Piala Jenderal Sudirman
Gethuk Merasa Ada Tekanan Batin di Arema, Apa ya?
Gethuk mengaku tidak bisa berbuat apa-apa.
Penulis: Dyan Rekohadi | Editor: fatkhulalami
SURYAMALANG.COM, KLOJEN - Aturan kuota dua orang pemain muda dengan kategori U-21 sebagai pemain starter di setiap pertandingan turnamen Piala Jenderal Sudirman (PJS) masih menjadi momok bagi tim Arema Cronus.
Manajemen dan tim pelatih Arema sudah mati gaya karena kesulitan menambah pemain mudanya. Padahal jumlah pemain muda di skuat utama Arema hanya ada tiga orang pemain.
Minimnya jumlah pemain muda yang masuk kategori U-21 di tim Arema membuat tim pelatih selalu was-was. Arema sudah tidak memiliki pemain muda cadangan bila pemain U-21 Arema yang sudah didaftarkan mengalami cedera.
Seperti diberitakan sebelumnya, tim Arema hanya memiliki tiga pemain muda yang masuk kategori pemain U-21 di turnamen PJS. Tiga pemain itu yakni Junda Irawan, Dio Permana , dan Utam. Utam adalah pemain muda dengan posisi kiper.
Praktis hanya ada dua pemain U-21 di tubuh tim Arema yang bisa dimainkan di tengah lapangan. Jika ada sesuatu yang dialami Junda dan Dio, maka Arema sudah tidak memiliki pemain U-21 lagi untuk memenuhi aturan.
Pelatih Arema Cronus, Joko Susilo mengakui jika seharusnya timnya mencari pemain tambahan di kelompok usia di bawah U-21. Tapi mereka mengalami kesulitan.
"Kami harus bagaimana? Kami tidak punya lagi pemain U-21," tegas Gethuk, panggilan Joko Susilo pada SURYAMALANG.COM, Kamis (12/11/2015).
Arema tidak memiliki stok pemain U-21 karena beberapa pemain muda Singo Edan yang pernah ikut bergabung tim senior usianya sudah menginjak 22 dan 23 tahun. Sedangkan di Akademi Arema sendiri hingga saat ini belum memiliki binaan di usia sekian. Stok pemain binaan Akademi Arema ada di level U-19.
"Aturannya harusnya tidak bisa saklek begitu. Apalagi ini klub-klub profesional. Kalau mau pembinaan, ya harusnya bisa melibatkan pemain U-22, U-23 atau U-19. Gak harus U-21 saja," tambah Gethuk.
Dengan kondisi demikian Gethuk mengaku tidak bisa berbuat apa-apa. Sebagai seorang pelatih sekaligus Direktur Teknis Arema Akademi yang turut menangani pembinaan pemain muda.
Pelatih asal Cepu itu sebenarnya merasakan tekanan batin saat menjalani aturan kota pemain U-21 di turnamen. Menurutnya aturan dan kondisi tim mengharuskannya menggunakan strategi memainkan para pemain muda dalam waktu singkat.
"Sebetulnya gak baik mengganti pemain muda dalam waktu singkat. Mereka pastilah merasakan gak enak. Tapi susah juga, kondisi tim yang tidak memungkinkan dan kami yang tidak memiliki pemain cadangan U-21 harus melakukan itu untuk menyiasati," papar Gethuk.