Kediri

Warga Kediri yang Mau ke Malang Tak Perlu Lewat Kandangan setelah Ada Jembatan Merah

Ny Nyamini (50), Kepala Desa Bayem, Kecamatan Kasembon, Kabupaten Malang sangat bersyukur jembatan yang diidamkan masyarakatnya akhirnya terwujud.

Penulis: Didik Mashudi | Editor: musahadah
SURYA/Didiik Mashudi
Bupati Kediri dr Haryanti meresmikan Jembatan Merah bantuan PT GG, Kamis (31/3/2016). 

SURYAMALANG.COM, KEDIRI - Sepuluh hari setelah diresmikan Bupati Kediri dr Haryanti Sutrisno, Jembatan Merah menjadi jalan alternatif bagi masyarakat Kabupaten Malang dan Kediri.

Warga tidak perlu lagi jalan memutar lewat Kandangan dengan jarak tempuh lebih jauh.

Ny Nyamini (50), Kepala Desa Bayem, Kecamatan Kasembon, Kabupaten Malang sangat bersyukur jembatan yang diidamkan masyarakatnya akhirnya terwujud.

Keberadaan Jembatan Merah ini akan membuat masyarakat lebih dekat bepergian ke Kediri.

Jembatan Merah ini menghubungkan Desa Bayem, Kecamatan Kasembon, Kabupaten Malang dengan Desa Siman, Kecamatan Kepung, Kabupaten Kediri.

Masyarakat kedua wilayah yang ingin bepergian tidak lagi perlu memutar melalui Kandangan yang jarak tempuhnya lebih jauh.

"Sebelum ada jembatan ini, warga kami kalau berkunjung ke Kepung harus jalan memutar lewat Kandangan. Sekarang menjadi lebih dekat karena langsung lurus sudah sampai Kepung," ungkap Nyamini.

Setelah ada jembatan yang dibangun PT Gudang garam itu, warganya memang menjadi lebih dekat ke Pasar Kepung daripada ke Pasar Kandangan atau Kasembon.

Termasuk petani lebih dekat menjual sayuran. "Jembatan ini sangat membantu masyarakat dan memperlancar transportasi," tambahnya.

Nyamini bakal mengusulkan jalan desanya menuju akses jembatan untuk diperlebar. Selama ini jalannya masih makadam dan sempit. Sehingga mobil harus bergantian lewat.

Supaya jembatan tidak dilalui truk bermuatan pasir, bakal didirikan pos pemantau yang dijaga para relawan.

"Jembatan ini hanya mampu dilalui pikap dan kendaraan roda empat. Kami melarang truk pengangkut pasir lewat," jelasnya.

Sebelumnya Bupati Kediri dr Haryanti juga berharap, supaya jembatannya awet truk pasir dilarang lewat.

Untuk mengawasi setiap hari selama 24 jam supaya dilakukan masyarakat di sekitar jembatan.

"Jembatan ini menjadi jalur alternatif ke Malang menjadi lebih cepat. Kalau perempatan Kandangan macet, dapat melalui jembatan ini," ungkapnya.

Terkait perluasan jalan menuju akses jembatan telah dipikirkan untuk diperlebar. Namun upaya yang sama juga harus dilakukan akses dari wilayah Malang.

Kepala Bidang Humas PT GG Tbk Iwhan Tricahyono menyebutkan, pembangunan jembatan masih dalam rangkaian kegiatan Pasca Erupsi Gunung Kelud 2014.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved