Geger Gafatar
Inilah Keinginan Mantan Anggota Gafatar Begitu Tiba di Malang
Para bekas anggota Gafatar ini mengaku masih memeluk agama Islam. Mereka pergi ke Mampawah, karena direkrut.
Penulis: David Yohanes | Editor: fatkhulalami
SURYAMALANG.COM, PAKIS - Soeharto (42) memeluk seorang anaknya yang masih balita, sambil mendengarkan materi kebangsaan dari Staf Ahli Bidang Politik dan Hukum Pemkab Malang, Yoyok Wardoyo.
Warga Kademangan, Kecamatan Pagelaran terlihat paling aktif diajak berdialog.
Selain Soeharto, ada lima laki-laki dewasa lainnya dan empat perempuan dewasa. Sementara tujuh anak-anak juga ikut pembinaan. Sebab tidak ada pengasuh yang menjaga mereka saat proses pembinaan berlangsung di UPTD Bina Loka KaryaKecamatan Pakis, Selasa (26/1/2016).
Mereka adalah bekas anggota Gafatar dari Kabupaten Malang. Dari dialog dengan Yoyok Wardoyo terungkap, Soeharto dan kawan-kawan sebelumnya berada di kamp Gafatar di Mempawah, Kalimantan Barat.
Soeharto mengungkapkan, ada penampungan lain di luar Mampawah, antara lain di Pangkalan Bun. Namun Soeharto tidak tahu, apakah ada warga Kabupaten Malang lainnya.
“Ya yang kami tahu hanya ini. Yang lain tidak tahu,” ujarnya.
Soeharto mengungkapkan, dirinya dulu seorang karyawan sebuah koperasi. Setelah pindah ke Mampawah, dirinya bertani. Pekerjaan barunya ini lebih baik saat masih di Malang.
Namun diakuinya, setelah kasus Gafatar meledak, dirinya merasa cemas. Anak-anaknya juga mengalami trauma. Karena itu, Soeharto ingin hidup normal seperti semula.
“Maunya bekerja dan hidup damai seperti sebelumnya,” ucapnya.
Para bekas anggota Gafatar ini mengaku masih memeluk agama Islam. Mereka pergi ke Mampawah, karena direkrut. Namun siapa yang merekrut mereka, belum diketahui.
Usai menjalani pembinaan, mereka kembali ke ruang peristirahatan. Wartawan dilarang berbicara langsung dengan mereka.