Jendela Dunia

Raihan, Si Bocah Tarakan Yang Alami Sindrom Manusia Serigala

"Kadang orang datang ke rumah jauh dari kampung hanya untuk melihat saya. Mereka mengira saya dewa yang punya kekuatan lebih,"

Penulis: Aji Bramastra | Editor: Aji Bramastra
dailymail.co.uk
Muhammad Raihan. 

SURYAMALANG.COM - Dua media asal Inggris, Daily Mirror dan Daily Mail, sama-sama mengangkat kisah seorang bocah Indonesia bernama Muhammad Raihan pada Selasa (12/4/2016) hari ini.

Raihan, yang disebut berasal dari Mamburungan, Tarakan, Kalimantan Utara, mengalami apa yang disebut sebagai sindrom manusia serigala, atau werewolf syndrom.

Dalam bahasa medis, gejala kelainan tubuh ini disebut sebagai Hypertrichosis.

Ciri utama kondisi ini adalah pertumbuhan rambut yang tidak normal di sekujur tubuh.

Belakangan, kondisi ini sering disebut orang sebagai werewolf syndrom, karena mereka yang mengalami gejala ini, punya tubuh yang mirip dengan serigala jadi-jadian.

Disebutkan The Daily Mail, Raihan, yang tinggal dengan ibu dan empat saudaranya, mengaku tak malu dengan kondisinya.

Meski, teman-temannya sering memanggilnya dengan nama Hanuman.

"Aku tak terganggu dengan kondisiku ini. Kadang-kadang orang menertawakanku, tapi ada juga yang datang untuk mendoakan," kata Raihan.

Yang menarik, dikutip dari The Daily Mail, Raihan menyatakan bahwa banyak orang yang mengira dia sebagai titisan dewa yang punya kekuatan.

"Kadang orang datang ke rumah jauh dari kampung hanya untuk melihat saya. Mereka mengira saya dewa yang punya kekuatan lebih," katanya.

Ibu Raihan, Pardan, yang hidup menjanda sejak 10 tahun lalu, mengaku sudah membawanya ke beberapa dokter.

Tapi, Pardan menghentikan upaya pengobatan karena para dokter itu mengatakan, pengobatan hanya akan berakhir sia-sia.

Rambut di sekujur tubuh Raihan hanya akan tumbuh lebih lebat seiring berjalannya waktu, kata dokter kepada Pardan.

"Awalnya saya tak khawatir karena setiap anak berbeda. Tapi aku mulai terusik karena rambutnya tumbuh semakin lebat dan tebal," ujar Pardan.

"Bersama ayahnya, saya sudah membawa ke beberapa dokter, tapi tidak ada yang bisa mengobatinya,"

"Beberapa menyarankan operasi laser, tapi itu di luar kemampuan kami, sehingga kami menyerah," ujar Pardan.

Pardan mengaku menyerahkan semuanya kepada Allah, dan ia masih berharap ada keajaiaban buat anaknya.

"Dia berkah dari Allah, dan saya percaya, kelahirannya adalah kehendak Allah. Aku mengajarkannya untuk tidak pernah protes kepada keadaannya," sebut Pardan.

Raihan sendiri tak merasa sedih dengan dirinya.

Ia malah merasa diberkahi karena berbeda dengan teman-teman sebayanya.

Bahkan, untuk bersyukur, ia bercita-cita menjadi seorang imam masjid.

"Saya bahagia seperti ini, dan tidak ingin diobati," kata Raihan. (Daily Mail)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved