Malang Raya

Mahasiswa di Pukul dan Diancam Pakai Clurit, Universitas Tribhuwana Tunggadewi 'Panas'

"Saya juga sudah melakukan visum di RSSA. Saya dipukul sekali di kepala dan diancam pakai clurit,"

SURYAMALANG.COM/Hayu Yudha Prabowo
Puluhan Mahasiswa Universitas Tribuwana Tunggadewi (Unitri) menggelar aksi demontrasi di halaman kampus setempat, Kamis (12/5/2016). 

SURYAMALANG.COM, LOWOKWARU - Rektor Universitas Tribhuwana Tunggadewi (Unitri) Kota Malang akan merestrukturisasi pengelolaan parkir kampus.

Hal itu dilakukan pascaterjadinya aksi pemukulan mahasiswa Unitri oleh oknum jukir di kampus itu, kemarin, Rabu (11/5/2016).

Korbannya adalah Petrus Gleko (25), mahasiswa Ilmu Administrasi Negara. Kepalanya kena pukul oknum jukir dengan tangan kosong.

Petrus mengaku akan ditarik parkir oleh petugas yang tidak memakai seragam. Namun ia sudah menyatakan dirinya mahasiswa Unitri.

Untuk mahasiswa Unitri, tidak ada pembebanan uang parkir asal menunjukkan STNK dan KTM (Kartu Tanda Mahasiswa).

Karena ada kekerasan di kampus dengan tindakan premanisme, puluhan mahasiswa kampus itu berdemo.

Mereka mengenakan jas almamater warna ungu dan membawa spanduk. Rektorat Unitri pun bersikap setelah ada aksi itu.

"Rektor ingin merestrukrisasi pengelolaan parkir kampus. Hari ini, Pak Rektor tidak bisa menemui teman-teman. Namun Sabtu (14/5/2016), pukul 11.00 WIB akan melakukan musyawarah bersama," jelas Agung Suprojo SKom MAP, Kabiro Kemahasiswaan Unitri saat hadir di aksi demo mahasiswa

Dalam SK Rektor No 225/2015 tentang kerja sama dengan pihak ketiga pengelola parkir, bagi mahasiswa Unitri tidak ada penarikan uang parkir.

Selain itu, petugas parkir harus memakai seragam. Oknum jukir yang melakukan pemukulan sudah diamankan di Polsek Lowokwaru tak lama setelah kejadian.

"Saya juga sudah melakukan visum di RSSA. Saya dipukul sekali di kepala dan diancam pakai clurit," ungkap Gleko.

Ditambahkan Agung, dalam 10 hari terakhir ada petugas perbantuan pakir. Mereka tidak berseragam.

"Demo ini merupakan aspirasi mahasiswa untuk memberikan input buat kampus agar suasananya harmonis, nyaman dan berpendidikan," kata Agung.

Menurut dia, kejadian itu dipicu kesalahpahaman. Gleko menyatakan dirinya masuk kampus jam 11.30 WIB. Ia melewati penjaga parkir. Ia melihat petugas parkirnya bukan wajah biasanya.

Sehingga ketika diminta uang parkir, ia kemudian menyatakan agar jukir itu berkoordinasi dengan pimpinannya. Sebab mahasiswa Unitri tidak dikenakan biaya parkir.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved