Piala Jenderal Sudirman

Jadi Tuan Rumah, tapi Arema Dirugikan

“Sudahlah kami hadapi saja, bukan Arema namanya kalau tidak menghadapi masalah di pertandingan, kalau protes harus bayar ya kami bayar, bismillah,"

Penulis: Dyan Rekohadi | Editor: fatkhulalami
SURYAMALANG.COM/Hayu Yudha Prabowo
Joko Susilo, pelatih Arema Cronus dalam sesi uji lapangan di Stadion Kanjuruhan Kepanjen, Kabupaten Malang, Minggu (15/11/2015). 

SURYAMALANG.COM, KLOJEN - Bertanding di turnamen Piala Jenderal Sudirman (PJS) sebagai tuan rumah di babak penyisihan grup, tak membuat tim Arema Cronus merasa diuntungkan.

Kubu Arema justru seringkali dirugikan dan mempertanyakan aturan penyelenggara turnamen. Terlepas keuntungan atau kerugian yang diterima dari aturan turnamen, tim Arema memilih menghadapi semua dengan lapang dada.

Pada turnamen PJS banyak aturan baru yang ditetapkan sepanjang turnamen. Di antara penerapan aturan baru, tim pelatih Arema menyoroti aturan yang diumumkan mendadak sehingga menyulitkan tim dari sisi persiapan.

Perubahan jadwal di awal turnamen dan aturan kuota pemain U-21 yang mendadak menjadi poin yang dikritisi Arema.

“Secara umum untuk jadwal pertandingan sebenarnya sudah baik, tim bisa punya waktu antar pertandingan cukup untuk recovery, tapi kok ya kemaren Arema sudah main pertama kali lebih cepat dari tim yang lain, di jadwal berikutnya Arema lagi yang main,” ungkap Joko ‘Gethuk’ Susilo, pelatih Arema Cronus.

Seperti diketahui, Kota Malang dipilih sebagai tuan rumah pembukaan turnamen PJS pada 10 November 2015. Tim Arema sebagai tuan rumah ‘dipaksa’ harus siap lebih awal karena jadwal pertandingan mereka dimajukan, dari yang semula tanggal 14 November jadi 10 November 2015.

Arema yang baru mendapat tambahan amunisi pemain asing tentu hanya memiliki waktu sangat singkat untuk penyesuaian.

Belum lagi tim pelatih harus menyiapkan komposisi tim dengan memasukkan dua pemain U-21, padahal sebelumnya tim pelatih tidak pernah menggunakan komposisi demikian selama latihan. Beruntung tim Singo Edan bisa meraih kemenangan di laga perdana.

Menghadapi kondisi demikian, tim pelatih Arema akhirnya memilih mengabaikan ketidapuasan mereka. Mereka lebih memilih berkosentrasi pada kekuatan tim daripada mempermasalahkan aturan.

Gethuk juga tidak mengkhawatirkan aturan denda untuk beberapa hal, termasuk untuk memprotes keputusan wasit.

“Sudahlah kami hadapi saja, bukan Arema namanya kalau tidak menghadapi masalah di pertandingan, kalau protes harus bayar ya kami bayar, bismillah, kami siap saja,” tegas Gethuk.

Arema yang menjadi tuan rumah di grup A turnamen PJS akan menghadapi perlawan yang tidak mudah. Singo Edan bersaing dengan Persija Jakarta, PBR, Sriwijaya FC dan Persegres GU.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved