihaknya masih memilah nama-nama pemain incaran sesuai kebutuhan tim. Ia menyebut dari tiga kebutuhan pemain asing, hanya satu kuota yang dipastikan terisi dengan bergabungnya Esteban Vizcarra.

Kini Arema masih berusaha mengisi dua kuota lagi yang masih kosong.

“Ada empat nama yang nanti mengerucut jadi dua. Namanya kami belum bisa menyebutkan. Posisinya satu playmaker, satu pemain belakang,” ujar Iwan, Selasa (3/11/2015).

Pria yang biasa dipanggil IB itu menyebut proses rekrutmen dua pemain asing berikutnya akan dilakukan secepatnya.

IB juga engganmenyebut asal klub pemain asing baru yang tengah diburu. Ia hanya menyebut empat pemain buruan itu dua di antaranya pernah bermain di Indonesia dan dua lainnya adalah pemain asing yang benar-benar baru dan belum pernah bermain di Indonesia.

Keterangan berbeda disampaikan pelatih Arema, Joko ‘Gethuk’ Susilo yang menyebut timnya segera mendapatkan pemain asing baru yang kedua.

“Kami sudah dapat dua pemain asing, hanya saja yang satunya masih nunggu besok. Kami sudah minta diurus secepatnya proses kedatangannya, jadi tinggal mencari satu lagi,” ungkap Gethuk.

Meski pihak Arema belum menyebutkan nama pemain asing berikutnya yang akan teken kontrak, rumor yang beredar menyebut nama mantan pemain Arema, Gustavo Lopez adalah salah satu pemain yang diincar itu. Nama Gustavo muncul mengingat tim pelatih Arema masih mengidolakan pemain ini.

Sama seperti cerita bergabungnya Esteban Vizcarra kali ini, Gustavo yang juga asal Argentina sebenarnya juga diincar Arema sejak turnamen Piala Presiden lalu. Duet pemain Argentina inilah yang sebenarnya diinginkan kala itu dan akhirnya terganti dengan keberadaan Kone dan Koita.