Malang Raya
Penyakit Mematikan Ini Mulai Mewabah di Blitar, RSUD Ngudi Waluyo Kehabisan Obat
Penyakit yang menyerang saluran pernafasan ini bisa menyebabkan kematian pada anak balita bila terlambat penanganan.
Penulis: Imam Taufiq | Editor: musahadah
SURYAMALANG.COM, BLITAR - Para orangtua di Kabupaten Blitar harap waspada terhadap perkembangan kesehatan anaknya.
Bila anak mengalami gejala tak enak badan, seperti panas, dingin disertai nyeri pada tenggorokan dan tak mau makan, harap segera diantisipasi.
Siapa tahu, ia sedang terserang difteri, yakni penyakit yang menyerang saluran pernafasan dan bisa menyebabkan kematian pada anak balita bila terlambat penanganannya.
Di Kabupaten Blitar saat ini ada sekitar 49 anak balita yang terserang penyakit yang disebabkan bakteri corynebacterium dephtheriae.
Wabah itu sudah berlangsung sekitar 10 hari lalu dan cepat menyebar ke beberapa kecamatan. Di antaranya, Kecamatan. Garum ada sekitar 10 penderita, Kecamatan Talun ada tiga penderita, Kecamatan Wlingi ada lima penderita, Kecamatan Doko ada dua penderita, Kecamatan Selopuro.
Saat ini ada enam balita yang masih dirawat inap di RSUD Ngudi Waluyo, Wlingi, sedang lainnya menjalani perawatan jalan setelah dirawat di rumah sakit milik Pemkab Blitar tersebut.
"Sebagian sudah dalam proses penyembuhan setelah dirawat di rumah sakit," kata dr Yuni Sri Wulandari, Sekretaris Dinas Kesehatan Pemkab Blitar, Jumat (18/6/2016).
Enam balita yang masih dirawat di RSUD Ngudi Waluyo baru diberi obat anti biotik, seperti penurun panas dan kekebalan tubuhnya. Sebab, stok obat difterinya saat ini sudah habis setelah dipakai mengobati sekitar 30 pasien dalam 10 hari ini.
"Tak usah khawatir, dinas akan mengusahakan obat itu segera datang hari ini. Kami lagi mengambil ke pemprov," paparnya.
Selama sakit, si balita itu harus diberi masker karena penyakit ini bisa cepat menular melalui udara.
Biasanya, balita yang rentan terkena penularan penyakit ini karena tubuhnya lemah atau belum diimunisasi (DPT),'' terangnya.
Sementara itu, munculnya wabah penyakit ini, membuat anggota dewan langsung sidak ke RSUD Ngudi Waluyo Wlingi.
Panoto, anggota DPRD Kabupaten Blitar dari PKB, langsung menemui orangtua pasien di ruang Anggrek RS tersebut.
"Anak saya itu tertular di sekolah karena ada enam teman sekelasnya (PAUD) juga terkena penyakit ini," papar Besta, orangtua pasien.
Kepada Panoto Besta menyampaikan selama 10 hari dirawat di RSUD Ngudi Waluyo, belum mendapat obat difteri.
"Kalau faktanya seperti itu, kami akan klarifikasi ke dinkes atau ke pihak rumah sakit. Kok bisa, obatnya sampai telat. Padahal, penyakit ini cukup berbahaya dan semestinya pihak RS jauh-jauh hari sudah mengantisipasinya," ujar Panoto.